refleksi:  Negara demokratik tentunya berbeda dari negara kleptokratik. Di 
negara demokratik semua warga masyarakat berdiri sama tinggi dan duduk sama 
rendah di depan hukum, sedangkan di negara kleptokratik makin tinggi kedudukan 
seseorang dalam masyarakat makin lebih kebal hukum. Kehebatan di Indonesia 
ialah para bandit koruptor bukan orang-orang kafir, tetapi mereka  yang setiap 
hari, setiap minggu,  setiap bulan dan setiap tahun, tidak pernah luput 
melakukan ritual ibadah   "Gott ist mit uns".  


http://www.suarapembaruan.com/News/2006/08/08/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Kasus Korupsi KPU 
Diskriminasi Usut Hamid, DPR Perlu Beri Tekanan ke KPK

[JAKARTA] Koalisi LSM untuk Pemilu Bersih dan Berkualitas meminta DPR memanggil 
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjelaskan mengapa terjadi perlakuan 
diskriminasi dalam pengusutan kasus korupsi Komisi Pemilihan Umum (KPU). 
Terutama dengan tidak dijeratnya sejumlah anggota KPU yang kini berada di 
lingkaran kekuasaan seperti Hamid Awaluddin yang saat ini menjabat Menteri 
Hukum dan HAM. 

"DPR perlu membuat rapat khusus membahas persoalan keterlibatan Hamid, hal itu 
perlu agar KPK bisa menjelaskan bagaimana duduk persoalannya. DPR perlu 
menangkap perasaan yang berkembang di masyarakat bahwa telah terjadi 
diskriminasi dalam penanganan kasus korupsi ini," ujar anggota koalisi LSM yang 
juga Sekjen Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian 
Salang, kepada Pembaruan di Jakarta, Selasa (8/8). 

Sementara peneliti dari Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi 
dan Sosial (LP3ES), E Sobirin menyatakan, saat ini masyarakat harus bergerak. 
Sebab terlihat sekali KPK sudah terpengaruh oleh kekuasaan. Sehingga mereka 
bersikap diskriminatif, terutama dalam menjerat Hamid. Pengakuan sejumlah saksi 
kasus segel surat suara Pemilu 2004 di pengadilan, seharusnya bisa menjadi 
bukti awal bagi KPK menetapkan Hamid sebagai tersangka. 

Saksi-saksi itu mengatakan, Hamid memimpin rapat pada 14 Juni 2004 dan 
menentukan harga segel surat suara sebesar Rp 99 per keping. Penentuan harga 
itu bukan dilakukan Daan Dimara, anggota KPU yang menjadi terdakwa kasus 
korupsi segel surat suara. 

"Jika sekarang KPK tidak bisa bergerak efektif, masyarakat melalui LSM bisa 
melakukan gerakan-gerakan yakni membawa persoalan ini ke lembaga-lembaga 
politik yang bisa melakukan tekanan, seperti DPR. Tentunya selain memberikan 
masukan kepada media massa via pemberitaan," tutur Sobirin. Sebastian 
melanjutkan, saat ini hampir semua lembaga yang diharapkan memberikan proses 
penegakan hukum sedang dilanda keprihatinan besar di kalangan publik. Yakni ada 
indikasi praktik hukum yang diskriminatif. 

"Perbedaan perlakuan terhadap orang yang memiliki kekuasaan dan yang tidak. 
Sekarang hukum hanya berlaku bagi orang yang tidak memiliki kekuasaan. Yang 
punya kekuasaan dibebaskan dari jerat hukum," kata dia. Dan ini terjadi di KPK 
dalam kasus KPU. Ada beberapa orang anggota KPU yang sudah mendekam di penjara 
dengan tingkat kesalahan yang dinilai publik sama. 

Sementara anggota lain, seperti Hamid, prosesnya bertele-tele dan tidak 
ditahan. Hal itu semakin memperkuat kesan tindakan KPK ini diskriminatif 
terhadap orang yang memiliki kekuasaan. 

Ada dua kemungkinan, pertama, KPK sedang mencari bukti yang cukup kuat untuk 
keterlibatan Hamid. Kedua, intervensi kekuasaan sangat kuat, sehingga 
melemahkan atau menjadikan KPK tidak berdaya sehingga berperilaku 
diskriminatif. 

"Kalau yang kedua terjadi, ini ancaman serius bagi eksistensi bagi KPK, dan 
lembaga penegak hukum kita," kata Sebastian. 

Sobirin mengatakan, persoalan Hamid akan menjadi beban bagi Kabinet Susilo 
Bambang Yudhoyono. Citranya akan buruk, karena salah seorang menterinya diduga 
memberikan sumpah palsu. Enam saksi sudah menyatakan dia terlibat dan menjadi 
aktor utama dari penentuan tender di luar aturan. 

"Tetapi masyarakat politik secara luas akan melihatnya ini bukan beban ke 
Yudhoyono, melainkan beban untuk Wakil Presiden Jusuf Kalla. Karena memang, 
Hamid adalah orangnya Jusuf Kalla," kata Sobirin. 

Publik mengetahui, Kalla berusaha mempertahankan Hamid sedemikian rupa agar 
terlepas dari jeratan hukum. Namun, lanjut Sobirin, jika Kalla tetap 
mempertahankan Hamid, dia akan rugi. Tidak hanya bagi citranya sebagai wakil 
presiden, tetapi juga bagi Partai Golkar. 

Sobirin menilai, faktor kekuasaan masih tetap menjadi hambatan KPK. Terutama 
dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka. Namun, jika Kalla bisa melepas 
Hamid, diperkirakan, akan memudahkan KPK mengusut tuntas kasus KPU. [Y-4] 


Last modified: 7/8/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke