-------Original Message-------
 
From: Adam LF
Date: 01/09/08 02:55:57 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Thalabul ?Ilmiy and Mudzakarah Sites?] Tahun Hijriah: dari
Kalender ke Mu’...
 
Oleh: A. Dairobi Naji ([EMAIL PROTECTED]) 
Kenapa Islam menjatuhkan pilihan pada kalender qomariyah? Dalam al-Syamarikh
fi Ilm al-Tarikh, al-Hafizh Jalal al-Din al-Suyuthi Rahimahulloh mengungkap
bagian kecil dari mu'jizat al-Qur'an terkait dengan pilihan terhadap
kalender qomariyah.
Dalam QS al-Kahfi: 25, Alloh Subhaanahu wa Ta'aala berfirman: 
?????????? ??? ?????????? ?????? ??????? ??????? ???????????? ???????

Dan mereka tinggal dalam gua mereka selama tiga ratus tahun dan ditambah
sembilan tahun (lagi). 

Ayat ini tidak sekedar menegaskan berapa lama Ashabul Kahfi tidur di dalam
gua. Tapi juga menyiratkan sebuah konversi astronomik antara dua macam
kalender yang paling banyak digunakan oleh umat manusia.

Dr. Qurays Shihab dalam bukunya Menyingkap Mukjizat al-Qur'an memasukkan
ayat ini dalam kategori mukjizat ilmiah dari al-Qur'an. Betapa tidak, al-Qur
an secara akurat telah melakukan konversi kalender Syamsiyah-qomariyah,
sebelum dikenalnya ilmu falak di Arab dan bahkan Rasul yang membawanya
adalah seorang yang buta huruf. Dalam hitungan falak, bila tiga ratus tahun
Syamsiyah (Masehi) dikonversi ke dalam qomariyah (Hijriah), maka akan
terjadi selisih sembilan tahun (300 dan 309). Tahun syamsiyah berjumlah 366
hari sedang qomariyah 355. Terjadi selisih 11 hari. 300 dikalikan 11 menjadi
3300 (9 tahun).

Pilihan terhadap tahun qomariyah banyak ditegaskan dalam hadits. Dalam
sebuah hadits, Rosululloh bersabda: Berpuasalah kalian karena melihat bulan
dan jangan berpuasa (berhari raya) karena melihat bulan. Apabila kalian
terhalang oleh awan, maka sempurnakan jumlah bulan Sya'ban menjadi tiga
puluh hari (HR. Bukhory). Dari Abu Hurayroh Radhiyalloohu 'Anhu, Rosululloh
Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam bersabda: "Kemudian bulan ada yang dua puluh
sembilan ada yang tiga puluh. Bila kalian melihat rembulan maka berpuasalah
dan (begitu juga) bila melihatnya, maka jangan berpuasa (berhari raya).
Apabila kalian terhalang oleh awan, maka sempurnakan hitungan (bulan)
menjadi tiga puluh." 
(HR. Al-Nasa'i dalam al-Sunan al-Kubra).

Jelas sekali dalam hadits ini, Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam
menetapkan dasar kalender Islam pada peredaran bulan (qomariyah/hilaliyah).
Dan, Islam bukan yang pertama kali menggunakan peredaran bulan dalam sistem
penanggalan. Muhammad Ridha dalam al-Faruq Umar ibn al-Khotthob mencatat
bahwa sistem kalender yang digunakan Arab kuna hanyalah qomariyah. Namun,
pada masa-masa menjelang diutusnya Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam
mereka menggunakan dua kalender syamsiyah-qomariyah sekaligus. qomariyah
digunakan sebagai kalender keagamaan, sedangkan syamsiyah untuk urusan
politik dan lain sebagainya.

Namun demikian, Arab Jahiliyah tidak menggunakan hitungan tahun yang
permanen. Hitungan tahun berubah-ubah sesuai dengan peristiwa besar yang
mereka anggap paling penting. Patokan tahun berdasarkan peristiwa besar itu
juga bersifat internal, terbatas pada komunitas tertentu yang memiliki
kaitan erat dengan peristiwa tersebut.

Pada masa jahiliyah, kalangan Arab Mekkah dan sekitarnya pernah menggunakan
hitungan tahun berdasarkan kematian Amr bin Luhay, tokoh Bani Khuza’ah
pembawa agama musyrik di Mekkah. Setelah itu, mereka memulai hitungan tahun
dari tanggal kematian Hisyam bin Mughirah. Dan yang terakhir, mereka
mendasarkan hitungan tahun terhadap peristiwa invasi pasukan Abrahah ke
Mekkah dengan misi menghancurkan Ka’bah (al-Kahyyath dalam Durus
al-Tarikh).

Pasca masuknya Islam di Mekkah, komunitas muslim secara khusus menggunakan
peristiwa terutusnya Nabi Muhammad Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam sebagai
patokan hitungan tahun. Begitupula ketika Rosululloh hijrah ke Madinah, maka
patokan tahunnya berubah: dimulai dari hijrahnya Rasul itu.

Pasca peristiwa hijrah itu, orang Arab lambat laun menemukan patokan tahun
universal yang tidak berubah-ubah. Dalam Kitab fi al-Syuruth, Abu Zhahir
al-Zayyadi memberikan isyarat bahwa penggunakan hijrah sebagai patokan tahun
sudah dimulai semenjak masa Rosululloh. Disebutkan bahwa Rosululloh
menggunakan peristiwa hijrah sebagai hitungan tahun ketika beliau menulis
tanggal dalam suratnya kepada kaum nashrani Najran. Beliau menyuruh Ali bin
Abi Thalib Rodhiyalloohu 'Anhu. untuk menulis surat itu dengan menggunakan
hitungan tahun 5 dari hijrah.

Isyarat al-Zayyadi ini didukung oleh Ibnu Shalah dan al-Suyuthi dalam
al-Syamarikh. Mereka menyimpulkan bahwa peletak kalender hijriah itu adalah
Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam. Peletakan itu dilakukan pada
tahun kelima. Hal ini juga sesuai dengan riwayat Abu Salamah dari Ibnu
Syihab bahwa Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam memerintahkan untuk
membuat penanggalan dari kedatangan beliau ke Madinah pada bulan Rabi'
al-Awwal (Ibnu Asakir dalam Tarikh-nya).

Namun demikian, sejarah lebih banyak mencatat bahwa peletaknya adalah
Amirul-Mukminin Umar bin Khotthob Rodiyalloohu 'Ahnhu. pada bulan Rabiul
Awal Tahun 16 H (Juli 639 M) , dua setengah tahun setelah beliau menjabat
Khalifah. Pendapat ini di antaranya ditulis oleh al-Dzahabi dalam Tarikh
al-Islam dan Muhammad Ridha dalam al-Faruq Umar bin Khatthab.

Diriwayatkan dari Sa'id bin Musayyib: "Orang pertama yang menulis kalender
adalah Umar bin al-Kaththab, dua setengah tahun dari masa khilafahnya. Ia
menulisnya pada tahun 16 dengan meminta pendapat dari Ali Rodhiyalloohu 
Anhu.". Riwayat yang hampir sama di-takhrij oleh Ibnu `Asakir dari al-Sya'bi
dan Abi al-Zanad.

Secara resmi, Kalender Hijriyah memang dideklarasikan oleh Umar bin Khatthab
 Tapi, penggunaannya sudah dimulai semenjak masa Rosululloh Shollalloohu 
Alayhi wa Sallam. Dan menurut Ibnu al-Shalah dan al-Suyuthi, Rosululloh
adalah orang pertama yang menggunakannya, sedangkan Umar bin al-Khatthab
hanya mengikuti jejak Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam.

Ada banyak riwayat tentang bagaimana kronologi pendeklarasian Kalender
Hijriah oleh Umar bin al-Khatthab. Riwayat terpanjang diceritakan oleh
al-Suyuthi dalam al-Syamarikh. Ibnu Khaytsamah berkata: bercerita kepada
kami Ali bin Muhammad al-Mada'ini dari Qurrah bin Khalid dari Abi Sirin,
bahwa: Seorang laki-laki dari kalangan muslimin datang dari Yaman, kemudian
ia berkata kepada Umar: "Di Yaman, aku menemukan sesuatu yang mereka sebut
tanggal. Mereka menulisnya dari tahun ini dan bulan ini. Lalu Umar berkata: 
Ini betul-betul baik. Buatlah penanggalan!". Setelah sepakat untuk membuat
penanggalan, mereka bermusyawarah. Ada sekelompok orang yang mengatakan: 
(Penanggalan dibuat) dengan (berdasarkan) lahirnya Rosululloh Shollalloohu 
Alayhi wa Sallam." Kelompok lain berkata: "Dengan (berdasarkan) diutusnya
Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam. Kelompok yang lain lagi berkata: 
Ketika Nabi keluar dari Mekkah untuk hijrah". Ada yang berkata: "Dari
wafatnya Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam."

Kemudian Umar berkata: "Buatlah penanggalan dari keluarnya (hijrahnya) Nabi
dari Mekkah ke Madinah." Lalu ia berkata: "Bulan apa yang akan kita jadikan
permulaan untuk kita jadikan awal tahun?" Mereka berkata: "Rajab, karena
orang Jahiliyah menganggapnya sebagai bulan agung." Yang lain berkata: 
Bulan Romadhon". Sebagian lagi berkata: "Dzul Hijjah." Yang lain lagi
berkata: "Bulan keluarnya Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam dari
Mekkah ke Madinah." Dan yang lain berkata: "Bulan sampainya Rosululloh
Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam (dari Makkah) ke Madinah.".

Maka, Utsman berkata: "Buatlah penanggalan dari bulan Muharram, awal tahun.
Muharram adalah bulan mulia dan bulan pertama dalam hitungan (bulan).
Muharram adalah waktu kepulangan orang-orang saat melakukan ibadah haji."

Akhirnya, Muharram menjadi awal tahun. Hal itu terjadi pada tahun tujuh
belas (Hijriah) dan ada yang bilang tahun enam belas di pertengahan bulan
Rabi'ul Awal.


*) Penulis adalah santri Sidogiri
#) Add Text & Suroh (Arab) ; Admin


On-Line Source ;
http://www.sidogiri.com/modules.php?name=News&file=article&sid=442
Dipublikasi pada Wednesday, 09 February 2005 oleh admin sidogiri 
Personal On-Line Sites
http://adamlf.multiply.com
http://majlismudzakaroh.multiply.com

--
Posting oleh Adam LF ke Thalabul ‘Ilmiy and Mudzakarah Sites… pada 1/09/2008
09:57:00 AM 
 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke