Posting ini saya fwd dari :http://www.dataphone.se/~ahmad/000530.htm
Stockholm, 30 Mei 2000 Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamu'alaikum wr wbr. TEOKRASI, TIRANI DAN DIKTATOR BUKAN BAGIAN DARI ISLAM Ahmad Sudirman XaarJet Stockholm - SWEDIA. PANDANGAN HANKMAN TENTANG ISLAM, PANCASILA, UUD1945, TEOKRASI, DIKTATOR DAN PENDIDIKAN "Sdr. Ahmad Sudirman. Saya sering membaca tulisan anda yang telah membantu memperlebar wawasan tentang Islam. Disamping itu, saya punya pendapat yang berbeda mengenai pendirian Indonesia sebagai negara Islam, alasanya telah saya uraikan dalam tulisan saya "Agama, Negara, dan Tirani". Pada dasarnya perbedaan selalu ada dimana-mana, baik perbedaan etnis, agama maupun pendapat. Perbedaan biasanya cenderung membawa konflik, jika tidak segera diatasi konflik akan berkembang menjadi sebuah pertikaian. Di lain pihak konflik tidak selalu menimbulkan pertikaian, tergantung dari cara penyelesaiannya. Lain Halnya dengan Masyarakat Indonesia, konflik selalu diakhiri dengan pertikaian berdarah. Apalagi hal yang ada sangkut pautnya dengan agama, meskipun persoalan pokok tidak terletak di agama, tetapi politik kelas atas. Permasalahan utama sebenarnya disulut oleh kelompok elit politik yang haus kekuasaan dan ketakutan diseret kepengadilan. Agama tidak lain hanya sebagai alat untuk mengilas lawan politik mereka atau pelindung diri. Contohnya tokoh seperti Amien Rais, Hamzah Haz, atau Yusril Ihza Mahendra yang senang membawa bendera Islam untuk memojokan Gus Dur dan Megawati, dari alasan wanita dilarang menjadi pemimpin sampai masalah komunis. Taktik yang sama juga diterapkan oleh mantan bos mafia Suharto dimasa jayanya. Pancasila dijadikan perisai dan alat melegitiminasi segala tindakan haram. Dia memanipulasi pengertian Pancasila dari idiologi negara menjadi sesuatu yang sakral. Makna hidup bertata-negara yang sesungguhnya hanyalah sebuah klise bagi masyarakat Indonesia. Meskipun pelajaran Pendidikan Moral Pancasial (PMP) dan penataran P4 yang diselengarakan sejak sekolah tingkat dasar sampai perguruan tinggi tidak menghasilkan apa-apa. Rakyat tetap saja tidak mengerti arti hidup bernegara yang dilandasi Pancasila, apalagi masalah komunis yang menjadi hantu di Indonesia. Takik yang digunakan oleh Suharto diterapkan kembali oleh kelompok yang dikenal sebagai islam fudmentalis, siapa saja yang menghalangi lajunya Amien Rais dan Poros Tengah menguasai kursi presiden dan pendudukung duet Gus Dur Megawati dianggap anti Islam. Kelompok elit politik ini juga mengajak (memprovokasi) rakyat untuk membunuh saudaranya sendiri dengan alasan perang suci demi membela Islam, maka terbentuklah laskar jihat. Bagaimana mereka membedakan antara Islam dan Non Islam? Bukankah agama adalah tata cara individu atau kolektif berkomunikasi dengan Tuhan? Pertanyaan yang sama tahun 1965, bagaimana membedakan antara pengagum PKI atau bukan? Akibatnya 1965, bunuh dulu , PKI atau bukan soal belakangan. Begitu pula sekarang, bunuh dulu, Islam atau bukan soal belakangan. Banyak orang yang beremosi tanpa mengunakan akal sehat, akibatnya hatam kromo, hantam sana hantam sini negara hancur. Seharusnya hati boleh panas tapi kepala tetap dingin. Selain itu, mentransformasi Indonesia sebagai negara agama bukanlah jalan keluar dari dilema yang sedang dihadapi. Banyak yang mengusulkan atau menginginkan agar Indonesia dijadikan negara Islam. Mungkinkah hal ini dapat diapplikasikan di negara ini. Mayoritas penduduk beragama Islam tidak berarti Indonesia adalah negara Islam, bagaimana dengan sisanya yang bukan Islam. Kita juga harus ingat jika tidak seluruh umat Islam di Indonesia benar benar menghayati dan mengerti secara mendalam nilai nilai agama tersebut. Ajaran Agama jauh lebih kompleks dari pada Pancasila dan UUD 45, sering kali konsepnya abstrak dan tidak mudah dicerna. Oleh karena itu sering terjadi kesalah pahaman dalam interpertasi dan pengertian apa yang tertulis dalam kitap suci. Penerapan norma agama sebagai hukum negara sangatlah sulit. Pertama, interpertasi yang sulit, pada umumnya kitap suci ditulis beberapa ribu tahun yang silam. Perbedaan jaman, kultur, cara berpikir, teknologi, kualitas pendidikan dan perkembangan lain diberbagai bidang pada waktu kitap suci ditulis dan sekarang tak dapat dipungkiri. Kedua, rakyat Indonesia menganut agama yang berbeda, meskipun mayoritas penganut agama adalah Islam. Adanya lima agama yang sah di Indonesia mencerminkan kehidupan masyarakat majemuk. Pancasila dan UUD 45 adalah hukum dasar negara yang disusun dan disetujui secara konstitusi, berfungsi sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara. Hukum ini memang dirancang berdasarkan hukum Islam yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebudayaan dan kultur bangsa Indonesia. Sehingga banyak undang undang yang mirip dengan perintah Tuhan. Selain itu, hak dan kewajiban sebagai seorang warga negara juga dicantumkan dalam UUD 45. Hukum semacam ini sangat penting untuk mengatur jalannya sebuah negara, karena negara adalah sebuah organisasi raksasa yang terdiri dari bermacam struktur masyarakat. Maka dari itu, hukum in disusun secara rinci, eksplisit, jelas dan mudah dimengerti. Sistem diktaktur adalah sebuah sistem yang dilaksanakan dengan absulate power (kekuasaan secara mutlak), tidak seorang pun yang dapat menentang kebijaksanaan sang pemimpin dan pemerintahan juga dijalankan secara otoriter. Biasanya sistem semacam ini mengandalkan kekuatan militer dan intimidasi. Demikian pula dengan negara yang menganut sistem theokrasi (negara agama), secara tidak langsung memberikan pemimpinnya absolut kekuasaan (kekuatan adidaya) seperti sistem diktator. Logikanya, Tuhan adalah Maha benar, Maha esa, Maha kuasa dll, segala firmanNYA tercatat dalam kitab suci dan pengertiannya tergantung kepada yang membaca. Kedua sistem ini tidak ada keseimbangannya (balance), secara dasarnya sistem macam ini dijalankan oleh one man show baik secara individu atau kelompok. Oleh karena itu, kekuatan tunggal semacam ini dengan mudah disalah gunakan demi kepentigan pribadi terutama jika ditinjau dari segi material. Sistem pendidikan yang mengandalkan hafalan sebagai patokan kepandaian seorang pelajar harus dirubah, karena sistem semacam ini hanya menghasilkan robot robot yang tinggal diperintah kesana kesini. Bayang apa gunanya menghafal mati sebuah mata pelajaran tanpa mengerti isi pokok pelajaran tersebut. Misalnya menghafal mati sebuah kitap suci tanpa mengerti apa yang dihafal dan tidak diamalkan dalam kehidupan sehari hari sama saja bohong. Saya harapkan diskusi ini akan membawa faedahnya bagi kita bersama. Salam sejahterah." (Hankman <[EMAIL PROTECTED]> ,Agama, Negara, dan Tirani, Sun, 28 May 2000) ISLAM TIDAK MENGAJARKAN PEMELUKNYA UNTUK MEMBANGUN NEGARA TEOKRASI DAN NEGARA TIRANI Ada tiga hal yang paling pokok dalam membangun Daulah Islam Rasulullah yang telah diajarkan Islam yaitu taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri. Jadi apapun yang telah dicontohkan dan disampaikan oleh Rasulullah, maka seluruh kaum muslimin harus meniru dan mentaatinya. Tetapi bukan berarti dengan adanya ketaatan yang harus ditunjukkan kaum muslimin kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri itu nantinya akan memberi jalan luas untuk terbentuknya penguasa yang bertindak sewenang-wenang yang menjurus kepada negara tirani dibawah penguasa diktator, melainkan Islam telah mengajarkan untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia dengan segala kebutuhannya melalui jalan musyawarah bersama dan apabila timbul pertentangan didalamnya harus dikembalikan kepada hukum-hukum Allah dan sunnah Rasulullah. Jadi dalam membangun negara, Islam telah memberikan pedoman kepada kaum muslimin untuk menjaga amanah, mengangkat, menerima, melaksanakan, dan mengawasi hukum-hukum Allah dengan adil dan membuat perdamaian. Adapun mengenai istilah teokrasi adalah berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata teos yang berarti tuhan dan kata kratos yang berarti kekuasaan. Atau dengan istilah lain disebut juga dengan cara memerintah negara yang berdasarkan kepercayaan bahwa Tuhan langsung memerintah negara. Dimana para pemimpin negara teokrasi ini mendapatkan legitimasi kekuasaan dari Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat dan memiliki wewenang untuk membuat hukum tanpa koreksi dari yang lain serta menganggap segala perbuatan penguasa negara teokrasi adalah terjaga dari perilaku yang salah dan dianggap suci. Sedangkan apa yang telah dicontohkan Rasulullah dalam membangun Daulah Islam Rasulullah adalah jauh dari apa yang disebut dengan negara teokrasi. Rasulullah justru menunjukkan bagaimana untuk membangun suatu kesepakatan bersama diantara berbagai kelompok yang memiliki berbagai adat kebiasaan, tradisi, agama untuk hidup dalam satu naungan daulah sebagai satu tempat untuk mengangkat, menerima, melaksanakan dan mengawasi hukum-hukum Allah. Jelas disini Islam melalui Rasulullah telah mengajarkan bagaimana melakukan suatu musyawarah untuk menghasilan kesepakatan bersama guna membangun dasar dan konstitusi negara yang sekaligus merupakan penjelasan dan penerangan bahwa Daulah Islam Rasulullah bukan satu negara teokrasi. Penguasa di Daulah Islam Rasulullah ditaati selama penguasa itu berpegang teguh, mengangkat, menjalankan dan mengawasi hukum-hukum Allah dengan adil dan menjaga amanahnya. Dan penguasa dalam DIR dipilih dan diangkat oleh rakyat, bukan mengangkat dirinya sendiri sebagai wakil Tuhan dan bertindak sewenang-wenang tanpa mendengar dari yang lain. PARA PENGUASA DAN POLITIKUS DI NEGARA PANCASILA TIDAK MEMPUNYAI MISI MEMBANGUN KEMBALI DIR Memang benar Amien Rais, Hamzah Haz, atau Yusril Ihza Mahendra adalah mereka semuanya muslim yang senang membawa bendera Islam. Tetapi tentu saja tidak berarti bahwa karena telah membawa bendera Islam lalu dianggap ingin membangun kembali DIR. Mereka itu semuanya adalah membawa misi dari apa yang telah diamanatkan oleh partai-partainya masing-masing. Hanya tentu saja dalam pelaksanaan misinya itu kadang-kadang berbenturan dengan lawan-lawan politiknya, seperti Gus Dur dan Megawati. Karena memang kalau sudah bertarung untuk mencapai kekuasaan, maka kadang-kadang apa yang telah digariskan Islam untuk membangun persatuan seagama dengan muadahnya hilang dari pikiran dan hati, sehingga yang ada adalah hanya ambisi bagaimana untuk mendapatkan kursi kekuasaan tersebut. Keadaan inilah yang sekarang sedang melanda tokoh-tokoh politikus di negara pancasila. Begitu juga yang dicontohkan rezim militer diktator Soeharto dengan pancasilanya. Dalam usaha mempertahankan kekuasaan, apapun cara akan dilakukannya. Disini memang tergambar jelas bahwa mentalitas Soeharto telah jauh menyimpang dari apa yang telah diajarkan Islam dan dicontohkan Rasulullah dalam membangun dan memimpin Daulah Islam Rasulullah. Dimana pancasila dijadikan alat pemersatu dan UUD1945 dijadikan konstitusi negara. Daulah Islam Rasulullah mempunyai konstitusi negara yang bersumberkan dari Undang Undang Madinah dan mempunyai dasar yang bersumberkan dari Al Quran dan Sunnah dengan menghormati agama-agama lain yang menjunjung tinggi hukum-hukum dengan pelaksanaanya yang adil dengan melaksanakan musyawarah dan menganggap semua manusia sama dihadapam hukum tanpa memandang asal, suku, kebangsaan dan ras. Tentu saja untuk membangun kembali Daulah Islam Rasulullah bukan melalui dengungan bunyi deklarasi atau proklamasi, melainkan melalui pembinaan dengan jalan pendidikan akidah, ketauhidan dan akhlak Islam kepada setiap muslim dimanapun tinggal dan hidup, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. DIR adalah merupakan konsekuensi logis dari telah tertancapnya keimanan, tauhid dan akhlak Islam dalam dada-dada dan semua perilaku muslim dimanapun berada. Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada [EMAIL PROTECTED] agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.* Wassalam. Ahmad Sudirman http://www.dataphone.se/~ahmad [EMAIL PROTECTED] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/