From: Coklat Coklat <namakucok...@yahoo.com> Subject: [PersIndonesia] Debat Capres II: Mengapa JK Begitu Energik dan Inspiratif? Date: Friday, June 26, 2009, 3:53 PM http://public. kompasiana. com/2009/ 06/26/debat- capres-ii- mengapa-jk- begitu-energik- dan-inspiratif/ Debat Capres II: Mengapa JK Begitu Energik dan Inspiratif? Oleh dorespande - 26 Juni 2009 Debat Capres putaran ke-2 cukup atraktif. Syukurlah sudah tidak terlalu banyak aturan yang membuat capres tidak bebas. Saya memberi apresiasi tinggi pada moderator ibu Aviliani yang cukup aspiratif untuk memberi keleluasaan pada ketiga kandidat untuk dapat mengekspresikan dirinya dengan visi, misi, ide dan programnya masing-masing. Secara kasat mata saya melihat Megawati penyampaiannya filosofis dan makro. Ini agak mengherankan. Padahal masalah pengentasan kemiskinan dan pengangguran sebenarnya “santapan sehari-hari” dalam kampanye Mega - Prabowo. Iklan Mega-Pro demikian “galaknya” jika menyentuh soal kemiskinan dan pengangguran. Di samping itu, baik Mega dan Prabowo dalam kampanye sudah begitu banyaknya membuat gebrakan agresif dan janji-janji dengan rakyat jelata. Mengapa tidak disampaikan saja? Ada dua kemungkinan: Mega ternyata tidak begitu tega untuk menyerang pemerintahan incumbent di depan publik atau Mega khawatir untuk mendapat serangan balik tiba-tiba oleh SBY. SBY tampil sebagaimana biasanya: tertib, sistematis dan informatif. Beliau banyak membeberkan bukti keberhasilan di era pemerintahannya dan karena itu perlu untuk terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Di tema pengentasan kemiskinan ini, ternyata masih sempat kata-kata “pasar modal” dan “rasio” terlontar. Mungkin ini tidak disengaja. Keunggulan SBY dalam debat kali ini: sangat tepat waktu dalam menjawab pertanyaan moderator. Secara umum: Paparan SBY cukup komprehensif dan akademis. JK yang di awal oleh moderator dipersilakan untuk keluar dari podium jika beliau mau, langsung tidak menyia-nyiakan kesempatannya. Ketika beliau sudah keluar dari “sarangnya” barulah kita bisa melihat performance JK yang telah lama kita kenal selama ini: cerdik, energik dan inspiratif. Seperti pada debat pertama, JK mengawali presentasinya dengan terlebih dulu menjelaskan tentang tujuan negara: menyejahterakan bangsa. Ini pasti punya alasan tersendiri. JK secara tersirat ingin memberi pesan pada rakyat bahwa “inilah arah yang akan kita tuju” dan “saya siap untuk menahkodai kapal Indonesia ini menuju tempat itu dengan selamat sentosa”. Saya memberi nilai lebih terhadap JK dalam debat ini. sejauh yang saya amati, inilah performance terbaik dari seorang JK. Menarik untuk dilihat bahwa JK ternyata sanggup mengubah suasana kaku menjadi cair dan hidup. Megawati yang terkenal sangat pendiam akhirnya tak bisa menyembunyikan senyum manisnya ketika JK mulai menyerang SBY di awal presentasinya. Kritik JK pada SBY tentang “pengusaha rambut hitam” membuat SBY terdiam seribu bahasa. Sentilan JK soal “jingle Indomie” membuat SBY tersenyum simpul. JK bicara blak-blakan soal Boediono yang menduduki uang di Bank Indonesia dan pernah tidak setuju proyek 10.000 MW. Mendengar itu SBY tak bisa diam untuk membela kompatriotnya. Syukurlah pembelaan SBY itu langsung diredam dengan joke-joke JK yang segar. Suasana panas pun langsung kembali segar dan rileks. Ketika ditantang oleh moderator dengan pertanyaan nakal, “Jika BBM naik apa yang akan dilakukannya sebagai presiden”, maka hanya JK yang secara cepat dan sigap menjawabnya dengan sangat konkrit. Beliau janji untuk memerintahkan mobil mewah untuk membeli pertamax, angkutan umum disubsidi dan BLT untuk rakyat miskin dilanjutkan. Sebuah jawaban yang berani dan beresiko tinggi. Tapi inilah sebenarnya kepribadian khas dari JK: berani mengambil-alih resiko dan tanggung jawab, walaupun kebijakannya nanti mendapatkan caci-maki dari rakyat. Bicara tentang program-program pengentasan kemiskinan, diam-diam JK ternyata berbakat juga untuk jadi seorang inspirator. “Memang, program-program seperti memberi ikan atau pancing itu bagus, tapi itu belum cukup. Disamping memberi pancing, bangsa ini harus bisa bikin perahu!” tandas JK dengan penuh semangat. Hal ini kemudian ditambah lagi dengan janji JK untuk memberi anak-anak muda pinjaman tanpa agunan jika mereka ingin berwirausaha. Jujur saja, sebagai seorang yang juga tengah berjuang di sektor wirausaha, saya terharu mendengar kata-kata ini. Saya mengharapkan nanti akan semakin banyak mendapatkan teman-teman muda yang energik dan dinamis dalam berbisnis. JK bukanlah orator ulung yang pintar menyihir pendengarnya. Bicaranya juga terkadang kurang dapat dipahami: melompat-lompat dan tidak sistematis. Tapi ada 3 hal yang menjadi kelebihan JK. Beliau bicara dari lubuk hati, maka kata-katanya jadi lebih berisi. Beliau memberi inspirasi karena ia sangat meyakini setiap kata-demi kata yang terucap dari mulutnya. Dan kata-kata dari JK sangat hidup karena bicara berdasarkan pengalaman, kerja keras dan perjuangannya sendiri selama ini. Satu hikmah yang bisa saya petik dari seorang JK: Pengalaman dan Perjuangan tidak bisa dibeli dengan uang. [Non-text portions of this message have been removed]