--- In riaukita@yahoogroups.com, "Abadi Purwadaksina" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua 
orang
yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama 
anaknya yang
berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota.

Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang 
besar
itu.
Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian 
dengan
anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar 
suara yang
mengusik ambang sadar si pedagang.

"Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa 
membawa
dagangan kita ke kota?" "Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak 
akan bisa
besar.Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan
berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita 
jika aku
tetap seperti ini."

Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia 
kembali
melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?"

Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah
benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. 
Diangkatnya
benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti 
kacang yang
kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang
besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon 
besar
tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu
berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga
berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak 
menonjol,
juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah,
sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat 
yang
sama."

Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah 
Nak, benih
ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan 
yang
rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi
sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya 
matahari yang
 cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh.

Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah 
melatihnya
menjadi mahluk yang sabar."

"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk 
berharap
menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan 
kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri, 
meluruskan
pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian 
dalam
benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, 
melepaskan
lelah mereka setelah seharian bekerja. []







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke