Refleksi: Di beberapa tempat di Afrika pihak ulama melarang diadakan imunisasi 
anti virus polio.


MEDIA INDONESIA
Selasa, 26 Juli 2005


Depkes Ajak MUI Dukung Imunisasi
Basmi Virus Polio



JAKARTA (Media): Departemen Kesehatan (Depkes) kembali akan melaksanakan Pekan 
Imunisasi Nasional (PIN) pada Agustus dan September mendatang. Hal ini 
dilakukan untuk mengantisipasi penyakit polio di Indonesia yang tingkat 
serangannya cukup tinggi. Untuk menyukseskan program ini, Depkes pun melibatkan 
para ulama.

"Setelah dilakukan risk assesment, direkomendasikan oleh WHO bahwa untuk 
mengantisipasi kemungkinan penyebaran lebih lanjut virus polio liar di 
Indonesia, pemerintah memutuskan melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 
secara serentak pada 30 Agustus 2005 untuk putaran pertama dan 27 September 
2005 untuk putaran kedua," kata Menteri Kesehatan dr Siti Fadilah Supari yang 
didampingi Menko Kesra Alwi Shihab dan Umar Shihab dari Majelis Ulama Indonesia 
(MUI) pada jumpa pers di Jakarta, kemarin.

Menurut Siti, kantor pusat WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyatakan virus 
polio yang menyerang Indonesia cukup ganas karena serangannya (attack rate) 
sangat tinggi.

Untuk itu, lanjut Menkes, sasaran PIN pada 2005 akan mencakup seluruh balita 
yang berjumlah 24,3 juta di seluruh provinsi di Indonesia. Saat ini Depkes 
sedang melakukan persiapan melakukan PIN dan membahas pembiayaan PIN yang 
melibatkan DPR, WHO, dan UNICEF. Diperkirakan biaya yang diperlukan untuk PIN 
2005 sekitar Rp230 miliar.

Adapun kebutuhan vaksin yang diberikan kepada balita sebanyak 66.770.440 dosis. 
Vaksin yang berasal dari PT Bio Farma sebanyak 49.770.440 dosis atau 71,3% dari 
kebutuhan total. Sisanya berasal dari bantuan agensi donor sebanyak 20 juta 
dosis atau 28,7%.

Menkes menjelaskan, selama dasawarsa 1995-2005 Indonesia telah bebas virus 
polio. Namun, pada 21 April 2005 kasus polio kembali ditemukan di Kabupaten 
Sukabumi, Jawa Barat.

Sampai dengan 17 Juli 2005 dilaporkan 291 kasus lumpuh layuh atau AFP (acute 
flaccid paralysis). Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, jumlah kasus 
positif polio liar berjumlah 149 anak, yang tersebar di 10 kabupaten pada empat 
provinsi, yaitu Jabar, Banten, Jateng, dan Lampung.

Menurut Siti, hasil mop up (imunisasi massal terbatas) putaran I sekitar Mei 
lalu mencapai 104% dengan jumlah 6.548.515 balita. Namun, pada mop up putaran 
II Juni lalu mengalami penurunan dan hanya 91,5% atau sebanyak 5.756.046 balita 
yang diimunisasi.

"Kendala utama tidak tercapainya target mop up putaran kedua karena adanya 
resistensi dari keluarga terhadap imunisasi polio, berupa rasa ketakutan adanya 
efek samping pemberian polio," katanya.

Imunisasi merupakan upaya pemberian kekebalan kepada tubuh untuk menangkal 
penyakit tertentu. Bukan hanya penyakit polio saja yang bisa dicegah, sebab ada 
imunisasi untuk penyakit campak, gondok, cacar, dan sebagainya.

Tujuan imunisasi atau vaksinasi pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit 
berbahaya, atau seandainya terkena tidak menimbulkan akibat yang fatal. Ada dua 
macam imunisasi, yakni aktif dan pasif.

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan 
atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi 
sendiri. Contohnya imunisasi polio dan campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah 
penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. 
Contohnya penyuntikan ATS (anti tetanus serum) pada orang yang mengalami 
kecelakaan.

Dukungan ulama
Sementara itu, KH Umar Shihab mengungkapkan dukungannya dalam upaya pembebasan 
umat dari ancaman polio yang umumnya menyerang anak-anak dan balita.

"Vaksin polio juga telah dinyatakan halal oleh Komisi Fatwa. Jadi, kita 
mengharapkan kepada masyarakat luas supaya jangan ada kelompok tertentu yang 
mencoba membuat isu kalau vaksin polio itu tidak halal," jelas Umar.

Menko Kesra Alwi Shihab menambahkan, kedatangan ulama tidak lain dalam upaya 
menyukseskan program pemerintah. "Ulama-ulama di desa diharapkan memberi 
masukan agar turut menyukseskan PIN 2005," katanya.

Menkes juga menyatakan, selain Indonesia, kasus polio juga muncul kembali di 
Sudan setelah negara itu dinyatakan bebas polio pada 2001. Jenis virus polio 
yang menyerang Sudan kemungkinan berasal dari Nigeria dan kemudian menyebar ke 
Arab Saudi serta Ethiopia. ''Bukan hanya itu, virus polio juga menyebar ke 
negara Afrika dan Timur Tengah.''

Virus polio masih endemik di enam negara, yaitu Nigeria, India, Pakistan, 
Nigeria, Afghanistan, dan Mesir. "Karena itu, setiap negara yang telah bebas 
polio mempunyai risiko terjadinya importasi liar dari enam negara tersebut bila 
anak-anak di suatu negara termasuk Indonesia belum mendapat imunisasi," 
demikian kata Menkes. (Drd/H-4)

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke