Kisah Sinetron dihidup nyata
Kamis, 30 November 2006 Kisah Sinetron dihidup nyata Tadi malam aku ketemu dengan teman-teman senamku. Gundahku kemaren sedikit terobati dengan berhahahihi dengan mereka. Aku begitu seriusnya mendengarkan cerita Mba Emy. Bayangkan saja temen, apa benar wanita seperti ini exist didunia ini. Membayangkan cerita pahitnya aja aku miris dan sesak. Kok bisa sih dia begitu tabahnya menghadapi suaminya melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Aku kenal Mba Emy dan kira-kira 5 (lima) bulan yang lalu disebuah hotel tempat kami senam. Lama-lama kami menjadi agak dekat satu sama lain dan saling curhat tentang problema masing-masing. Mba Emy telah masuk hitungan puluhan tahun menikah dengan suaminya warga keturunan Cina Singapore. Menikah di Batam di salah satu gereja terbesar di Batam. Mengikuti agama suaminya dan nikah secara kristiani. Keluarga suaminya tidak menerima kehadiran Mba Emy sebagai menantu mereka karena berdarah pribumi jawa. Karena tak bisa dipisahkan lagi Mba Emy dan suami nekad menikah tanpa restu keluarga sang suami. Awal kejadian ini menjadi petaka dalam hidup Mba Emy sampai detik ini. Mertua dan ipar-iparnya selalu memperlakukan Mba Emy dengan buruk. Mereka menanggap derajat Mba Emy sama dengan pembantu mereka yang juga orang jawa di Singapore. Sering di hardik Stupid dan Ciak Sai jika berkunjung ke Singapore bersama suami. Mba Emy sama sekali tidak betah jika diajak berkumpul dengan keluarga suami karena diperlakukan tidak ramah serta dikucilkan didapur. Mba Emy sering menangis sendiri. Suatu saat suaminya yang juga pengusaha kecantol perempuan dari salah satu club malam. Sebagai pengusaha entertaiment menjadi hal yang lumrah bagi suaminya dengan mendatangi club-club malam. Disana sang suami berkenalan dengan wanita cantik keturunan Cina. Mereka jatuh cinta dan menikah di Singapore dengan restu pihak keluarga si suami. Keluarganya sangat senang karena akhirnya si anak menikahi juga wanita dari rasnya sendiri. Mereka melupakan Mba Emy yang menjadi istri sah si lelaki. Hati Mba Emy hancur ketika mengetahui suaminya menikah lagi dibelakangnya bahkan prempuan tersebut telah hamil. Suaminya membelikan dua buah rumah mewah untuk istri keduanya. Tiap pagi si istri kedua mendatangi rumah Mba Emy mencari-cari suaminya. Bergidik mendengarnya. Wanita yang mengambil suami orang berani-beraninya mendatangi dan menggedor rumah istri sah pertamanya. Benar-benar gila dan nekad. Aku begitu terkejut ketika kutanyakan respon Mba Emy dengan kedatangan perempuan itu. Mba Emy membukakan pintu rumahnya dan menyuruh perempuan itu masuk. Bahkan membawanya kekamar tidur mereka. Mba Emy mencium suaminya membangunkan dia dan memberitahukan ada yang datang. Sang suami bangun dan mengatakan akan pergi dengan istri keduanya sebentar. Suami dan istri mudanya bertengkar didepan Mba Emy dengan dialek daerah yang tidak dimengerti Mba Emy. Setelah keluar dan bertengkar si suami balik ke kamar lagi tidur. Mba Emy masih bisa bicara dengan bahasa halus pada rivalnya. Mengapa kamu mau dengan laki-laki yang telah beristri, kamu masih cantik dan muda pula. Padahal dengan kecantikannya dia bisa dapatkan laki-laki muda lainnya. Si istri muda tak bergeming. Suatu saat mertuanya dari Singapore datang berkunjung ke Batam. Mereka berkumpul dirumah Mba Emy. Sang mertua membawa oleh-oleh yang sangat mahal untuk menantunya. Tentu saja bukan untuk Mba Emy. Tapi untuk menantu kesayangannya. Mba Emy sama sekali tidak diberikan apa-apa. Sebelum Mba Emy turun dari kamarnya, istri muda dan suaminya menggandeng mertuanya dengan mesra menuju ruang makan. Mba Emy dilupakan dirumahnya sendiri. Saat berhampiran jalan dan Mba Emy melihat suaminya digandeng istri mudanya, hatinya hancur. Tapi suaminya berlari dan buru-buru menghampiri dan memeluk Mba Emy. Mungkin perasaan sangat bersalah dan malu membuat dia memperlakukan Mba Emy seperti itu. Istri mudanya menangis dan mengadu pada mertuanya bahwasanya dia diperlakukan buruk oleh Mba Emy. Yang tentu saja tidak dimengerti Mba Emy karena mereka berbahasa ibu lagi. Tapi teman Mba Emy yang juga orang chinese yang pada saat itu juga diundang langsung menjawab caci maki mertuanya Mba Emy karena tidak tahan melihat temannya diperlakukan buruk seperti itu. Mba Emy setegar baja dan setangguh karang. Dia tidak pernah menangis didepan suaminya diperlakukan sangat buruk. Saat sendirian airmatanya akan tumpah ruah. Sejahat apapun suaminya dia tetap memperlakukan suaminya seperti tidak terjadi apa-apa. Dia tidak pernah banyak bertanya. Dia diam seribu bahasa, bungkam. Dia tetap berlaku mesra dengan suaminya. Masa-masa buruk berlalu. Mba Emy terpaksa menerima kenyataan mesti dimadu. Perkawinan suaminya yang kedua tidak bertahan lama. Mereka mempunyai seorang putri dan kemudian kelak diasuh dan dibesarkan di Singapore oleh mertuanya. Sang mertua sakit. Anak-anak dan menantu telah menyerah untuk merawat si tua. Akhirnya mertuanya dikirim ke Batam. Dalam keadaan sakit begitu perlakuannya pada Mba Emy tidak berubah. Mba Emy seolah memekakkan telinganya dan membutakan matanya. Dia tetap merawat dan memperlakukan mertuanya seolah-olah ibunya sendiri. Sekian lama dirawat di Batam dengan kesabarannya, diakhir-akhir hayatnya setiap kali Mba Emy memijat kaki mertuanya, si mertua menangis dan minta maaf atas perlakuannya selama ini. Mba Emy diam tak bergeming. Sampai ajal menjemput penyesalan atas perlakuannya atas menantunya yang sabar dan baik hati dibawa sampai ke liat lahat. Keadaan rumah tangganya kemudian mengalir seperti biasanya. Dengan aktivitas kantoran dan menjalani rutinitas. Tapi sepertinya nasib kurang mau berbaik hati dengan Mba Emy. Apakah ini cobaan atau azab yang menimpanya? Kejadian yang sama terjadi lagi. Suami kembali berselingkuh. Kali ini lebih menyakitkan lagi. Sahabatnya sendiri merebut suaminya untuk dikawinkan dengan anaknya yang baru berusia 17 tahun. Karena harta butalah mata si teman dan tega mengkhianati temannya sendiri. Berbulan-bulan suaminya tidak pernah pulang bahkan sama sekali tidak pernah memberi kabar. Telponpun tidak pernah. Mba Emy pun tidak pernah mencari-cari dimana suaminya berada. Sekian lama Mba Emy ditinggal sendirian menanggung pahitnya kenyataan hidup untuk yang kedua kalinya. Mungkin bosan atau rasa bersalah yang dalam, suatu hari sang suami menelpon dan minta kembali. Mba Emy dengan tangan terbuka mempersilakan suaminya untuk pulang kerumah lagi dan membuka pintu rumahnya lebar-lebar. Suaminya pulang dan berjanji akan bertobat. Mba Emy menyambut mesra suaminya dan seperti dulu lagi menanggap tiada ada kejadian pahit terjadi. Suaminya jatuh sakit dan mesti operasi katup jantung. Mba Emy dengan setia merawat suaminya. Bahkan dalam keadaan sakit begitu si istri simpanan yang ketiga masih tega-teganya menelpon minta uang. Ah sedemikian sabarkah Mba Emy. Entah apa yang ada dibenaknya. Anak dari istri kedua suaminya mulai gede dan judes. Entah ajaran dari ibunya entah dari tante-tantenya. Si anak yang sudah berumur 11 tahun berani-beraninya berkata kasar pada Mba Emy. Dan anehnya Mba Emy tetap tidak bergeming. Tidak murka. Masih sabar bahkan masih bisa menerima kehadiran anak tirinya dirumahnya. Oh Mba Emy ...Mba Emy Apakah nasibmu yang malang, atau dirimu yang bodoh ataukah ini yang disebut kesabaran, ketabahan buta? Mencintai laki-laki yang tidak patut dan tidak pantas untuk dimaafkan apalagi dicintai begitu dalam. Ternyata kisah di sinetron itu ada. Ini salah satunya. Menjadi lilin dan membakar diri sendiri hanya untuk memberi terang untuk orang lain. Ah Mba Emy deritaku belum seujung kukunya deritamu. Tapi yang pasti aku tak akan bisa dan tak akan mau menjadi tokoh sepertimu. Terlalu sakit, terlalu hina dan rendah seolah tiada harga diri bergayut diragamu. Yang pasti aku salut akan ketegaranmu. Semoga berbuah bahagia dipenghujung hidupmu nanti dan berakhir surga atas kesetiaanmu. Yang belajar ketegaran The idealist dreamer __________________________________ Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. http://sg.movies.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/