Perkenankan saya menanggapi diskusi
yang bagus antara pak Danar dan
mas Irwan, dalam subject:
"Diskusi tv-one 03/07/2008"

             ***
 
Nampaknya mas Irwan dan pak Danar 
sebenarnya tidak *-persis-* mengacu 
pada nama-nama negara barat yang sama. 

When each of you is saying about "european 
countries", I see that each of you could
actually be referring to different 'set' 
of western countries.

Kritik mas Irwan mengenai negara barat 
yang merupakan kekuatan imperialis di 
masa lalu memang lebih tepat jika di 
arahkan pada 'tipe' negara-2 'old-
europeans' seperti Spanyol, Inggris 
dan Perancis.

{
  dan untuk konteks abad-20, peran
  sebagai kekuatan 'imperialis' 
  terbesar dipegang oleh Amerika :-)
}

                  ***

Kalau kita telaah benar-benar, konflik
'berdarah' yang melibatkan 'Islam' melawan
'barat/eropa' di masa pasca Perang Dunia 
II, apa yang disebut sebagai 'pihak barat' 
sebenarnya akhirnya "mengerucut" pada 2 
bangsa Anglosaxon: USA dan UK!

dengan beberapa perkecualian yang 'langka'
seperti:

  -> perang 'kemerdekaan Aljazair' melawan
     Perancis tahun 1950-an

  -> invasi Uni-Soviet di Afghanistan th. 1979

  -> perang Balkan (Bosnia & Kosovo) th. 1990-an

Konflik di Palestina juga sebenarnya mengerucut
antara kelompok-2 Muslim yang mendukung Palestina
melawan negara yang paling getol mendukung Israel:
USA.

Awalnya yang dihujat oleh Osama bin Laden kan
juga USA & UK, dan bukan negara-2 eropa yang
lain.

                    ***

Harus saya akui, pak Danar cukup 'jeli' 
untuk memilih beberapa negara kecil Eropa 
yang relatif 'bersih' dari 'dosa imperialisme' 
di masa lalu. 

Ini sambil mengingatkan bahwa Islam di 
dalam sejarah juga pernah terlibat 
perbuatan imperialisme. Kalo mo dibuat
perhitungan 'akuntansi' antara dosa & 
jasa para penjajah di masa lalu, termasuk
penjajahan oleh Sriwijaya & Majapahit 
ya pasti akan puanjang diskusinya,

masing-masing bisa punya versi laporan
'akuntansi' yang berbeda :-))

                   ***

Apa yang beberapa kali di kemukakan pak
Danar selama ini, bahwa justeru dalam 
kenyataanya saat ini negara-negara non-
Muslim yang telah berhasil mewujudkan 
tatanan masyarakat dengan tertib-hukum/
order yang justeru 'konon-secara-teoritis' 
dicita-citakan oleh Islam.

(tentu dengan berbagai 'catatan' di sana-sini).

Apa yang diutarakan pak Danar tsb. sebetulnya
juga diakui oleh banyak Muslim yang merantau
di negara-negara maju seperti di negara-2 EU 
ini. There is no 'secret' about this 
acknowledgments.

Dengan beberapa 'koreksi/perbaikan' di sana-
sini, maka tatanan masyarakat di negara-2 
EU ini justeru lebih mendekati apa yang di
cita-cita kan oleh Islam: 

Ini jika Islam dilihat sebagai 'pesan 
universal' dan bukan hanya sebagai nama 
kelompok sebuah 'organized religion').

Saya masih ingat, tahun 1989/1990, ketika
pertama kali kenal dengan internet dan 
pertama kali ikut sebuah mailing-list yang 
dinamai ISNET (Islamic Network), yang setahu 
saya mailing-list Muslim Indonesia yang paling 
awal dibentuk.

Waktu itu, 'lurah/moderator' nya Isnet
mengatakan: contoh negara yang menurut
dia paling 'islami' waktu itu, adalah: 
Jerman.

---( ihsan hm )-------------------------


Irwan:
------
Kalau kemajuan mereka hasil dari SDA 
dan SDM mereka sendiri tanpa dari hasil 
penjajahan atas negara lain, apa yang 
berjalan di negara" eropa patut diacungi 
jempol..



RMDH:
-----
*** Dari penjajahan atas negara lain TAK 
mungkin muncul kemajuan. Tidak percaya?

Spanyol dan Portugal adalah negara penjajah 
pertama dan utama didunia, tetapi kini 
mereka termasuk negara Eropa yang ter-
belakang. 

Negara negara TER-maju di Eropa rata rata 
tak punya jajahan: Swiss, Denmark, Norwegia, 
Swedia, Austria... Mereka termasuk yang TER 
makmur didunia!

Jadi jangan kait kaitkan kemajuan negara 
dengan penjajahan, tidak match.

Irwan:
------
Akan beda rasanya kalau keberhasilan mereka 
dicapai dari tindakan kejam/bengis dan 
manipulatif.. sejak dulu sampai sekarang...

RMDH:
-----
**** Keberhasilan dalam menyusun masyarakat 
yang makmur tertata, atau islami menurut 
istilah bung Doni Doang, adalah hasil dari 
kemampuan me-manage negara. TAK mungkin 
hasil kebengisan. 

Singapura, misalnya, sangat berhasil menata 
masyarakat yang teratur, dan idam idamam 
mereka yang ingin bersyariat ( masyarakat 
islami), tetapi tidak bengis tu? Demikian 
pula Korea. Hongkong. Taiwan. 

Negara bengis sih tetap bengis saja, tak 
ada sangkut pautnya dengan keberhasilan 
mengatur negara, hingga dinamakan islami. 
Rusia, misalnya mampu sangat bengis, tapi 
makmur? sejak kapan?

Yang menjadi fakta, adalah, negara negara 
yang meraih nilai islami sesuai dengan 
definisi bung Doni Doang, adalah negara 
negara Non Muslim. 

Negara negara Muslim, TAK satupun yang 
memenuhi penilaian islami sesuai definisi 
bung Doni Doang (gratis sekolah, kesejahte-
raan masyarakat, dsb).

Mau makmur dan islami? Ya berkerja keras 
dan disiplin, tanpa embel embel agama. 
Sudah pernah ke Swiss?

Atau, saya keliru bung Irwan?
 
Salam pemakmuran



Kirim email ke