EKSEKUTIF NASIONAL
      FRONT PERSATUAN PERJUANGAN RAKYAT PAPUA BARAT
      [ EKNAS-Front PEPERA PB ]
       
      website  :http//www.kabarpapua.com
      Email    :[EMAIL PROTECTED]
       
      Perang saudara di Timika Rekayasa  Freeport
       
       
      Jakarta,25/10-2007-Konflik  Horisontal (perang suku) di Banti Distrik 
Tembagapura mile 68 Freeport sampai  sekarang belum dapat diselesaikan baik 
oleh kedua belah pihak yang bertikai.  Tragedi berdarah yang menelan korban 
tujuh orang dan 60 orang luka-luka sampai  dengan hari ini tidak ada solusi 
perdamaian. Konflik horizontal antara warga.  Kampung Banti dan Kimbeli sangat 
jelas berada dalam wilayah konservasi emas  yang dilakukan Freeport Mc Morant. 
Freeport diduga berada di balik huru-hara  yang memakan korban jiwa dan harta 
benda. 
       
      Konflik  Horizontal (perang suku) suatu irama konflik yang sering terjadi 
di Papua  dahulu. Namun sekarang konflik budaya dahulu ini kini menjadi 
cengraman konflik  kepentingan imperialis. Bentrok kelompok Dani dan Damal di 
kampung Banti  Tembagapura bermula dari pengeroyokan aparat terhadap Peres 
Magai yang  ditangkap aparat security FI-nasib Peres kemudian meninggal dalam 
Rumah Sakit  Freeport Tembagapura. Pihak Keluarga peres menuntut Freeport 
bertanggungjawab,  yang kemudian mengarah pada mobilisasi warga datangi 
freeport berbuntut pada  skenario perang suku sekarang.
       
      Keterkaitan  freeport indonesia dalam pertikaian di Tembagapura sangat 
disayangkan. Puluhan  tahun perusahaan Amerika tersebut tidak membuahkan hasil 
kedamaian di Papua.  Freeport terbukti gagal sejak menginjakkan kakinya di 
Papua sampai sekarang. Kejahatan  korporasi harus dihentikan demi keselamatan 
dan kedaulatan rakyat. Peristiwa  freeport yang mengerikan sebelumnya terjadi 
sampai kini. Diantaranya kejahatan  ekologi, kejahatan kemanusiaan dan 
kejahatan demokrasi. Rentetan masalah  seperti Penggusuran Suku Amungme dari 
grasberg ke Kwamki mengakkibatkan 75  persen generasi Amungme punah akibat 
geografis tempat tinggal berbeda.  Perlawanan suku Amungme tahun 80an, korban 
berjatuhan, rentetan kekejaman  militer memlalui operasi-operasi kopasus oleh 
Prabowo Subianto. Konflik antara  dulang tradisional dengan Aparat Freeport 
terjadi tiap pekan. Agustus tahun  2006, konflik kelompok pecah kembali di 
Kwamki. Konflik yang terjadi akibat  gesekan kepentingan tiga pihak;
 Freeport, Elite Lokal dan Militer Indonesia.  Namun konflik tersebut dapat 
tertasi ketika 2 buah mobil milik PT. FI ditembak  di mil 69. 
       
      Tutup Freeport! Keberadaan  Freeport Tidak menguntungkan Orang Papua.
       
      Suatu  hal yang pasti bahwa kedaimaian yang abadi dapat terwujud tanpa 
freeport.  Freeport hengkang dari bumi cenderawasih adalah solusi atas 
penyelesaian  masalah Papua Barat. Jakarta telah melecehkan beragam 
suprastruktur indonesia  dalam melindungi perusahaan Amerika. Walaupun 
perusahaan raksasa dunia terbukti  melanggar sejuta hak rakyat namun dibiarkan 
terus melakukan eksploitasi sumber  daya alam di Papua.
       
      Papua  Barat sampai sekarang tidak pernah terlepas dari jajahan kaum 
neoliberalisme.  Dahulu penjajahan di Papua sampai sekarang masuknya Indonesia 
dengan keberadaan  freeport semakin menunjukan sejatinya kolonialisme. 
Kebaradaan freeport  memperluas ruang-ruang keterpecahan, merekonstruksi watak 
rasisme komunal yang  kian parah dan mempraktekan kejahatan dalam segala hal.
       
      Perang  suku sekarang di Tembagapura kembali pecah akibat kerakusan 
aparat militer  dalam menjaga freeport selama ini. Dimana pemukulan dan 
penganiayaan terhadap  salah satu warga sipil kemudian meninggal dunia. Bagi 
Front PEPERA PB akumulasi  dari upaya persaingan elit suku sampai pada sabotase 
lahan bisnis aparat di  areal freeport inilah memicu konlfik perang suku 
kembali pecah setelah  sebelumnya perang yang sama terjadi di Timika. 
       
      Untuk  itu Eksekutif Nasional Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua 
Barat menyatakan  bahwa:
        
   PT.       Freeport Indonesia harus ditutup secara total dan tegakan keadilan 
di Bumi       Papua.
   Aparat       TNI-POLRI segera di tarik dari areal Freeport dan teritori 
militer lainya       di Papua.
   Terkait       peluncuran satelit di Pulau Biak Papua, Front PEPERA 
menyatakan segera di       hentikan, kedaulatan masayarakat adat harus dihargai.
   Sejumlah       operasi-operasi intelejen dan keleompok tertentu di Tanah 
Papua semenjak       bulan Agustus lalu sampai sekarang berujung pada teror, 
intimidasi dan       penculikan terus berjalan sampai sekarang.
   Berikan       Ruang Demokrasi dan Kedaulatan di Papua sebagai jaminan hak 
secara       universal.   
       
      Terimakasih.
       
       
       
       
       
      Arkilaus Baho
      Jurubicara Nasional
           
       
       
    

_____________________________
2DO BEFORE I DIE
.................
 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke