Oleh : Tedi Rahardjo
 

Sebentar lagi tahun 2009 akan lewat.
Tahun 2009 akan hilang, lenyap bersama waktu.

Dulu, saat tahun 2008 hampir berakhir, kita pikir tahun 2009 adalah Tahun yg 
Baru...
Tapi sekarang, tahun 2009 (yg dulu pernah jadi thn baru itu) telah menjadi 
tahun yg lama...

Yang namanya waktu itu benar2 rajin,
dia tidak pernah berhenti barang sedetik pun.
Semua orang diseret oleh waktu, suka atau tidak suka.

Gadis yg cantik jelita suatu hari akan menjadi nenek-nenek yg ompong dan bawel 
yg encoknya sering kambuh.
Pria yg ganteng dan gagah, suatu hari akan menjadi engkong-engkong yg ngompol 
dan stroke yg sakit jantung.

Apakah hidup hanya seperti itu ?

Kerja..kerja..kerja.. lalu tua dan mati ?

Tidak juga, kalo dilihat lebih teliti...
Ada orang yg hidupnya singkat tapi sangat bermakna, ada orang yg hidupnya 
sangat panjang tapi sia-sia.

Nah, kalau anda ingin agar hidup tidak sia-sia, ini saya kasi bocoran sedikit...
Anda harus tahu bagaimana cara menghitung waktu dengan benar !!


Ada 4 cara menghitung waktu.


1. Cara Penjumlahan

Kalau hari ini kita berumur 17 tahun,
maka tahun depan umur kita akan bertambah 1 tahun menjadi 18 tahun.
Ini adalah cara menghitung umur yg paling sederhana, paling sesuai bagi anak 
kecil.
(kalau anda masih menghitung umur dengan cara ini, anda masih anak-anak)


2. Cara Pengurangan

Setelah semakin sering kita ber-ulang tahun, akhirnya kita sadar bahwa setiap 
kali kita ulang tahun, sebenarnya umur kita bukannya bertambah, tapi Berkurang !

Setiap kali ulang tahun maka sisa umur kita semakin sedikit, kita semakin dekat 
pada akhir hayat.

Orang yg sudah menyadari bahwa sisa hidupnya makin hari makin sedikit adalah 
orang yg sudah Dewasa.


3. Cara PerKalian

Setelah sadar bahwa umur kita terus berkurang, maka kita harus tahu cara 
menghitung waktu yg KeTiga yaitu bagaimana caranya melipatgandakan waktu yg 
kita miliki.

Misalnya saat kena macet dijalan, kita membaca buku (bisa dong kalo punya 
supir). Ini adalah contoh bagaimana kita melipatgandakan waktu.

Prinsipnya adalah :
dalam waktu yg sama, kita memperoleh lebih banyak.

Contoh lain adalah :
McDonald membuka cabang diseluruh dunia.
Saat pemiliknya sedang tidur pun, masih ada cabangnya dibagian belahan dunia 
lain yg sedang menghasilkan uang.

Coba kalau McDonald hanya punya satu cabang, berapa waktu yg dibutuhkan untuk 
mengumpulkan uang sebanyak yg dimilikinya sekarang ?
Mungkin butuh ribuan tahun...

Cara KeTiga ini adalah cara yg dipakai oleh orang-orang yg paling pandai 
diseluruh dunia.
Mereka memikirkan bagaimana agar dalam hidup yg singkat bisa melakukan 
produktifitas yg lebih besar, bisa memperoleh sebanyak mungkin.

Kalau kita berhasil memahami cara menghitung waktu Yg KeTiga maka kita adalah 
orang Pandai !
Tapi kita belum bisa dikatakan sebagai orang yg Bijaksana bila belum mengerti 
cara menghitung waktu yg KeEmpat.


4. Cara PemBagian

Setelah berhasil melipatgandakan waktu yg kita miliki dan mendapat begitu 
banyak hal dalam hidup kita, maka yg harus kita lakukan kemudian adalah : 
Membagikannya.

Kalau kita mendapat banyak ilmu, sebarkan semua sebelum kita mati, kalau kita 
mendapat banyak harta, bagikan semua sebelum ajal menjemput.

Seorang filsuf berkata, "orang yg mati dalam keadaan kaya adalah orang yg 
paling bodoh"

Maksudnya, uang itu buat apa ? kan gak bisa dibawa mati bukan ?
Memang sudah menjadi tugas kita untuk membagikan semua berkat yg pernah kita 
peroleh kepada orang lain.

Dengan memahami cara menghitung waktu yg KeEmpat maka hidup kita menjadi 
bermakna.
Maka kita tak akan menyesal kapanpun kita harus mati.


Resume  

4 Cara Menghitung Waktu

1. Cara Penjumlahan (caranya anak Kecil)
2. Cara Pengurangan (cara orang Dewasa)
3. Cara Perkalian (cara orang Pandai)
4. Cara Pembagian (cara orang Bijaksana)

 -----------------------------------------------

Sedikit tambahan dari Tedi Rahardjo…
 
sampai sekarang saya masih terus memikirkan cara yg ketiga,
gimana supaya hidup lebih produktif.
Supaya waktu kita yg terbatas ini bisa dipakai untuk mendapat lebih banyak.

Salah satu yg paling efektif adalah banyak baca.
Maka kita bisa menyerap hasil pemikiran orang lain yg sudah menghabiskan waktu 
bertahun2.

Contohnya, misalnya kita mau bikin sabun,
kalau kita harus meneliti sendiri mungkin butuh bertahun2 untuk bisa menemukan 
resep sabun.
Tapi kalau kita ke gramedia beli buku tentang pembuatan sabun, cukup lima menit 
waktu yg kita butuhkan untuk mendapatkan rahasianya.

Maka 5 menit waktu yg kita pakai untuk membaca, setara dengan waktu bertahun2 
yg dihabiskan oerang lain.

Kenapa ada orang tua yg umur 60 sudah pikun, kerjanya cuma minum kopi sore2 
sambil baca koran.
Tapi ada orang tua-orang tua lain yg memimpin negara dan memimpin perusahaan 
besar ?

Bedanya jauh sekali karena dimulai sejak saat masih muda.

Kalau kita tidak pernah berhenti membaca, bayangkan saat kita usia 60, sudah 
berapa banyak hasil pemikiran orang lain yg berhasil kita serap ?
(ditambah hasil pemikiran kita sendiri tentunya)

Tapi sayangnya kebanyakan orang tidak mau belajar lagi setelah lulus kuliah, 
makanya besok jadi kakek pikun.

Kemarin saya nonton liputan rumah bung Hatta di tv, ternyata koleksi bukunya 
mencapai 10.000 !
Wajar kalau dia punya kualitas yg berbeda dari orang kebanyakan.

 ------------------------------

Tambahan dari Narpati

Kebiasaanku membaca hal-hal berat berawal dari baca Kompas dan Tempo dan itu 
aku baca di rumah tetangga. Sampai akhirnya orangtuaku berlangganan dua itu 
(sampai Tempo dibredel di pertengahan 90-an), biar aku gak diajari macam-macam 
ama tetangga.

Dulu juga karena aku gak punya duit jajan buat ditabung, akhirnya kalau ke 
rumah tetangga seringkali cuma buat numpang baca buku tetangga. Dari komik 
milik temanku, sampai buku-buku ensiklopedia milik orang tua temanku.

Coba lain kali kalau baca koran, jangan cuma baca beritanya tetapi juga 
opininya (setiap koran pasti ada). Berbeda dengan berita yang biasanya sekedar 
melaporkan berita, opini biasanya berisi yaaa... opini *gubrak. Analisis 
terhadap sebuah masalah. Kadang-kadang pengetahuan si penulis dicurahkan di 
situ. Itung2 kuliah gratis (kalau korannya minjam).

Membaca tidak ada gunanya bila tidak melakukan dua hal:
1. dibagi pengetahuan yang didapat kepada orang lain
2. menerapkannya

kalau cukup cerdas, tambahkan
3. mengkritiknya untuk lebih maju dari si pengarang buku.

------------------------------
Tambahan lainnya

4. menulis kembali/menyimpulkan/menganalisa hasil bacaan

--------------------------------
Menyebarkannya, salah satu ciri orang bijak... 




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke