----- Original Message -----
From: "hoki j carter" <[EMAIL PROTECTED]>
Jacques Sauniere?
nama sauniere diambil dari tokoh asli, seorang pastor katolik di abad ke 19
yang bernama lengkap berrenger sauniere yang diceritakan dalam buku  holy
blood holy grail menjadi kaya mendadak dan tiba2 menjadi orang penting bagi
vatican setelah menemukan sesuatu dalam chapel.
berrenger sauniere menjadi kaya mendadak setelah ditempatkan bertugas sbg
pastor di lokasi dekat Rennes Le Chateau - wilayah Languadoc yg dulunya
menjadi pusat kerajaan Merovingian (ingat nama ini dalam buku da vinci
code?).

cerita sangreal dipublikasikan pertama kali di tv bbc thn 70-an dan mendapat
reaksi keras oleh gereja dan peneliti yg bekerja sama dgn bbc ini adalah
michael baigent dan richard leigh (leigh teabing :D) orang yang sama menulis
holy blood holy rail, yg bukunya dilarang beredar di philipine.
holy blood holy grail, rasanya pas dibaca buat yang tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut latar belakang sejarahnya.

homer



Mula Harahap <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
The Da Vinci Code
(Pembicaraan Tentang Buku)

Oleh: Mula Harahap

Robert Langdon, profesor simbolisme agama dari
Universitas Harvard diundang untuk memberikan ceramah
di Paris. Pada malam Langdon memberikan ceramah, di
Museum Louvre terjadi sebuah pembunuhan. Yang terbunuh
adalah Jacques Sauniere, kurator museum tersebut.
Bersamaan dengan Jacques Sauniere, maka di tempat yang
berbeda di kota Paris terbunuh pula tiga orang
lainnya.

Jacques Sauniere, bersama dengan ketiga orang lainnya
itu, adalah orang-orang kunci atau pemegang rahasia
dari Biarawan Sion. Rahasia yang dipegang oleh
organisasi yang telah berumur hampir 1.000 tahun ini
dianggap sebagai hal yang sangat krusial (bisa
mengancam)  eksistensi Gereja:

Yesus  menikah dengan Maria Magdalena. Mandat untuk
mendirikan gereja oleh Yesus ternyata diberikan kepada
Maria Magdalena, bukan kepada Petrus.  Ketika Yesus
disalibkan, maka oleh para muridnya Maria Magdalena
yang sedang hamil itu dilarikan ke Perancis. Diyakini
bahwa ia  melahirkan anak dan keturunannya masih ada
hingga sekarang!  Kini tulang-belulang dan dokumen
tentang dirinya--yang dikenal sebagai "holy grail"
atau "sangreal"-- tersimpan di sebuah tempat.

Dipercaya, bila dokumen tersebut dibeberkan, maka ia
akan meruntuhkan doktrin yang telah dipertahankan
selama 2000 tahun. Eksistensi Gereja Katolik bisa
berantakan. Karena itu, banyak fihak yang ingin
menguasai dokumen tersebut. Paling-tidak, acaman untuk
membeberkan dokumen tersebut bisa dipakai sebagai alat
untuk memeras Gereja Katolik.

Biarawan Sion juga bermaksud untuk membeberkan
"kebenaran" itu, tapi mereka masih menunggu saat yang
tepat. Entah kapan saat yang tepat itu, tidak ada satu
pun yang mengetahuinya.
Tapi sementara menunggu saat yang tepat itu, maka
mereka mati-matian untuk menjaga dan
mempertahankannya. Setiap saat, selama lebih dari
seribu tahun ini, selalu ada empat orang yang memegang
kunci atau petunjuk ke lokasi penyimpanan dokumen dan
tulang-belulang Maria Magdalena itu. Bila satu dari
empat orang kunci itu terbunuh dalam upayanya
mempertahankan rahasia, maka Biarawan Sion akan
menunjuk seorang baru sebagai pengganti.

Sebelum terbunuh, ternyata Jacques Sauniere telah
menyadari bahwa tiga temannya sesama pemegang kunci
telah lebih dahulu pula terbunuh. Didasari
kekhawatiran akan terputusnya rantai rahasia ini, maka
dalam keadaan sekarat, Jacques Sauniere mencoba
berkomunikasi dengan bahasa simbol dan sandi kepada
orang yang dianggapnya layak untuk menerima tongkat
estafet rahasia, yaitu Robert Langdon dan Sophie
Neveu, seorang ahli sandi di Kepolisian Perancis dan
yang--ternyata pula--adalah cucu dari Jacques Saniere
sendiri.

"Thriller" setebal 600 halaman ini jadi mengasyikkan
karena ia melibatkan beberapa tokoh dengan ambisi
masing-masing. Ada Kapten Bezu Fache dari "Polda"
Metro Paris yang pada mulanya mencurigai Robert
Langdon sebagai pelaku pembunuhan di Museum Louvre dan
ingin segera memebekuknya.  Ada Uskup Aringarosa,
pemimpin Opus Dei--sebuah organisasi militan di dalam
tubuh Gereja Katolik--yang berambisi untuk menguasai
dokumen tersebut dan memakainya sebagai senjata untuk
memeras Vatikan dalam upaya mendapatkan kekuasaan yang
lebih besar. Ada Silas "Si Albino", seorang rahib
anggota Opus Dei yang mau melakukan pembunuhan atas
keempat orang kunci itu atas perintah "Sang Guru" yang
tak pernah dikenalnya, dan yang motivasinya
semata-mata adalah demi menjaga doktrin gereja yang
selama ini diyakininya. Akhirnya ada Sir Leigh Teabing
(yang di akhir cerita terungkap sebagai "Sang Guru"),
bangsawan Inggeris yang selama hidupnya mencurahkan
waktu untuk menyelidiki rahasia besar itu dan ingin
sekali agar rahasia itu terungkap, yang memakai Uskup
Aringarosa, Silas dan beberapa orang lainnya sebagai
"pion"-nya.

"Thriller" atau cerita misteri ini menyangkut kisah
yang terjadi dalam waktu satu hari. Karena itu plot
cerita pun berjalan cepat. Ia terbagi dalam bab-bab
yang pendek. (Seluruhnya ada 105 bab!) Tentu saja,
pada awal cerita, sukar bagi kita untuk menebak siapa
sebenarnya pelaku pembunuhan dan apa kaitan tokoh yang
satu dengan yang lainnya. Melalui ke-105 bab inilah
secara perlahan-lahan misteri terungkap.

"Thriller" ini menjadi menarik karena ia berbicara
tentang simbol-simbol yang resmi dikenal dan diakui
dalam sejarah agama. Ia juga menguraikan simbol-simbol
yang banyak dibicarakan oleh para kritikus dalam
sejarah senirupa Kristen. Tapi, tentu saja, yang
membuatnya menjadi lebih menarik lagi ialah bahwa ia
dibumbui oleh rujukan ke berbagai gossip, dongeng dan
fantasi dari Abad Pertengahan.

Hal lain lagi yang membuat "thriller" ini menjadi
sangat menarik adalah penguasaan pengarang akan sandi,
anagram dan permainan angka-angka.

Sebelum mati, dengan memakai darahnya sebagai tinta,
Jacques Sanuier menulis, "O, Draconian devil! Oh, lame
saint!" Ternyata setelah memutar otak cukup keras,
Robert Langdon berhasil menerjemahkannya sebagai,
"Leonardo Da Vinci! The Mona Lisa". Dan di balik
lukisan itulah ia menemukan sebuah kunci yang
merupakan langkah awal menuju tempat penyimpanan
dokumen. Setelah kunci ditemukan, ternyata persoalan
belum selesai. Robert Langdon dan Sophie Neveu masih
harus memecahkan lagi teka-teki yang mengantar mereka
ke sebuah deposit di Bank Zurich. Di tempat terakhir
ini mereka memang menemukan sebuah kotak yang berisi
tabung pualam. Tapi kembali mereka harus memecahkan
teka-teki yang dibuat oleh Jacques Sauniere--salah
seorang pemegang rahasia--agar bisa membuka tabung
tersebut. Dan setelah berhasil membuka tabung,
lagi-lagi mereka menemukan secarik kertas dan
teka-teki yang harus dipecahkan, "In London Lies A
Knight A Pope Interred..."

Kejar-mengejar--diskusi memecahkan sandi (atau
teka-teki dan permainan
angka)--kejar-mengejar--diskusi mengenai sejarah agama
(atau gosip dan dongeng)--kejar-mengejar--diskusi
mengenai senirupa; itulah yang mengisi bab-bab yang
pendek dan berjalan cepat dari buku ini.

Perjalanan cerita banyak sekali diisi dengan
"permainan" simbol. Dan pengarang--yang diwakili oleh
Robert Langdon, professor simbologi agama dari
Universitas Harvard--mampu membuat kita terkagum-kagum
dan nyaris mempercayai apa pun yang diuraikannya.
Dengan enak ia menerangkan kepada kita makna di balik
lukisan Monalisa atau Perjamuan Terakhir karya
Leonardo Da Vinci. Dan bualannya tentang kaitan buah
apel sebagai simbol dosa, simbol perempuan dan simbol
inspirasi dari teori gravitasi Isaac Newton; boleh
jadi akan membuat kita manggut-manggut.

Banyak sekali anagram, teka-teki dan permainan kata
yang dilakukan dalam bahasa Inggeris oleh para tokoh
cerita. Hal ini agak mengherankan juga,
karena--kecuali Robert Langdon--semua tokoh cerita
adalah penutur dalam bahasa Perancis. Tapi sebagaimana
lazimnya penulis fiksi, dengan enaknya Dan Brown--sang
pengarang--"berkelit" bahwa bahasa Inggeris tidak
serumpun dengan bahasa Latin. Karena itu ia biasa
dipakai sebagai bahasa sandi. Alasan yang utama tentu
saja adalah bahwa Dan Brown--sang pengarang--orang
Amerika dan yang hanya bisa bertutur dalam  bahasa
Inggeris.

Begitulah, sebagaimana halnya sebuah cerita yang
berpretensi "real", maka--mau tak mau--pengarang harus
pula menyelesaikan kisahnya dengan manis dan "masuk
akal". Sang pengarang--Dan Brown--tidak bermaksud
menulis sebuah "science-fiction" Kristiani. Karena
itu, pencarian Robert Langdon harus diakhiri di sebuah
katedral di Skotlandia. Akhirnya profesor simbologi
agama-agama itu tak pernah mendapat jawaban pasti
apakah di bawah katedral itu benar-benar terkubur
tulang-belulang dan dokumen Maria Magdalena; atau
tidak.

Jawaban atas pencarian yang dilakukan oleh Robert
Langdon pun harus diakhiri  dengan simbol juga: Pedang
atau lelaki atau Yesus (dalam simbol segitiga yang
ujungnya menghadap ke bawah), dengan cawan atau
perempuan atau Maria Magdalena (dalam simbol segitiga
yang ujungnya menghadap ke atas), menyatu dalam sebuah
simbol baru yaitu "The Star of David".  Dan Robert
Langdon yang tampangnya mirip Harrison Ford itu pun
sepakat dengan Sophie Neveu yang bermata hijau seperti
zaitun itu, untuk melakukan kencan selama seminggu di
Florence, tanpa membahas museum, gereja, makam dan
karya seni. Lagi-lagi sebuah simbol!).

Hal yang menjadi gara-gara di dalam "thriller" ini,
yaitu apakah di bawah katedral di Skotlandia itu
memang ada atau tidak tulang-belulang dan dokumen
Maria Magdalena, ditutup dengan manis lewat dialog
Robert Langdon dengan Marie Chauvel, kurator museum
katedral di Skotlandia, yang ternyata--banyak sekali
"ternyata" di dalam fiksi yang memukau ini-- juga
adalah isteri dari Jacques Sauniere:

"Apakah Gereja memaksa suamimu untuk tidak membuka
dokumen-dokumen Sangreal pada Hari Akhir?" tanya David
Langdon.

"Ya, ampun. Tidak. Hari Akhir adalah legenda
orang-orang yang berpikiran paranoid. Dalam dokumen
Biarawan Sion tidak ada hari tertentu yang
mengharuskan dibukanya Grail. Kenyataannya Biarawan
Sion selalu menjaga sehingga Grail tidak akan pernah
diungkap."

"Tidak akan pernah?"

"Misterinya dan keanehan itulah yang bermanfaat bagi
jiwa kita, bukan Grail itu sendiri," kata Marie
Chauval lebih jauh. "Bagi beberapa orang, Grail adalah
cawan yang akan memberikan kehidupan abadi bagi
mereka. Bagi yang lainnya, itu merupakan pencarian
dokumen-dokumen yang hilang dan sejarah rahasia. Dan
bagi kebanyakan orang, aku menduga Holy Grail hanya
merupakan gagasan mulia...harta yang megah dan tak
dapat diraih yang memberikan inspirasi bagi kita walau
di dunia yang penuh kekacauan ini."

"Tetapi jika dokumen-dokumen Sangeral tetap
tersembunyi, kisah tentang Maria Magdalena akan hilang
selamanya," kata Langdon.

"Betulkah? Lihat di sekitarmu. Kisahnya diceritakan
melalui seni, musik dan buku-buku. Makin banyak setiap
hari...."  David Langdon puas.

Dan kita, yang selama membaca buku ini diliputi
harap-harap cemas (ingin tahu bagaimana jadinya jalan
cerita kalau rahasia Maria Magdalena itu diungkapkan)
pun puas. Kita menyadari, bahwa yang baru kita baca
itu hanyalah sebuah  fiksi yang plotnya memukau dan
uraian-uraian persoalannya menggelitik fantasi. Ia
bukan bukan sebuah karya teologi, sejarah
atau--apalagi--sebuah kitab suci yang baru. Karena itu
pula, ia tidak perlu menggoncangkan iman. Dalam ziarah
pemahaman kita, Da Vinci Code hanyalah sebuah
interlude, buatan seorang pencerita yang kreatif dan
piawai bernama Dan Brown.







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke