http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/utama/1598248.htm Kamis, 03 Maret 2005
Demi Gaji, Ribuan TKI Ilegal Tetap Bertahan Jakarta, Kompas - Ribuan tenaga kerja Indonesia ilegal yang bekerja di Kuala Lumpur dan sekitarnya belum mau kembali ke Indonesia. Mereka memilih tetap bertahan di Malaysia guna memperjuangkan gaji yang belum dibayar majikan. Untuk menghindari razia, mereka menugasi sejumlah orang guna memata-matai gerakan polisi dan aparat Malaysia. "Risiko terburuk apa pun kami siap hadapi. Pokoknya, kami takkan tinggalkan Malaysia sebelum mendapatkan gaji yang masih ditahan majikan. Uang itu adalah hak yang harus kami dapatkan," kata Lius (35), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja sebagai buruh bangunan di kawasan Flora Damansara, Selangor, Malaysia, yang dihubungi per telepon dari Jakarta, Rabu (2/3). Di kawasan itu sedang dibangun enam unit kondominium. Setiap unit direncanakan memiliki 26 lantai. Pembangunan keenam gedung tersebut melibatkan sekitar 1.000 pekerja, dan 85 persen berasal dari Indonesia. Bahkan, 90 persen dari TKI itu berstatus ilegal. Sejak November 2004 gaji para pekerja tidak pernah dibayar. Setiap kali ditagih, mereka langsung dihadapkan dengan preman atau polisi. Bahkan, dua bulan terakhir majikan tak pernah datang lagi ke lokasi proyek. Sekitar 350 orang sudah kembali ke Indonesia selama masa pengampunan (29 Oktober 2004-31 Januari 2005) dan masa Operasi Nasihat (1-28 Februari 2005). Sisanya memilih bertahan di Malaysia untuk mendapatkan gaji. Selain di Damansara, ratusan TKI ilegal yang bekerja di kawasan Sungai Pusu, Pahang, dan Sungai Buluh juga masih tetap bertahan di Malaysia. Pantau polisi Sejak digelar operasi razia pada 1 Maret 2005 TKI ilegal itu tetap bekerja sebagai buruh pada sejumlah proyek bangunan di kawasan Damansara. Saat bekerja, mereka juga menugasi beberapa temannya untuk memantau keberadaan polisi serta sukarelawan yang diberi tugas memburu dan menangkap pendatang tanpa izin. Pemantau tersebut dilengkapi telepon seluler. Jika diketahui ada polisi yang mulai mendekat, langsung dikabarkan kepada TKI lainnya. Seketika itu pula para TKI ilegal tersebut langsung menghilang ke kawasan hutan. Pada malam hari, jelas Lius, mereka tidak lagi menginap di gubuk yang dibangun di dalam kawasan pembangunan kondominium. Mereka memilih menginap di tempat terpencil dan kawasan hutan yang diyakini sulit dideteksi dan dijangkau petugas razia pendatang ilegal. "Kami sadar, permainan kucing-kucingan dengan polisi Malaysia ini risikonya besar. Tetapi, jika kami menyerah dan pulang ke Indonesia, berarti majikan benar-benar diuntungkan. Ini yang kami tak rela," ujar Jubairi, TKI asal Madura. Menurut Lius dan Jubairi, kasus majikan nakal tersebut telah dilaporkan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Akan tetapi, laporan itu tidak ditanggapi serius. Setiap hari puluhan TKI datang mengadukan tunggakan gaji, tetapi yang dilayani maksimal lima orang. "Mungkin karena kami ini orang kecil dan pendatang haram sehingga kurang dipedulikan. Majikan yang dilaporkan pun tak pernah dipanggil KBRI untuk dipertemukan dengan kami," ujar Lius yang sudah 17 tahun merantau dari Flores. Ingin kembali Dari Nunukan, Kalimantan Timur, dilaporkan bahwa minat TKI untuk kembali ke Malaysia ternyata tetap tinggi. Salah satu indikasinya adalah loket penanganan satu atap TKI di Kantor Balai Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) Kabupaten Nunukan yang dipadati TKI yang mengurus dokumen untuk kembali ke Malaysia. Pelaksana Harian Kepala BP2TKI Nunukan Ruman Tumboh yang dihubungi di Kabupaten Nunukan mengatakan, tiap hari ratusan TKI mengantre untuk mengurus dokumen agar bisa segera kembali ke Malaysia. "Setiap hari, terutama beberapa hari terakhir ini, setidaknya 500 TKI antre mengurus dokumen untuk kembali ke Malaysia," kata Ruman. Hingga saat ini penanganan TKI sistem satu atap di Nunukan sudah menerima aplikasi dari 3.715 TKI yang ingin kembali. Penanganan TKI sistem satu atap di Nunukan dimulai 23 Februari lalu. "Saya sempat berbicara dengan beberapa TKI. Mereka menyatakan tidak takut untuk kembali ke Malaysia karena gaji mereka masih ditahan pihak majikan. Selain itu, karena mereka tetap ingin bekerja di sana," ujar Ruman. Ruman menambahkan, seharusnya pemerintah terus memperjuangkan masalah pembayaran gaji TKI yang banyak ditahan ini. "Ini persoalan serius. Banyak TKI yang datang ke Nunukan tidak membawa apa-apa. Seharusnya lebih banyak lagi pengacara untuk memperjuangkan gaji TKI yang ditahan agar segera dibayarkan," katanya. Sementara kedatangan TKI di Nunukan dari Tawau, Malaysia, berangsur menurun, mencapai ratusan orang saja. "Puncaknya memang pada tanggal 28 Februari, pemulangan TKI sampai pukul tiga dini hari mencapai lebih dari 2.000 orang," ujar Ruman. Ratusan ditahan Dari Kuala Lumpur dilaporkan bahwa Pemerintah Malaysia kembali menahan ratusan pekerja ilegal yang masih berada di negeri itu setelah masa amnesti berakhir 28 Februari 2005. Sebagian pekerja ilegal yang lolos dari kejaran Pemerintah Malaysia dilaporkan memang melarikan diri ke tempat- tempat persembunyian. Pejabat Kantor Imigrasi di Malaysia mengatakan, pada hari kedua Operasi Tegas Pemerintah Malaysia telah memeriksa 5.521 pendatang. Sebanyak 563 di antara mereka ditahan karena tidak memiliki dokumen sah. Laporan lain yang dikeluarkan kelompok pembela hak asasi manusia (HAM), Rabu, menyebutkan sedikitnya 860 pekerja ilegal ditangkap pada hari pertama operasi. Surat kabar Star, yang mengutip pejabat imigrasi Malaysia Ishak Mohamad, mengatakan, hingga hari Selasa lalu sudah 760 pekerja ilegal yang dijebloskan ke tahanan. Pekerja ilegal yang tertangkap kebanyakan berasal dari Indonesia dan Filipina. Di Manila, Kantor Departemen Luar Negeri Filipina menyatakan, warga Filipina yang ditahan di Malaysia selama Operasi Tegas berjumlah 100 orang. Kelompok pembela HAM Tenaganita mengatakan, 100 pekerja ilegal Banglades juga ditahan petugas imigrasi Malaysia ketika mereka mencoba keluar dari Malaysia melalui bandar udara. Selain itu, sejumlah warga Eropa dan Amerika Serikat turut ditahan di beberapa kawasan karena bekerja secara ilegal, padahal mereka masuk ke Malaysia dengan visa sosial. Warga Eropa yang ditahan terdiri dari 23 Perancis, lima Inggris, satu Italia, dan satu Kroasia. Warga Amerika Serikat yang ditahan sebanyak dua orang. (AFP/AP/BSW/JAN/Ray) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/