Penjelasan Din Syamsuddin tentang Hillary 

Sehubungan dengan pemberitaan media massa nasional dan internasional tentang 
sikap saya terhadap undangan makan malam bersama Menteri Luar Negeri Amerika 
Serikat Hillary Clinton, dengan ini dijelaskan hal-hal sebagai berikut: 

1. Saya menerima undangan jamuan makan malam bersama Menteri Luar Negeri 
Hillary Clinton dari Duta Besar AS dan Direktur sebuah LSM Indonesia, sehari 
sebelum acara. Saya langsung menyampaikan permintaan maaf tidak dapat hadir, 
karena pada saat yang sama saya harus berangkat ke Australia memenuhi undangan 
empat bulan lalu untuk berpidato di Interfaith Summit di Brisbane, Kamis, 19 
Februari pagi. 

2. Mengetahui kedatangan Menlu Hillary Clinton, saya pernah memberi saran 
kepada Kedutaan Besar AS dan Departemen Luar Negeri RI untuk mengagendakan 
pertemuan khusus dengan sejumlah tokoh Islam, seperti pada kunjungan Presiden 
Bush, PM Tony Blair, PM Balkanende, dan Sekjen UE Solana. Saran saya itu juga 
didasari opini luas bahwa Presiden Obama ingin memperbaiki hubungan AS dengan 
dunia Islam, seperti yang saya dengar langsung saat Prayer Breakfast bersama 
Presiden Obama di Washington, DC, 5 Februari lalu, dan dari US-Islamic World 
Forum yang saya hadiri di Doha, minggu lalu. 

3. Namun, ternyata Kedubes AS tidak dapat mengagendakan pertemuan khusus Menlu 
Hillary Clinton dengan tokoh Islam, tapi hanya makan malam di Gedung Arsip 
Nasional dengan banyak kalangan. Dari konferensi pers Menlu Hillary Clinton di 
Pejambon, saya mengetahui bahwa isu perbaikan hubungan AS dengan dunia Islam 
belum menjadi prioritas. Hal ini terbukti dari tidak disinggungnya masalah 
tersebut, kecuali ketika ditanyakan oleh seorang wartawan, dan tidak 
diagendakannya dialog dengan tokoh-tokoh Islam. 

4. Karena isu tentang Islam belum menjadi prioritas kunjungan Menlu AS kali 
ini, saya memilih berangkat ke Brisbane menyampaikan pidato di hadapan para 
tokoh agama se-Asia-Pasifik. 

5. Saya berharap di masa depan pemerintah Presiden Obama, jika benar-benar 
ingin memperbaiki hubungan AS dengan dunia Islam, perlu memberikan prioritas 
dialog dengan tokoh-tokoh Islam dalam kunjungan berikutnya ke Indonesia. Tentu 
para tokoh Islam akan menyambut dengan segala senang hati. 

Prof Dr Din Syamsuddin 
Tokoh Islam, tinggal di Jakarta 

 

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/06/Opini/krn.20090306.158818.id.html


Satrio Arismunandar 
Executive Producer  News Division, Trans TV, Lantai 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4034,  Fax: 79184558, 79184627     
http://satrioarismunandar6.blogspot.com  
http://satrioarismunandar.multiply.com  


--- On Fri, 3/6/09, korandigital <korandigi...@gmail.com> wrote:

> From: korandigital <korandigi...@gmail.com>
> Subject: [Koran-Digital] Penjelasan Din Syamsuddin tentang Hillary
> To: koran-digi...@googlegroups.com
> Date: Friday, March 6, 2009, 8:38 AM
> Penjelasan Din Syamsuddin tentang Hillary 
> 
> Sehubungan dengan pemberitaan media massa nasional dan
> internasional tentang sikap saya terhadap undangan makan
> malam bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary
> Clinton, dengan ini dijelaskan hal-hal sebagai berikut: 
> 
> 1. Saya menerima undangan jamuan makan malam bersama
> Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dari Duta Besar AS dan
> Direktur sebuah LSM Indonesia, sehari sebelum acara. Saya
> langsung menyampaikan permintaan maaf tidak dapat hadir,
> karena pada saat yang sama saya harus berangkat ke Australia
> memenuhi undangan empat bulan lalu untuk berpidato di
> Interfaith Summit di Brisbane, Kamis, 19 Februari pagi. 
> 
> 2. Mengetahui kedatangan Menlu Hillary Clinton, saya pernah
> memberi saran kepada Kedutaan Besar AS dan Departemen Luar
> Negeri RI untuk mengagendakan pertemuan khusus dengan
> sejumlah tokoh Islam, seperti pada kunjungan Presiden Bush,
> PM Tony Blair, PM Balkanende, dan Sekjen UE Solana. Saran
> saya itu juga didasari opini luas bahwa Presiden Obama ingin
> memperbaiki hubungan AS dengan dunia Islam, seperti yang
> saya dengar langsung saat Prayer Breakfast bersama Presiden
> Obama di Washington, DC, 5 Februari lalu, dan dari
> US-Islamic World Forum yang saya hadiri di Doha, minggu
> lalu. 
> 
> 3. Namun, ternyata Kedubes AS tidak dapat mengagendakan
> pertemuan khusus Menlu Hillary Clinton dengan tokoh Islam,
> tapi hanya makan malam di Gedung Arsip Nasional dengan
> banyak kalangan. Dari konferensi pers Menlu Hillary Clinton
> di Pejambon, saya mengetahui bahwa isu perbaikan hubungan AS
> dengan dunia Islam belum menjadi prioritas. Hal ini terbukti
> dari tidak disinggungnya masalah tersebut, kecuali ketika
> ditanyakan oleh seorang wartawan, dan tidak diagendakannya
> dialog dengan tokoh-tokoh Islam. 
> 
> 4. Karena isu tentang Islam belum menjadi prioritas
> kunjungan Menlu AS kali ini, saya memilih berangkat ke
> Brisbane menyampaikan pidato di hadapan para tokoh agama
> se-Asia-Pasifik. 
> 
> 5. Saya berharap di masa depan pemerintah Presiden Obama,
> jika benar-benar ingin memperbaiki hubungan AS dengan dunia
> Islam, perlu memberikan prioritas dialog dengan tokoh-tokoh
> Islam dalam kunjungan berikutnya ke Indonesia. Tentu para
> tokoh Islam akan menyambut dengan segala senang hati. 
> 
> Prof Dr Din Syamsuddin 
> Tokoh Islam, tinggal di Jakarta 
> 
> 
> 
> http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/06/Opini/krn.20090306.158818.id.html
> 
>


      

Kirim email ke