------------------------------------------------------------------------------ From: Nadri Saadudin <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RUBRIK - Orang Minang Date: Mon, 30 Mar 1998 02:39:00 +0700
Assalamualaikum wr.wb. PRRI dan Buya Natsir itu............ Mengomentari tulisan Angku Jusfiq Sutan Marajo Lelo dari Cingkariang Bukittinggi yang kini dipengasingan Negeri Belanda tentang penilaian dan komentar beliau terhadap Buya Natsir dan Sutan Sjahrir pada milis rantaunet, saya mengatakan bahwa Sutan Sjahrir adalah seorang pahlawan Nasional , teladan yang membawa harum nama Minangkabau . Keteguhan pendirian beliau dalam berjuang untuk kemerdekaan Indonesia memang layak untuk mendapat pujian. Sayang diakhir hidup beliau taktik politik yang kumuh dari orde lama menjadikan Sutan Sjahrir wafat dalam tahanan , yang kesemuanya itu dilakukan oleh lawan politiknya sendiri yakni Sukarno. Politik memang kejam dan sadis dan tidak jarang pula tanpa pilih kasih memakan korbannya tanpa pandang bulu. Dan seorang lawan politik tidak jarang bakal menjadi musuh bebuyutan yang dilanjutkan oleh keturunan mereka pula . Sekali menjadi lawan selamanya akan tetap menjadi lawan. Dan Sukarno yang berada dipuncak kekuasaannya di awal tahun enampuluhan berhasil melumpuhkan lawan politiknya Sjahrir dengan menjebloskannnya kedalam penjara. Saya sebagai orang Minang sangat salut dan respek terhadap Sutan Sjahrir , orang Minang yang begitu teguh dalam pendirian sampai maut merenggutnya didalam tawanan Sukarno lawan politiknya.... Bagaimana dengan Buya Natsir? Berbeda dengan penilaian banyak orang Minang terhadap Buya Natsir , dalam posting yang sama saya menjuluki Buya Natsir itu dengan GEMBONG PRRI , sekali gus saya meminta pendapat Angku Jusfiq Sutan Maradjo Lelo tentang cendekiawan Islam terkemuka murid Hassan Bandung Ulama Persis yang terkenal itu. Sebelum Angku Jusfiq mengutarakan pandangannya terhadap beliau, tentu saja saya mengemukakan penilaian saya terhadap mantan Ketua Rabithah Alam Islami itu. Dan tentu saja dimata saya Natsir tersebut tidaklah bisa disejajarkan dengan Sutan Sjahrir yang saya pandang sebagai pahlawan Nasional , kendatipun kedua-duanya adalah putera Minangkabau dan dimata saya jelas berbeda dalam penilaian. Ucapan "gembong PRRI" ini membuat sebahagian besar milis rantaunet menjadi tersinggung dan berang karena umumnya dimata mereka Natsir adalah pahlawan Nasional dari kalangan Minang dan beliau adalah pahlawan Nasional yang lebih hebat dari semua pahlawan Minangkabau yang lain. Berbeda dengan penilaian saya terhadap Sjahrir yang saya pujikan pendiriannya yang teguh sampai maut menjemputnya di penjara Sukarno .....tentu saja Buya Natsir tidak bisa saya berikan secuil pujianpun. Bahkan menurut penilaian saya gelar pahlawan Nasional pun tidak layak beliau pikul. Ini adalah pendapat saya dan itu tentunya sah-sah saja. Tidak kurang dari yang muda sampai yang gaek jadi berang memburangsang dan tersinggung dengan sebutan GEMBONG PRRI yang saya berikan terhadap Buya Natsir itu . Maka secara bersambung bermunculan posting pada milis rantaunet yang memuji Buya Natsir setinggi langit sebagaimana dikemukakan oleh Angku Indra Sakti Sutan Batuah dari Lhoksemawe sampai-sampai seorang sahabat saya Ajo Dutamardin Umar dari Washington yang Ketua ICMI Amerika Utara menuduh saya "bakasam abih" ( dendam) dengan Buya Natsir yang pernah mengkafirkan dan memurtadkan Jemaat Ahmadiyah yang juga merupakan sekte yang saya anut itu.... Seorang perantau Minang yang paling tua dan aktif di rantaunet Inyiek Sjamsir Sjarief mengatakan saya sebagai orang yang mendiskreditkan Buya Natsir dan PRRI yang disebut oleh Inyiek Sjamsir sebagai Pak Imam yang paling berjasa terhadap bangsa dan negara. Dan hebatnya pula Inyiek yang bermukim di Santa Cruz California ini menuduh saya sebagai orang yang menyulut api serta tidak menghargai etiket per emailan...Selanjutnya beliau juga menyindir saya sebagai orang orang yang membawa angin tidak segar dalam milis rantaunet yang beranggotakan orang-orang Minang dari lima benua itu. Sebenarnya tidak ada salahnya kalau penilaiaian saya berbeda dengan kebanyakan orang Minang lainnya . Bukankah setiap kita berhak untuk menilai seseorang dan tidaklah suatu keharusan bahwa penilaian kita itu harus sama dengan kebanyakan orang? Demikian juga penilaian saya terhadap Buya Natsir yang dimata saya tidak layak menjadi pahlawan bukannya sekedar benci kepada beliau karena beliau pernah "mengkafirkan dan memurtadkan Ahmadiyah itu ....Sama sekali tidak, karena masih banyak orang lain yang sangat memusuhi Ahmadiyah tetapi saya masih bisa menghargainya secara semestinya dan proposional. Penilaiaian dan pandangan saya terhadap Buya Natsir itu tentu saja didukung oleh fakta sejarah, dimana beliau adalah orang yang mengorbankan Tanah Bundokanduang Minangkabau demi ambisi politiknya yang tidak kesampaian....kecewa kepada Bung Karno lalu "berontak" , berkolusi dengan sebahagian tentara di didaerah dan juga CIA Amerika selanjutnya melawan Pusat dengan mengajak orang-orang daerah lain sama-sama "pulang kekampung" dan menjadikan Tanah Minangkabau itu sebagai "tumbal" dari perjuangannya yang tidak diredhai Tuhan itu. ....(Kalau Allah meredhai tindakan Natsir itu, tentu saja PRRI itu berhasil dalam pemberontakannya.... tetapi nyatanya tidak sampai menghabiskan waktu dua tahun Gembong PRRI itu kemudian turun gunung dan selanjutnya "bertekuk lutut" kepada pemerintah Sukarno dengan meninggalkan orang-orang Minang yang lain terkatung-katung dalam hutan melanjutkan perjuangan beliau itu). Akibat dari PRRI ini Tanah Minangkabau betul-betul hancur baik dari segi moreil dan materiel ...Dan beberapa generasi muda Minang kehilangan harga diri yang bekasnya masih terasa hingga kini. Dan tentu saja orang yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah Buya Natsir itu, karena beliaulah biang keladi dari segala bencana itu. Ini hanya sekedar komentar dan penilaian saya terhadap Buya Natsir itu dan secara terus terang saya adalah termasuk orang yang sangat jengkel dan kecewa terhadap Buya Natsir dan PRRInya itu. Dan yang membuat saya semakin muak adalah sikap dari Buya itu sendiri yang sama sekali tidak pernah mengemukakan penyesalannya terhadap orang Minang baik secara langsung ataupun tidak langsung bahwa PRRI itu adalah suatu kekeliruan dan kekonyolan....( Sayang sekali , kalau seandainya betul apa yang dikatakan Sjafruddin Prawiranegara kepada Angku Jusfiq Sutan Marajolelo di Negeri Belanda bahwa beliau (Natsir) menyesal sekali atas tindakannya yang konyol dan keliru itu......, mengapa penyesalan itu tidak dikemukakannya secara terbuka dihadapan pers misalnya?). Kalau memang Natsir mengaku bahwa PRRI itu adalah suatu kekeliruan , saya kira orang-orang Minangkabau adalah sangat pemaaf , tidak pendendam dan cepat melupakan kesalahan orang lain kepadanya. Dan tentu saja pemberontakan PRRI itu sudah lama kita lupakan. Tapi beliau bukannya menyadari kekeliruan itu, tetapi beliau dan juga beberapa anak buahnya mencoba "mambana-banakan pulo" tindakan pemberontakan PRRI yang memang tidak diredhai Tuhan itu.... Wassalam, ambo dari dangau nan tirih.....Lareh Riau Barangin... Nadri Saaduddin ---------------------------------------------------------------------- Wassalamualaikum wr.wb. H. Nadri Saaduddin Kelompok Studi Islam Ahmadina Jalan Imam Bonjol 12 A Balaikandi Koto Nan Ompek Telp. +62-0752-92367 Mobile:081363259195 Payakumbuh 26225 Sumatera Barat __________________________________________________ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/