Nuansa Pos Minggu, 26 Juni 2005 Demonstran Kecam 'Penista' Agama Rus'an Resmi Jadi Tersangka
Besusu, Nuansa Pos Ratusan massa muslim di Kota Palu, Sabtu (26/6) kemarin siang menggelar aksi unjuk rasa, mengecam pemberitaan Radar Sulteng yang dinilai telah melecehkan Agama Islam. Para demonstran yang bergerak dari PB Alkhaeraat di Jln. SIS Aldjufri (Palu Barat) itu mendatangi Polda Sulteng di Jl. Sam Ratulangi (Palu Timur) dengan melakukan long march menyusuri sejumlah jalan protokol sepanjang 1,5 kilometer. Sambil mengusung sejumlah spanduk dan pamflet berisi kecaman terhadap penulis dan media massa, mereka juga membagikan selebaran kepada masyarakat di sepanjang jalan yang dilalui. Abdul Haq, Koordinator lapangan pengunjuk rasa mengatakan kedatangan mereka di Mapolda Sulteng untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan sekaitan dengan tulisan pada kolom opini di Harian Radar Sulteng edisi Kamis (23/6) yang telah menodai agama Islam. "Kami minta aparat penegak hukum segera menangkap oknum yang menghina umat Islam itu sekaligus memberikan hukuman yang seberat-beratnya," katanya ketika membacakan pernyataan sikap demonstran di depan Mapolda Sulteng. Abdul Haq juga mendesak aparat keamanan menutup sementara Harian Radar Sulteng yang dinilai menerbitkan berita meresahkan Umat Islam tersebut, hingga proses hukum terhadap semua oknum yang terlibat dituntaskan. Tuntutan demostran itu langsung disikapi Kapolda Sulteng Brigjen Pol Drs. Aryanto Sutadi MSc. Menurutnya pihaknya sudah melakukan proses penyelidikan terhadap kasus tersebut sebelum ada permintaan dari masyarakat, sebab tulisan di kolom opini Radar Sulteng itu telah memenuhi unsur penondaan terhadap agama. Sementara penanggungjawab sehari-hari dan penanggungjawab kolom opini Radar Sulteng akan dimintai keterangan pada Senin (27/6) oleh Reskrim Polda Sulteng "Diminta atau tidak diminta, saya secara proaktif menyikapi tulisan di Opini Radar Sulteng, kemudian melakukan penyelidikan dan langsung menetapkan Rus'an sebagai tersangka,"ujar Kapolda dihadapan demonstran. Massa yang bergerak dari Kompleks Al-khairat jalan Sis-Aljufri Palu Barat, usai mendatangi dan menyampaikan aspirasi di Mapolda, melanjutkan long Mars ke kantor redaksi Radar Sulteng yang terletak di Jalan Yos Sudarso Talisi Palu Timur. Massa tidak hanya diikuti para pelajar Alkhairaat, tapi juga para tokoh, ilmuwan dan politisi seperti Manaf Ladjambo, HS Saleh Muhammad Al-Jufri MA serta beberapa tokoh Alkhairaat lainnya. Di depan kantor Radar Sulteng, massa sempat membakar ban mobil, sehinga membuat pemandangan menjadi lain. Sedikitnya 6 perwakilan mereka melakukan negosiasi dengan pihak managemen Radar Sulteng. Dalam pertemuan itu suasana sedikit tegang, karena tuntutan para pendemo agar menurut sementara Radar Sulteng lambat disikapi Pimpinan Redaksi Kamil Badrun. Sampai-sampai H Manaf Ladjambo selaku penanggung jawab demo meminta agar Radar Sulteng mau sedikit berkorban demi kemaslahatan umat dengan menutup Radar Sulteng sampai ada kesejalasan proses hukum atas para pelaku. Alasan pemuatan opini yang sampai lolos karena tidak diketahui penanggung jawab sehari-hari Udin Salin dan penanggung jawab opini Prof Dr M Basir Chyo SE MS, sama sekali tidak diterima oleh perwakilan demo, terlebih lagi dengan adanya permohonan maaf setelah opini itu dimuat. Menurut Korlap Abd Haq, sekalipun Radar Sulteng membuat berita atau permohonan maaf sebanyak 16 halaman, tidak akan mengobati hati umat Islam yang luka akibat pemuatan opini yang ditulis Rus'an. Yang salah satunya pernyataannya menyatakan keprihatinannya terhadap merebaknya korupsi di Indonesia yang tak kunjung jenuh, bahkan telah menggrogoti sendi-sendi perekonomian dan keuangan negara. Ia juga juga mengecam para elit negara yang dinilainya sebagai biang dibalik maraknya kasus korupsi tersebut. Bahkan dalam tulisan itu terkesan telah menjustifikasi bahwa bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim sebagai bangsa yang paling korup. Menyikapi hal itu Pimpinan Radar Sulteng Kamil Badrun Ar mengatakan tulisan it sama sekali tidak ada unsur kesengajaan apalagi ingin melukai perasaan umat Islam. Tapi semata-mata karena keteledoran. "Demi Allah, saya sama sekali tidak sengaja memuat tulisan opini yang ditulis Rus'an sehingga telah melukai perasan umat Islam," ujarnya sambil mengatakan kalau dirinya juga adalah ketua Ranting Alkhairaat Palupi. Walhasil semua yang hadir dalam pertemuan itu lebih mengutamakan penyelesaian tanpa ada yang merasa dirugikan. Apalagi salah satu tuntutan demonstran diamini, bahwa Radar Sulteng tidak akan terbit selama 3 hari sejak hari Minggu hingga selasa. Usai menyampaikan tuntutannya masa kembali dengan tenang dan damai. Menanggapi tuntutan pengunjuk rasa, Kapolda Sulteng Brigjen Pol. Drs Arianto Sutadi MSc yang menerima mereka mengaktakan pihaknya sudah melakukan proses penyelidikan terhadap kasus tersebut sebelum ada permintaan dari masyarakat, sebab tulisan di kolom opini Radar Sulteng itu telah memenuhi unsur penondaan terhadap agama. Dalam tulisan berjudul : Islam Agama Yang "Gagal" tersebut, penulis ini menyatakan rasa keprihatinnya terhadap merebaknya korupsi di Indonesia yang tak kunjung jenuh, bahkan telah menggerogoti sendi-sendi perekonomian dan keuangan negara. Ia juga mengecam para elit negara yang dinilainya sebagai biang di balik maraknya kasus korupsi tersebut. Namun dalam tulisan itu terkesan telah menjustifikasi bahwa bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim sebagai bangsa yang paling korup. (Np6) Islam Agama yang "Gagal" Oleh Rus'an* PENULIS suatu ketika pernah melontarkan pernyataan yang membuat teman-teman yang mendengarnya agak terkejut, pernyataan saya adalah "masih" berfungsikah agama" pernyataan ini saya ungkapkan tidak lebih dari keprihatinan saya melihat bangsa ini, bangsa muslim terbesar di muka bumi tetapi juga bangsa yang paling terkorup, fondasi moral yang rapuh merupakan sebab utama mengapa setelah sekian lama kita merdeka, budaya korupsi, penyelewengan dan sebangsanya, tampaknya juga belum mencapai titik jenuh. Yang terjadi adalah gelombang korupsi semakin marak dan menghebat. Petualangan mereka (meminjam istilah Syafii Maarif) dalam menggrogoti sendi-sendi perekonomian dan keuangan negara dari hari ke hari semakin tidak tidak dapat dikontrol, inilah tindakan kebiadaban yang dilakukan oleh para elit negara. Yang lebih parah lagi adalah kasus dugaan korupsi yang dilakukan petinggi dan mantan petinggi Departemen Agama. Salah satu yang menjadi tersangka adalah mantan menteri Agama, Said Agil Al-Munawarah, (Said artinya Bahagia, Agil cerdas, Al Munawwar orang yang diberi cahaya), nama yang cukup bagus, nama yang sangat Islami tapi sayang hanya tinggal nama besar, mereka mempertontonkan sebuah kejahatan moral yang cukup dasyat, tokoh agama yang seharusnya selalu menjadi teladan moral. Malah Dana Abadi Umat (DAU) 700 triliun menguap dengan mudah berkat kolusi dan korupsi. Pantas saja semua orang lebih suka nonton sinetron dari pada mau mendengar nasihat-nasihat para tokoh agama yang penuh dengan retorika belaka. Tak berbeda jauh dengan judul di atas yang mungkin banyak melukai perasaan saudara kita yang mangaku muslim, saya cuplikkan dalam tulisan ini penggalan dari buku Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi (Komaruddin Hidayat 1995) "mengapa agama yang diyakini benar, hebat dan tinggi, dan di sisi lain realitas perilaku para pemeluknya yang sama sekali berbeda dengan ajaran agamanya. Dalam ajaran Islam ada sebuah pernyataan yang biasanya diyakin oleh kaum Muslim sebagai sabda Nabi Muhammad SAW yaitu penegasan bahwa "Islam itu sangat tinggi, dan karenanya tidak ada yang lebih tinggi darinya. "Pernyataan itlah yang kini sering didengungkan oleh para da'I untuk menegaskan bahwa Islam itu hebat dan tinggi sehingga bila terjadi penyelewengan dan kezaliman yang dipersalahkan adalah para penganutnya, karena dianggap tidak memahami sekaligus tidak mempraktekkan ajaran agamanya secara benar. Dan jawaban inilah yang dipakai oleh teman saya dalam sebuah diskusi kecil "bukan agama yang gagal, tapi pelakunya yang tidak mengamlakan ajaran agama,"demikian jawabannya secara spontan yang penuh dengan semangat dan sifat prontal. Sekilas memang argumen tersebut bisa diterima. Tapi bila dikritisi, maka akan timbul pertanyaan "jika ajaran Islam itu memang benar, hebat dan tinggi, tapi ternyata tidak mampu mempengarhi para pemeluknya, lalu dimana pembuktian kebenaran, kehebatan dan ketinggian ajarannya itu? Dan apa gunanya ajaran Islam yang benar, hebat dan tinggi itu tapi tidak mampu mempengaruhi perilaku pemeluknya?" Dan kalau mau kata-kata yanglebih keras, sebenarnya agama di Indonesia itu "gagal". Gala semua. Orang pergi ke mesjid, sembahyang, puasa, zakat, naik haji, dan sebagainya, inilah perilaku beragama yang penuh dengan simbol, menurut Cak Nur orang beragama seperti ini hanya berhenti pada simbol belaka, dan jelas tidak berguna buat kemaslahatan umat. Kata Allport, cara beragama semacam ini tidak akan melahirkan masyarakat yang penuh kasih sayang. Sebaliknya, kebencian, iri hati dan fitnah, serta segala penyakit hati masih tetap berlangsung. Mungkin praktek keagamaan seperti inilah yangmembuat tokoh dunia sekaliber Karl Mark sangat kecewa dengan agama dengan mengatakan "Agama merupakan candu bagi masyarakat. Agama merupakan candu bagi masyarakat. Agama merupakan suatu minuman keras spritual". Inilah sikap karl Marx terhadap agama. Agama dipandang sebagai penyebab penindasan, eksploitasi kelas dan lebih jauh lagi penyebab munculnya imajinasi-imajinasi non produktif. Sehingga kaum komunis menganggap agama sebagai racun dan harus dibinasakan keberadaannya. (Vladimir Lenin, 1905). Berbagai bantahan dari tokoh Islam dengan menyatakan bahwa pandangan Karl Marx itu sangat bertentangan dengan Islam. Syamsuddin Ramadhan misalnya dengan tegas mengatakan bahwa Islam memandang bahwa dibalik alam, kehidupan, dan manusia ada yang menciptakan, yakni Alkhaliq. Walhasil Islam adalah agama sempurna dan agama yang diridloi oleh Allat swt. "Dan Kami menurunkan kepadamu (Muhammad) al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu, da sebagai petunjuk, rahmat, dan khabar gembira bagi orang muslim" (Q.S.an Nahl:89). Demikian ayat diatas sebagai bantahan dari pandangan Marx terhadap agama. Tapi persolaannya apa yang tertulis dalam kitab suci bukan realitas. Kita hidup dalam masyarakat bukan dalam sebuah kitab suci. Bukankah realitas masyarakat kita adalah masyarakat korup, bermental penindas, dan penuh dengan topeng-topeng agama. Boleh jadi arwah Karl Marx akan berkata "bukankah kesimpulan saya dulu itu benar?" Akhirnya kepada semua elit bangsa, elit agama, mari sejenak kita menengok ke belakang melihat bagaimana sebuah tokoh yang kekuasaannya besar akhirnya tumbang karena meremehkan penderitaan rakyat, Fir'aun, Haman, Qarun, dan Bal'am. Jalalddin Rahmat menggambarkan watak semua tokoh ini seperti Fir'aun adalah penguasa yang korup, penindas yang selalu merasa benar sendiri, tonggak sistem kezaliman dan kemusyrikan. Haman mewakili kelompok teknokrat, ilmuwan yang menunjang tirani dengan melacurkan ilmu. Qarun adalah cerminan kaum kapitalis, pemilik sumber kekayaan yang dengan rakus mengisap seluruh kekayaan massa. Bal'am melambangkan kaum ruhaniyun (kaum agamawan), tokoh-tokoh agama yang menggunakan agama untuk melegitimasikan kekuasaan yang korup dan meninabobokan rakyat. Akhirnya gabungan elit ini hancur karena tidak peka terhadap nurani rakyat kecil, tidak mau mendengarkan kebenaran, dan tidak ingin menegakkan keadilan. Dengan melihat realitas yang terjadi seperti yang digambarkan di atas kita harus memutuskan apakah "agama" masih memiliki makna bagi kehidupan manusia dimasa kini? Bila jawabannya tidak, maka itulah agama yang gagal. * Penulis adalah Dosen Yayasan Unismuh Palu Magister Pendidikan Sosiologi PERNYATAAN SIKAP KOMUNITAS MUSLIM KOTA PALU Menanggapi pernyataan saudara Rus'an salah seorang Dosen yayasan di Universitas Muhammadiyah Palu dalam sebuah opini yang termuat di Radar Sulteng edisi Kamis 23 Juni 2005 dengan judul "ISLAM AGAMA YANG GAGAL" adalah sebuah pernyataan yang dilontarkan oleh seorang pasien rumah sakit jiwa yang tidak memiliki agama. Dalam opini tersebut penulis mengungkapkan fakta dan realitas kehidupan beragama yang terjadi di Indonesia dimana bukti maupun kasus yang dijadikan indikator oleh penulis adalah sebuah fakta yang tidak beralasan dimana secara kebetulan pelaku korupsi di Indonesia memang beragama Islam tetapi hal tersebut tidak bisa kita klaim bahwa Islam agama yang gagal dan korup. Kalau kita membandingkan dan mengkaji beberapa peristiwa yang terjadi dibelahan dunia maka yang kita temui adalah bukan saja tokoh yang beragama Islam yang melakukan tindakan kejahatan. Sebut saja misalnya Hitler yang melakukan pembunuhan terhadap ribuan umat Yahudi, Corazon Aquino di Filipina seorang mantan presiden yang melakukan korupsi, perselingkuhan presiden Amerika dengan seorang wanita yang bukan muhrimnya. Apakah fakta tersebut bisa kita jadikan indikator untuk mengklaim bahwa agama yang mereka anut adalah agama yang tidak betul dan agama yang gagal? Atau mungkin kediktatoran Saddam Hussain selama 36 tahun menjadi presiden Iraq dan Suharto yang korupsi selama 32 tahun serta merta kita jadikan sebuah alasan untuk kita mengambil sebuah kesimpulan bahwa agama yang dianut oleh Saddam dan Suharto adalah agama yang dictator dan korup. Belum hilang dari ingatan kita peristiwa bom Bali yang melibatkan tersangka utama Amrozi dkk yang oleh pihak keamanan menjatuhkan hukuman mati buat mereka apakah itu kita akan jadikan sebuah alasan bahwa Islam adalah agama teroris. Yang harus dicermati oleh penulis (Rus'an) bahwa agama Islam adalah agama yang benar disisi Allah dan Muhammad adalah suri tauladan yang baik (Q.S. Al Ahzab Ayat 21). Kami bingung dengan penulis apakah selama dia menjadi seorang Muslim bersandar pada Qur'an dan Sunnah atau bersandar pada teori Karl Marx. Seharusnya yang dia jadikan referensi dalam mencermati setiap persoalan yang terjadi dimuka bumi ini adalah bersandar pada Qur'an dan Sunnah. Misalnya perilaku para pemimpin kita sekarang ini sudah tidak menggambarkan perilaku yang islami dan tidak mengikuti ahlak yang diajarkan oleh Rasulullah termasuk penulis. Kalaui dia mengambil referensi lain. Dalam konteks kekinian dimana begitu banyak para pakar maupun orang cerdik pandai dalam berbagai disiplin ilmu tapi ilmu yang dia miliki tidak mengandung keberkahan termasuk penulis artinya bahwa apa yang dia sampaikan tidak sama dengan apa yang dia lakukan. ARTINYA BAHWA YANG SALAH DAN GAGAL BUKANLAH AGAMA MELAINKAN OKNUMNYA SECARA PRIBADI. Coba penulis buka semua kita suci apakah ada ayat yang menganjurkan kepada semua pemeluknya untuk melakukan korupsi? Apalagi ada salah satu baik dalam tulisan penulis Bahwa Islam adalah Agama yang Terdiri dari Puasa, Sholat, Zakat, Menunaikan Haji hanyalah merupakan sebuah symbol. Ini penulis kutip dari pernyataan Nurcholis Majid. Mungkin penulis belum tahu bahwa dikalangan ulama di Indonesia bahwa Cak Nur adalah penganut faham sekuler dan bergaul dengan Jaringan Iblis Liar (JIL) dengan ketua Ulil Absar Abdallah. Menurut kami bahwa apa yang pernah dilakukan oleh penulis semasa hidupnya dan semasa dia menjadi seorang Muslim dalam beribadah tidak mendapatkan apa-apa dari ibadahnya olehnya kami menganjurkan kepada penulis untuk kembali belajar agama Islam dengan baik dan benar mulai dari tingkat sekolah dasar dan tidak cocok anda mengajar kalangan masyarakat intelektual (Mahasiswa). Penulis menurut hemat kami adalah seorang penganut dan pengikut ajar komunis gaya baru yang pernah ada di Indonesia hal ini terbukti dari referensi yang dia paparkan, selalu merujuk pada pikiran Karl Marx yang sangat terkenal dengan teori komunitasnya. Padahal mungkin dia tidak tahu bahwa diakhir hayatnya ketika Karl Marx meninggal dia juga mencari Tuhan. Untuk itu kami dari Komunitas Muslim Kota Palu menyatakan sikap 1. Mendesak kepada aparat keamanan untuk segera menangkap oknum yang menghina umat Islam dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya. 2. Mendesak kepada aparat keamanan untuk menutup harian RADAR SULTENG yang telah menerbitkan berita yang meresahkan umat Islam sampai proses hukum terhadap mereka yang menghina umat Islam sampai polemic ini benar-benar tuntas. 3. Jika tuntutan ini tidak diindahkan oleh Aparat Keamanan dalam waktu 1 x 24 Jam maka kami akan turun aksi dalam jumlah massa yang besar dengan cara sendiri untuk menyelesaikan Kasus yang menghina umat Islam. 4. Tangkap dan adili pimpinan redaksi harian RADAR SULTENG yang telah memuat berita yang telah menghina umat Islam. 5. Menghimbau kepada selurut umat muslim di Indonesia khususnya Sulawesi Tengah untuk merapatkan barisan bersama-sama melawan dan menghancurkan faham komunis yang mulai bangkit di sekitar kita.l Palu, 24 Juni 2005 KOMUNITAS MUSLIM KOTA PALU Abdul Haq Koord. Lapangan *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/