---------------------------- Original Message ---------------------------- Subject: [WalhiNews] [Siaran Pers WALHI] 31/10 jelang tim terpadu,ahli ttg CSIRO+WHO From: "Estee-FoE Indonesia-WALHI" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sun, October 31, 2004 8:51 am To: Recipient list suppressed --------------------------------------------------------------------------
Lembar Info Media: Minggu, 31 Oktober 2004 WALHI-Friends of the Earth Indonesia Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Menjelang laporan Tim Terpadu Buyat, para ahli bicara soal laporan CSIRO dan WHO Jakarta, 31 Oktober 2004 – WALHI-Friends of the Earth Indonesia dan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) hari ini menyambut baik kabar bahwa Tim Terpadu yang dibentuk Kementrian Lingkungan Hidup akan segera mengeluarkan laporannya [1]. Laporan Tim Terpadu ini bertujuan mengakhiri semua kebingungan tentang dugaan pencemaran Teluk Buyat oleh perusahaan tambang raksasa Amerika Serikat, Newmont. P.Raja Siregar, peneliti WALHI-FoE Indonesia yang juga tergabung dalan tim ini mengatakan: "Penelitian Tim Terpadu sejauh ini merupakan penelitian yang paling lengkap dan menyeluruh. Penelitian mencakup aspek fisika, kimia, biologi termasuk hubungannya dengan kualitas lingkungan di teluk dan potensi dampak pada kehidupan laut dan manusia. Ruang lingkup penelitian seluas ini belum pernah dilakukan oleh studi-studi terdahulu. Laporan ini akan memperlihatkan kondisi sesungguhnya dari teluk dan warga setempat, serta sumber yang mengakibatkan pencemaran.” Siti Maimunah, Koordinator JATAM menambahkan: "Kerja tim dan hasil yang akan keluar, yang didalamnya termasuk analisis potensi penegakan hukum untuk kasus ini, merupakan hasil upaya resmi dan multipihak, termasuk pemerintah Indonesia, kalangan LSM, dan Newmont. Tim ini telah melewati proses yang sulit namun produktif dalam upaya penyelidikan dugaan pencemaran ini. Kami berharap hasilnya akan mengakhiri semua kebingungan yang terjadi di media dan di tingkat publik atas kasus ini sebagai akibat dari publikasi humas Newmont dan laporan sepihak yang menyesatkan tertanggal 14 Oktober dari mantan Menteri Lingkungan Hidup Nabiel Makarim." Tim Terpadu merupakan tim resmi yang bersifat multipihak yang dibentuk awal Agustus 2004 sebagai inisiatif pemerintah untuk menyelidiki dan menangani masalah kesehatan yang diduga diakibatkan oleh pencemaran Newmont di Teluk Buyat. Sejak Agustus, tim ini telah mengumpulkan tidak kurang dari 200 sampel –lebih banyak dari penelitian lain- dan menguji serta mendiskusikannya dengan melibatkan semua anggota tim. Para ahli internasional bicara soal laporan CSIRO dan WHO Menjelang keluarnya laporan Tim Terpadu Buyat minggu depan, ilmuwan dan ahli medis dari Australia dan Amerika Serikat mengkritisi klaim Newmont di media yang menyatakan bahwa operasi pembuangan limbah tailingnya dianggap tidak bermasalah berdasarkan studi penelitian dari WHO/Institut Minamata [2] dan badan penelitian Australia CSIRO. "Data CSIRO jelas menunjukkan bahwa jutaan ton limbah tambang (tailings) Newmont di Teluk Buyat merupakan sumber logam beracun yang terus menerus,” kata Dr. Alan Tingay, ahli lingkungan dengan pengalaman bertahun-tahun sebagai konsultan bidang pertambangan. Berbicara dari pusat pertambangan Australia di Perth, Dr. Tingay melanjutkan; “Meski masih belum jelas apakah Newmont merupakan sumber masalah kesehatan akibat bertahun-tahun pembuangan limbahnya berjalan, bagaimanapun juga, Newmont saat ini perlu menentukan bagaimana mereka dapat menghentikan pelepasan zat-zat beracun ini ke dalam teluk yang menjadi menjadi sandaran hidup masyarakat.” [3: Untuk keterangan lebih lanjut, lihat lampiran kritik selengkapnya atas laporan CSIRO] Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia bersama Institut Penyakit Minamata di Jepang melakukan investigasi yang dipublikasikan pada tanggal 8 September 2004. Newmont merujuk temuan laporan WHO sebagai bukti bahwa Teluk Buyat tidak tercemar. Namun, staf dari WHO telah menyatakan bahwa penelitian WHO dilakukan hanya untuk tujuan spesifik melihat apakah warga menderita penyakit Minamata seperti yang disebut di beberapa media nasional, hingga studi ini tidak dengan serta merta dapat dianggap sebagai studi mendalam untuk melihat kondisi umum lingkungan atau kesehatan masyarakat. "Newmont terburu-buru mengumumkan bahwa mereka tidak bersalah," tulis David Silver, M.D., assisten profesor klinis di Departemen Pengobatan Preventif dan Biometrik (Department of Preventive Medicine and Biometrics), Universitas Colorado, Amerika Serikat setelah kunjungan langsungnya baru-baru ini ke Teluk Buyat dan lokasi tambang. "Saya sendiri mengamati langsung pada kunjungan baru-baru ini ke Teluk Buyat, tak perlu diperdebatkan lagi bahwa warga setempat yang minum air, mandi dan menangkap ikan disana jelas menderita berbagai masalah kesehatan yang kronis. Tidak seharusnya kita mencoret kemungkinan bahwa, paparan jangka panjang terhadap zat-zat kimia yang umumnya ditemukan dalam limbah tambangarsen, antimon, cadmium, sianida, seng, timah, tembaga, dan nikel--, walaupun dalam kadar yang rendah, dapat berkontribusi pada masalah kesehatan penduduk desa,” kata Dr. Silver menyimpulkan.[selesai] -------------------- CATATAN UNTUK EDITOR: [1] Press Release Tim Teknis Penanganan Kasus Buyat, 27 Okt 04 tersedia di situs Kementrian Lingkunga Hidup di <http://www.menlh.go.id/>http://www.menlh.go.id/ [2] Untuk keterangan soal tujuan dan cakupan studi WHO/Tim Minamata, hubungi anggota tim penelitian tersebut: Jan A. Speets (Penasihat Kesehatan Lingkungan) dan staf lainnya di kantor WHO, Jakarta , telp (021) 520 4349 [3] Kritik mendalam terhadap laporan CSIRO terlampir dan juga bisa didapatkan di website WALHI <http://www.walhi.or.id/kampanye/tambang/buanglimbah/041031_kritikcsiro_li/>http://www.walhi.or.id/kampanye/tambang/buanglimbah/041031_kritikcsiro_li/ · Laporan CSIRO dapat didapatkan dengan menghubungi Estee via email: <mailto:[EMAIL PROTECTED]>[EMAIL PROTECTED] · Laporan WHO/Minamata tersedia di: <http://www.menlh.go.id/>http://www.menlh.go.id/ Mineral Policy Institute, Australia ([EMAIL PROTECTED]) Kritik terhadap Studi Monitoring Lingkungan Teluk Buyat yang dilakukan CSIRO [1] atas permintaan PT Newmont Minahasa Raya (2004) 31 Oktober 2004 Keberadaan studi CSIRO diketahui publik setelah adanya liputan tentang pencemaran di Teluk Buyat oleh koran Amerika Serikat, New York Times. Newmont merujuk ke penelitian CSIRO dalam siaran persnya yang dikeluarkan keesokan harinya berjudul "Newmont Responds to New York Times" (Sept 8, 2004). Di dalamnya, Newmont mengklaim bahwa studi CSIRO menunjukkan tak ada pencemaran di Teluk Buyat. Kemudian studi ini juga terus menerus dikutip dalam iklan-iklan Newmont di berbagai media cetak nasional. Berikut kritik ilmiah terhadap studi CSIRO tersebut yang disusun oleh Mineral Policy Institute, Australia [2]. 1. Hasil Studi CSIRO mengindikasikan adanya pencemaran oleh tailing Newmont pada tingkatan yang beracun (berbahaya) 1.1 Ditemukan logam berat berbahaya Arsen dan Antimon dalam sediment Teluk Buyat dengan tingkat yang melampaui acuan internasional (international guideline) Acuan kualitas lingkungan laut di Australia, Amerika Serikat, dan Canada menunjukkan konsentrasi logam berat pada sedimen dasar laut, yang apabila dilampaui maka dampak lingkungan sangat mungkin terjadi. Acuan sedimen di dasar laut yang diterapkan di Australia/Selandia Baru untuk arsen berkisar antara 20 ppm (rendah) sampai 70 ppm (tinggi). Tak jauh berbeda, acuan US dan Canada mengidentifikasi konsentrasi untuk arsen dalam sedimen dasar laut dimana dampak beracun sangat mungkin terjadi (Probable Effects Level) pada tingkat 42 ppm. Tingkat kandungan arsen alami (yang ada di alam) yang diukur oleh CSIRO di titik-titik penelitian di dekat lokasi Teluk Buyat namun tidak terkena dampak limbah tambang adalah di bawah konsentrasi 42 ppm ini. Namun, hasil penelitian sampel yang diambil CSIRO di Teluk Buyat di titik-titik yang paling terkena dampak tailing Newmont menunjukkan kandungan arsen yang luar biasa tinggi yaitu 678 ppm, 491 ppm dan 466 ppm. Ditambah lagi, laporan studi CSIRO ini juga menyatakan bahwa pengawasan lingkungan oleh Newmont sendiri ternyata menunjukkan tingkat kandungan arsen yang sedemikian tinggi hingga mencapai 1190 ppm. Maka, temuan-temuan CSIRO sesungguhnya menunjukkan bahwa sedimen di dasar Teluk Buyat telah terkontaminasi oleh limbah tambang (tailing) dengan kandungan arsen yang mencapai 10 sampai 20 kali lipat lebih tinggi dari acuan sedimen dasar laut Australia/Selandia Baru serta acuan ambang batas yang mungkin menimbulkan dampak beracun [Probable (toxic) Effects Level] yang diterapkan oleh US dan Canada. Hasil yang tak jauh berbeda juga ditemukan untuk kandungan antimon dalam sedimen dasar laut Teluk Buyat. Antimon adalah salah satu logam berat beracun yang terkandung dalam limbah tambang Newmont. Acuan konsentrasi antimon dalam sedimen dasar laut yang diterapkan di US/Canada adalah 9 ppm sedangkan acuan di Australia/Selandia Baru sebesar 25 ppm. Studi CSIRO menemukan kandungan antimon pada tingkatan 255 ppm, 208 ppm dan 188 ppm di titik-titik penelitian di Teluk Buyat yang paling terpapar tailing. Sedangkan kandungan antimon alami sejumlah 20 ppm ditemukan pada titik-titik penelitian lainnya. Studi CSIRO juga menyatakan bahwa Newmont sendiri pernah menemukan kandungan antimon sedemikian tinggi hingga mencapai jumlah 1330 ppm dan 1160 ppm. Maka, temuan-temuan CSIRO sesungguhnya menunjukkan bahwa sedimen di dasar Teluk Buyat telah terkontaminasi oleh Antimon yang berasal dari limbah tambang Newmont yang mencapai kira-kira 10 kali lipat lebih tinggi daripada acuan konsentrasi antimon yang diterapkan US/Canada dan Australia/Selandia Baru. 1.2 Logam Berat Beracun yang terkandung dalam limbah tambang (tailing) terus dibuang ke lingkungan. CSIRO mengumpulkan sampel air dan membandingkan kandungan logam berat pada berbagai kedalaman sebelum mencapai dasar laut Teluk Buyat. Misalnya, pada titik penelitian B di Teluk Buyat, pada 9 meter sebelum dasar laut, CSIRO menemukan kandungan arsen 2,5 kali lebih tinggi daripada kandungan yang ditemukan pada 14 meter sebelum dasar laut. Sedangkan merkuri dalam air laut pada 9 meter sebelum dasar laut menunjukkan angka 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan konsentrasi merkuri yang ditemukan pada 14 meter sebelum dasar laut. Dalam hal ini terlihat korelasi yang mencengangkan – semakin dekat kedalaman lokasi sampel dengan tailing di dasar laut, semakin tinggi pula kandungan logam berat beracun seperti arsen. Ini merupakan temuan yang penting karena Newmont selama ini telah menyatakan bahwa logam berat dalam tailing tidak dapat terlarut secara signifikan dan bukan merupakan sumber kontaminasi logam berat. Jadi data CSIRO mengindikasikan bahwa jutaan ton tailing Newmont di Teluk Buyat sebenarnya terus menerus melepaskan logam berat ke perairanTeluk Buyat, sebuah situasi yang diakui dalam paragraph pertama, halaman 20 studi CSIRO. 2. Studi CSIRO cacat. Proses laboratorium CSIRO memang sangat terkini, sebagian besar dokumen studi dipenuhi dengan gambaran metode pengambilan sampel dan prosedur-prosedur analitis. Namun, perhatian dan ketelitian yang sama sayangnya ternyata tidak diterapkan pada rencana pengambilan sampel, pembahasan, dan juga bagian terpenting yaitu kesimpulan dan ringkasan umum (executive summary) studi. 2.1 Ketidaklengkapan dalam studi CSIRO. * Bagian pembukaan (introduction) sebanyak setengah halaman sama sekali tidak mencukupi sebagai penjelasan latar belakang mengenai bijih (ore body ), pertambangan, ekstraksi emas dan pemrosesan limbah. Studi CSIRO sebenarnya memulai dengan pernyataan yang menyesatkan, yaitu “operasi tambang berakhir pada Oktober 2001” ("mining ceased in October 2001"). Pengerukan memang berakhir pada bulan tersebut, namun yang lazimnya dipahami orang sebagai operasi pertambangan, yaitu pemrosesan bijih dan pembuangan limbah tambang terus berlanjut sampai tiga tahun kemudian yakni akhir Agustus 2004. * Tidak disebutkan kuantifikasi tingkat pembuangan tailing (yang sesungguhnya lebih dari 2,000 ton/hari) ataupun total volume limbah yang dibuang ke Teluk Buyat (dalam hitungan jutaan meter kubik). Padahal faktor-faktor ini sangat penting sekali untuk rencana pengambilan sampel yang tepat. Kontaminasi jaringan makanan oleh logam berat seperti arsen merupakan proses yang bertahap dan terus berlanjut, selama logam berat pencemarnya tetap berada dalam Teluk Buyat. Studi CSIRO tidak cukup mempertimbangkan kuantitas dan kondisi masa depan logam berat pada sedimen dalam beberapa tahun ke depan. * Tidak disebutkan alasan (basis) yang jelas mengapa CSIRO memutuskan untuk menganalisa pencemar-pencemar tertentu saja. Studi ini mempertimbangkan 5 logam berat ditambah arsen dan sianida. Idealnya, penentuan materi untuk analisa seharusnya berdasarkan komposisi bijih mineral serta zat-zat kimia yang digunakan dalam limbah tambang. Jika informasi tersebut tidak tersedia, maka selayaknya studi juga menganalisa cadmium, chromium, lead (timah), nikel dan zinc. * Tidak ada pembahasan isu-isu penting dalam studi CSIRO selain pernyataan 'kekhawatiran masyarakat akan kontaminasi perairan pesisir’ ('community concerns about contamination of coastal waters'). Padahal sang perancang studi hendaknya menanyakan: apa kekhawatiran masyarakat yang dimaksud – apakah kesehatan, pencemaran air, menurunnya jumlah ikan, kematian ikan, penyakit, dan lain sebagainya. Sudah umumnya kekhawatiran diidentifikasi terlebih dahulu karena tentunya menjadi dasar dari rencana pengambilan sampel. * Jenis biota laut yang diteliti juga tidak representatif. Rencana pengambilan sampel harusnya juga mempertimbangkan ekologi spesies yang diteliti (terutama kemungkinan spesies tersebut menetap dalam jangka waktu lama di Teluk Buyat, pola makan, dan jenis makanannya), tingkat konsumsi dan faktor lainnya. Species yang selayaknya menjadi target penelitian adalah species yang tinggal atau menetap di Teluk Buyat, bukan yang hanya melewati perairan. Lokasi dimana ikan ditangkap juga seharusnya didokumentasi, dan lebih baik lagi bila lokasi berada di bawah pengawasan sehingga dapat dipastikan berasal dari daerah yang terkena dampak. Sebagian kecil ikan dibeli di pasar lokal sehingga menimbulkan ketidakpastian apakah ikan tersebut berasal dari Teluk Buyat. Banyak species laut yang memiliki nilai ekologi penting yang sangat menentukan tidak diambil sebagai sampel, seperti plankton yang penting sekali perannya dalam ekologi serta species non-ikan yang juga dimakan warga seperti tiram pemakan-penyaring lumpur, udang, kepiting, dan sebagainya. Maka, kesimpulan inti “tidak tercemar” yang terdapat pada halaman 43 tidak terbukti. * Sampel-sampel ikan, sedimen, dan air yang dikumpulkan dalam kurun waktu yang sedemikian terbatas, hanya 2 hari, tidak memungkinkan dipertimbangkannya variabilitas musim dan cuaca baik di darat (fluktuasi aliran sungai dan air tanah) maupun di laut (arus, pasang, aksi gelombang). Padahal variabilitas tersebut sangat berdampak pada fenomena seperti perpindahan sediment (sediment transport), gangguan, dan tingkat logam terlarut dalam air tanah. Jadi pengambilan sampel yang demikian terbatas tidak mencukupi untuk pengambilan kesimpulan umum. * Studi CSIRO hanya menggunakan sejumlah kecil lokasi pengambilan sampel air laut di Teluk Buyat dan pengambilan sampel di setiap lokasi dilakukan dalam kurun waktu yang sangat terbatas. Walhasil, rancangan pengambilan sampel tidak memberi ruang untuk variabilitas. Misalnya, di area pembuangan tailing hanya dilakukan pengambilan 3 sampel dari bagian atas, tengah, dan bawah kolom air laut di 3 titik (total 9 sampel) yang kesemuanya dikumpulkan dalam kurun waktu beberapa jam saja. Berbagai sampel seharusnya diambil pada setiap kedalaman, pada interval yang tetap dalam kurun waktu yang memadai, dan pada titik-titik yang lebih banyak. Maka, sampel yang diambil CSIRO tidak mencukupi karena hasil yang ditunjukkan oleh sampel tersebut tidak cukup untuk pengambilan kesimpulan secara umum. * Begitu juga dengan sampel sedimen yang diambil CSIRO. Jumlah sampel yang diambil di tiap titik sedikit sekali: 3 sampel untuk lokasi limbah tailing dan hanya 1 sampel di setiap sungai, danau, dan situs referensi. Tak ada ruang untuk variasi yang ditimbulkan oleh ruang (spatial variation). Mungkin inilah sebabnya mengapa studi PT NMR menunjukkan tingkat kandungan arsen, merkuri, antimon, dan zinc yang jauh lebih tinggi – sampel studi CSIRO tidak mencukupi untuk dapat menjelaskan variasi sedemikian. 2.2 Pembahasan dan Kesimpulan yang tidak mencukupi serta menyesatkan Bahasa yang digunakan dalam ringkasan studi (executive summary) CSIRO menutup-nutupi temuan-temuan yang sifatnya negatif. Pada point 5 ringkasan disebutkan: “pengkayaan arsen dan antimon yang signifikan di area yang terkena dampak deposisi limbah tambang (tailing) di Teluk Buyat”. (tertulis: “significant enrichment of arsenic and antimony in the area affected by tailings deposition in Buyat Bay”). Pembahasaan yang diperhalus ini menyesatkan dan tidak menyebutkan keseriusan kondisi pencemaran logam berat yang melampaui acuan internasional. Studi CSIRO tidak sepenuhnya “independen”. Keberadaan studi CSIRO baru diketahui publik setelah adanya liputan tentang pencemaran di Teluk Buyat oleh koran Amerika Serikat, New York Times. Newmont merujuk ke penelitian CSIRO dalam siaran persnya yang dikeluarkan pada keesokan harinya yang berjudul "Newmont Responds to New York Times" (Sept 8, 2004). Kemudian, pada keesokan harinya, LSM internasional menghubungi CSIRO untuk meminta salinan studi tersebut. Seminggu kemudian, baru CSIRO merespon dengan menjelaskan bahwa studi mereka belum selesai, dan Newmont telah mengutip sebagian data yang hanya membahas tentang sampel air laut. Terlebih lagi CSIRO juga memberi indikasi bahwa ruang lingkup dan hasil studi CSIRO hanya bisa dikeluarkan dengan ijin dari para pengacara Newmont. Laporan CSIRO tersebut akhirnya dikirimkan secara resmi oleh Newmont kepada sebuah LSM Amerika Serikat pada tanggal 28 October 2004. Ilmuwan yang menjabat sebagai peneliti senior utama dalam studi tersebut juga memiliki catatan pernah menjadi konsultan pertambangan untuk tambang emas Porgera di Papua Nugini. Tambang tersebut, begitu juga dengan tambang Ok Tedi di negara yang sama, termasuk dalam segelintir tambang di dunia yang menerapkan metode destruktif pembuangan limbah tambang langsung ke daerah aliran sungai. Newmont yang mengutip studi CSIRO sebelum studi tersebut selesai; kurangnya transparansi di pihak para peneliti; dan hubungan bisnis konsultan antara peneliti CSIRO dan perusahaan tambang yang menerapkan pembuangan limbah langsung ke laut dan sungai; cukup untuk menyimpulkan bahwa studi CSIRO jauh dari “independen”. [selesai] CATATAN: [1] Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) yang berbasis di Australia <http://www.csiro.au/>http://www.csiro.au/ [2] Kritik ini merupakan lampiran dari Lembar Info Media yang berjudul: Menjelang laporan Tim Terpadu Buyat, para ahli bicara soal laporan CSIRO dan WHO, 31 Oktober 2004 yang dapat dilihat di http://www.walhi.or.id/kampanye/tambang/buanglimbah/041031_csirowho_sp __________________________________ Do you Yahoo!? Check out the new Yahoo! Front Page. www.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/