jaimun mansur <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
   
  Date: Tue, 20 Mar 2007 10:17:29 -0700 (PDT)
From: jaimun mansur <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: NASAKOM BERSATU----NASAKOM DJIWAKU/S

   
  AMANAT PRESIDEN SUKARNO PADA SAAT RAPAT RAKSASA
PEMBUKAAN MUBES TANI SELURUH INDONESIA 
   
  di Stadion Utama Gelora "Bung Karno,Senayan Djakarta, pada tanggal 20 Djuli 
1965

   
  Saudara-saudara sekalian,

  Mubes Tani Musjawarah Besar Tani. Saja diminta memberi amanat.Lebih baik 
amanat saja itu saja tudjukan langsung kepada kaum tani Indonesia,tidak 
terutama sekali kepada Mubes-nja, oleh karena Mubesnya itu sudah terdiri dari 
orang-orang djempolan, bukan?Apalagi jang duduk disini, tjoba lihat,semuanja 
djempolan-djempolan. Saja akan tudjukan
amanat saja ini kepada kaum tani Indonesia,chusus kepada kaum tani Indonesia.

Saudara-saudara kaum tani Indonesia,sajalah jang menamakan kaum tani sokoguru 
Revolusi, disamping kaum buruh adalah sokoguru Revolusi. Apa sebab saja 
menamakan Saudara-saudara kaum tani sokoguru Revolusi? Saudara mengerti 
sokoguru itu apa? Soko berarti tiang, sokoguru adalah tiang utama. Misalnya 
pendopo, sesuatu pendopo, -- Saudara pernah melihat pendopo, bukan, pendopo 
Kabupaten, pendopo kawedanan, pendopo ketjamatan,pendopo dilain-kain tempat? 
--,pendopo-pendopo itu mempunjai banjak-banjak
tiang mungkin sepuluh, dua-puluh, tiga-puluh, empat-puluh tiang-tiang. Kata 
orang Djawa, tiang-tiangnja itu tirik-tirik. Tiang-tiang, tetapi tiap-tiap 
pendopo mempunjai empat tiang  jang  terpenting, mempunjai empat sokoguru, -- 
jang ditengah itu -- ,tiang empat daripada pendopo, empat sokoguru daripada 
pendopo. Ini adalah tiang-tiang jang terpenting. Djikalau salah-satu daripada 
empat tiang ini gugur,gugurlah sama-sekali seluruh pendoponja.

Nah Revolusi Indonesia-pun mempunjai sokoguru-sokoguru. Daripada 
sokoguru-sokoguru Revolusi Indonesia ini dua adalah amat penting, jaitu 
sokoguru buruh, sokoguru tani. Artinja, djikalau Revolusi Indonesia itu tidak 
didjalankan, tidak terpikul, tidak dilaksanakan oleh kaum buruh, dia akan gugur 
--, djikalau tidak didjalankan, tidak dipikul, tidak dilaksanakan
oleh kaum tani, gugurlah Revolusi itu --, djikalau tidak didjalankan,tidak 
dipikul, tidak dilaksanakan oleh kaum tani, gugurlah Revolusi itu. Nah itulah 
sebabnja maka saja katakan, kaum tani adalah sokoguru daripada Revolusi 
Indonesia.

Revolusi Indonesia itu bertudjuan apa, Saudara-saudara? Apa tudjuannja Revolusi 
Indonesia? Hah, kaum tani, sudahkah engkau sekalian mengetahui tudjuan daripada 
Revolusi kita ini, tudjuan daripada Revolusi Indonesia? Kaum tani jang hadir 
disini,jang tidak hadir disini, sudahkah engkau sekalian mengetahui tudjuan 
daripada Revolusi Indonesia itu?Sudahkah engkau sekalian mengetahui tujuan 
daripada Revolusi Indonesia itu?

Berulang-ulang telah kita katakan,Revolusi Indonesia bertudjuan tiga hal, jaitu 
jang aku namakan tiga kerangka daripada Revolusi Indonesia.Tiga kerangka 
daripada Revolusi Indonesia inilah,jang dengan satu perkataan aku tjakup dengan 
Amanat Penderitaan Rakjat.
Tiga kerangka,tiga tudjuan daripada Revolusi Indonesia itu ialah:Pertama satu 
negara Republik Indonesia jang berwilajah kekuasaan  dari Sabang sampai ke 
Merauke,berdaulat penuh,berbentuk Republik kesatuan.Ini adalah tujuan pertama 
daripada Revolusi Indonesia. Tudjuan jang kedua daripada Revolusi Indonesia ini 
ialah, satu masjarakat Indonesia jang
adil dan makmur, tanpa exploitation de l'homme par l'homme, satu masjarakat 
jang adil dan makmur,tjukup sandang tjukup pangan, gemah-ripahloh-djinawi. Ini 
adalah tudjuan kedua. Tujuan ketiga daripada Revolusi Indonesia ialah satu 
dunia baru, satu susunan baru
diseluruh bumi ini, dimana seluruh umat manusia berbahagia, satu dunia baru 
tanpa exploitation de l'homme par l'homme, kataku, satu dunia baru tanpa 
penghisapan manusia atas manusia, satu dunia tanpa penghisapan bangsa atas 
bangsa.Ini adalah tudjuan
daripada Revolusi Indonesia, jang dengan satu perkataan aku katakan,ini adalah 
Amanat Penderitaan Rakjat.

Nah,oleh karena aku bitjara kepada kaum tani, kaum tani didesa-desa,kaum tani 
dilereng-lereng gunung,kaum tani dekat dari sini, kaum tani jauh dari sini,maka 
hendak aku tjeritakan terlebih dahulu apa sebab aku namakan Amanat Penderitaan 
Rakjat.Rakjat Indonesia dalam apa jang dinamakan gerakan rakjat Indonesia untuk 
menudju sesuatu hal,telah menderita habis-habisan.Tudjuannja apa? Tudjuannja 
ialah pertama ingin mempunjai negara sendiri jang berdaulat, jang merdeka 
penuh,jang berbentuk Republik berwilajah kekuasaan antara Sabang dan Merauke. 
Tudjuan dari gerakan rakjat itu ialah untuk satu masjarakat Indonesia jang adil 
dan makmur tanpa penghisapan,tanpa kemiskinan, tanpa kemudaratan, tanpa 
kemelaratan, tanpa hidup jang tidak lajak.Tujuan ketiga daripada gerakan rakjat 
Indonesia
itu ialah satu dunia baru sebagai kukatakan tadi. Nah ini adalah tudjuan 
daripada gerakan rakjat Indonesia sedjak berpuluh-puluh tahun, sedjak dari 
djamannja Sultan Agung Hanjokrokusumo, sedjak daripada djamannnja 
Diponogoro,sedjak dari djamannja kita mengadakan partai-partai politik, tetapi 
tudjuan daripada seluruh gerakan rakjat Indonesia adalah itu.

Dan untuk mentjapai,memperdjoangkan tudjuan ini Rakjat Indonesia telah 
menderita dan berkorban sehabis-habisnja. Menderita dan berkorban, menderita 
pendjara, menderita Boven-Digoel, menderita segala kesengsaraan didalam 
Revolusi phisik, menderita
membakar rumahnja sendiri, menderita kehilangan suami, menderita kehilangan 
isteri, menderita kehilangan anak, menderita kehilangan radjakaja, pendek 
menderita, menderita, menderita. Achirnja, Saudara-saudara, gerakan rakjat ini 
datang kepada satu saat jang kita bisa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia 
pada tanggal 17 Agustus '45.Tapi dengan adanja proklamasi 17 Agustus '45 
itu,tudjuan daripada gerakan rakjat ini belum tertjapai seluruhnja.Baru kita 
bisa mengadakan proklamasi, tetapi tudjuan jang lain-lain belum tertjapai.

Nah,Rakjat seakan-akan mengamamanatkan kepada kita, kepadaku, 
kepadamu,kepadamu, kepadamu,kepadamu,kepadamu, kepadamu, kepada kita semuanja, 
agar supaja penderitaan Rakjat jang berpuluh-puluh tahun ini kita tebus, kita 
djadikan satu realitas, tudjuan daripada penderitaan ini. Rakjat laksana 
mengamanatkan kepada Pak Chairul Saleh, kepada Pak Leimena, kepada Pak 
Nasution, kepada Pak Yani, kepada Pak Asmu, kepada Pak Bambang Murtijoso, 
kepada Pak Suprajogi, kepada Pak Surjadi, kepada Ibu
Subandrio,kepada Ibu Rusiah Sardjono, kepadaku, kepadamu, kepadamu, kepadamu, 
kepadamu, kepada kita sekalian: Hai, hai orang Indonesia jang hidup dalam 
keadaan sekarang ini, hai orang Indonesia dalam generasi sekarang ini, hai 
orang Indonesia
sekarang ini, landjutkanlah perdjoangan kita,landjutkanlah perdjoangan kita 
jang kita telah
djalankan dengan penuh penderitaan; landjutkan, berusahalah, berdjoanglah, 
peraslah engkau-punja tenaga dan keringat, agar supaja negara Republik 
Indonesia jang berwilajah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke mendjadi 
negara jang kuat, Republik jang kuat, Republik jang berdaulat, Republik jang 
disegani dan dihormati oleh seluruh umat manusia didunia ini. Berdjoanglah 
terus, berichtiarlah terus, bantinglah tulangmu terus, peraslah
keringatmu terus, agar supaja bangsa Indonesia  ini, semuanja 105 djuta 
manusia, hidup didalam kebahagiaan, tidak hidup ketjingkrangan, tidak hidup 
kekurangan, tidak hidup tertindas ,tidak hidup dalam kemudaratan, pendek, hidup 
sebagai kita tjita-tjitakan dari djaman dahulu pula, hidup didalam keadaan 
gemah-ripahloh-djinawi, tata-tentrem karta rahardja.

Hai, manusia Indonesia jang hidup sekarang ini, kami Rakjat Indonesia tadinja 
telah berpuluh-puluh tahun menderita, menderita tiang penggantungan, menderita
bui, menderita pendjara, menderita pembuangan Boven-Digoel, mendrita, 
menderita, menderita, menderita, untuk mentjapai satu masjarakat jang adil dan 
makmur. Teruskanlah usaha ini, teruskanlah usaha ini, teruskanlah perdjoangan 
ini. Aku jang telah meninggal dunia, aku generasi jang terdahulu, aku amanatkan 
kepadamu, aku amanatkan kepadamu, agar supaja engkau berdjoang terus, bekerdja 
terus, membanting tulang terus, agar supaja apa jang kita tjita-tjitakan itu 
tercapai. Demikian pula diamanatkan kepada kita agar supaja kita ini berdjoang 
terus, bekerdja terus, agar dunia jang bobrok ini, dunia jang penuh setan-setan 
ini, mendjadi satu dunia baru, tidak ada didalamnja penghisapan oleh manusia 
atas manusia, tidak ada didalamnja penghisapan bangsa atas bangsa.
 
Nah,hai kaum tani Indonesia, merasakan engkau sudah bahwa amanat itu terletak 
djuga diatas pundaknja kaum tani,diatas pundakmu, pundakmu, pundakmu, kataku, 
diatas
pundakmu, pundakmu, pundakmu, kataku, tetapi djuga diatas pundaknja kaum tani, 
diatas pundak sekalian Rakjat Indonesia dari Sabang sampai Merauke?

Na, Saudara-saudara, bukan sadja oleh karena kaum tani berdjumlah 72% daripada 
seluruh rakjat Indonesia, bukan sadja itu, bukan sadja karena itu maka aku 
katakan bahwa kaum tani adalah sokoguru daripada Revolusi Indonesia, tetapi 
djuga oleh karena tjita-tjita
Revolusi Indonesia ini hanjalah bisa terlaksana dengan keringatnja kaum tani 
pula. Djikalau tidak dengan keringat kaum tani, mana bisa kita mentjapai satu 
masjarakat adil dan makmur, tjukup sandang, tjukup pandang, gemah-ripah 
loh-djinawi. Tidak bisa, Saudara-saudara. Mana pemimpin jang berani mengatakan 
bahwa ia bisa mengadakan satu masjarakat jang adil dan makmur tanpa kaum tani? 
Mana pemimpin kaum buruh jang berani mengatakan bahwa ia bisa mendatangkan satu 
masjarakat jang adil!dan makmur hanja dengan tenaga buruh sadja?

Djikalau tidak dengan tenaga kaum tani pula? Tadi Pak Leimana telah berkata, 
bukan
sandang-pangan, sandang-pangan, sandang hanja bisa terlaksana djikalau 
dikerdjakan oleh kaum tani pula. Pangan apa lagi, hanja bisa terlaksana 
djikalau dikerdjakan oleh kaum tani. Maka oleh karena itu aku berkata, kaum 
tani adalah sokoguru daripada Revolusi Indonesia. Dan Revolusi Indonesia itu. 
Saudara-saudara, bertudjuan tiga hal sebagai kukatakan tadi.

Hal jang pertama ialah suatu negara Republik Indonesia jang bebas merdeka, 
bebas merdeka. Kita ini namanja, Saudara-saudara, telah merdeka, telah merdeka, 
tadinja kita tidak merdeka. Maka oleh karena itu kita lantas berdjoang untuk 
mentjapai kemerdekaan.
Tadinja kita tidak merdeka, kita berdjoang untuk mendjadi merdeka. Apa sebab 
tadinja kita tidak merdeka, Saudara-saudara? Tiap-tiap orang tani mengerti 
bahwa dulu kita tidak merdeka. Negara kita, politik diereh oleh Belanda, 
ekonomi kita diereh, sosial kita diereh;
diereh jaitu diperintah, dikuasai. Kita dulu itu laksana terikat,tangan kita 
terikat, kaki kita terikat, kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita tidak bebas, 
kita tidak merdeka. Oleh karena itu kita lantas mengadakan satu gerakan untuk 
melepaskan tali-tali ini, melepaskan semua ikatan-ikatan ini agar supaja kita 
merdeka.

   Ikatan-Ikatan itu apa Saudara-saudara? Dulu kita diikat dengan apa? Tjoba 
pikirkan dengan tenang. Dulu kita ini tidak merdeka, dus kita dulu itu terikat, 
tidak merdeka adalah terikat. Kita dulu itu terikat oleh apa, dengan apa? 
Pikirkan, aku pernah berkata, ikatan itu
matjam-matjam, ada ikatan militer, ada ikatan politik, ada ikatan sosial, ada 
ikatan kebudajaan, ada ikatan ekonomi, tetapi semua adalah ikatan. Dan 
ikatan-ikatan ini harus kita petjahkan, agar supaja kita merdeka, merdeka 
militer, merdeka politik, merdeka sosial, merdeka ekonomi, merdeka kebudajaan.

Maka oleh karena itu aku memberi salah-satu djimat kepadamu, hai Rakjat 
Indonesia jang bernama Trisakti: Berdaulat penuh, politik, politik berdaulat 
penuh; ekonomis berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, djangan terikat, 
djangan tergantung, djangan gumantung kepada siapapun; ketiga, didalam hal 
kebudajaan kita harus berkepribadian sendiri. Itu sebabnja, Saudara-saudara, 
maka arti Trisakti Tavip, Trisakti Bung Karno, adalah amat penting sekali
buat Revolusi kita ini. Oleh karena Trisakti ini adalah sebenarnja inti 
daripada tudjuan Revolusi Indonesia.

Nah, dengarkan, kita dulu diikat, matjam-matjam ikatan, kataku, militer, 
politik, ekonomi, sosial, kulturil.I katan-ikatan itu ada jang terang-terangan, 
bisa dilihat dengan
mata, ada ikatan jang tidak terang-terangan, tidak bisa dilihat dengan mata. 
Ikatan jang terang-terangan bisa dilihat dengan mata, saja selalu namakan 
ikatan riil. Riil artinja bisa diraba, bisa dilihat, bisa dipandang dengan 
mata, bisa ditjium dengan hidung, bisa didengar dengan telinga. Itu riil, kita 
diikat dengan ikatan-ikatan riil. Tetapi disamping itu kitapun diikat
dengan ikatan-ikatan abstrak. Apa, Saudara-saudara tani, artinja perkataan 
abstrak? Abstrak artinja gaib. Gaib apa artinja? Gaib artinja tidak bisa 
filihat, tidak bisa diraba, tidak bisa ditjium dengan hidung kita, itu artinja 
gaib, artinja abstrak. Ikatan ini dua matjam,a da ikatan riil jang tampak 
njata, ikatan abstrak atau gaib jang tidak bisa kita lihat.

Ikatan riil apa? Ikatan riil ialah misalnja, kita dikuasai dengan 
tentara-tentara Belanda, tentara Knil; kita dikuasai dengan bom-bom kita bisa 
lihat; kita dikuasai dengan pendjara-pendjara bisa kita lihat; kita dikuasai 
dengan kapal udara-kapal udara bisa kita lihat; kita dikuasai dengan kapal 
selam-kapal selam bisa kita lihat; kita dikuasai dengan dinamit-dinamit kita 
bisa lihat; ini adalah semuanja ikatan-ikatan riil. Ada lagi ikatan jang 
abstrak, kataku, gaib tidak bisa kita lihat, tidak bisa kita raba, apa itu? 
Misalnja, sebagai kukatakan
berulang-ulang, ikatan jang membuat kita bentji satu-sama-lain antara kita 
dengan kita, politik memetjah-belah, kita dipetjah-belah, orang Djawa dibuat 
bentji sama orang
Sumatera, orang Sumatera dibuat bentji kepada orang Kalimantan, orang 
Kalimantan dibuat bentji sama orang Madura, orang Madura dibuat bentji sama 
orang Bugis, orang Bugis dibuat bentji sama orang Ambon, orang Ambon dibuat 
bentji kepada orang Irian; Ini adalah
salah-satu ikatan jang tidak bisa diraba, tidak bisa kita lihat, ikatan 
abstrak, ikatan gaib.

Begitupula kataku didalam salah-satu pidato,ikatan jang dinamakan rasa ketjil, 
-- bahasa asingnja inferiority-complex, minderwaardigheids-complex --, merasa 
ketjil, mersa kita tidak mampu apa-apa; jang mampu itu kan kulit putih, jang 
mampu itu adalah Belanda, jang
mampu itu adalah jang sekarang ini memerintah, jaitu pihak Belanda. Kita 
ditjekoki dengan rasa jang demikian ini,ditjekoki, hai orang Indonesia, engkau, 
lu Indonesia, engkau tidak bisa berbuat apa-apa, engkau selalu harus kami 
pimpin, engkau tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga achirnja kita mendapat rasa 
jang demikian itu: Ja betul, betul, betul, kita orang Indonesia tidak bisa 
berbuat apa-apa, jang bisa berbuat apa-apa hanjalah orang kulit putih sadja. 
Ini semuanja, Saudara-saudara, adalah ikatan-ikatan.

Nah,itu semuanja harus kita petjahkan,djikalau memang benar-benar kita ingin 
mentjapai Trisakti, djikalau memang benar-benar kita ingin memenuhi Amanat 
Penderitaan Rakjat, djikalau benar-benar kita ingin mendjalankan tri-krangka 
daripada Revolusi. Kita harus
petjahkan semua ikatan-ikatan ini, baik ikatan jang riil, maupun ikatan jang 
tidak bisa dilihat, jaitu jang abstrak dan gaib.

Salah-satu ikatan lagi ialah ikatan ekonomi, Saudara-saudara.Ikatan ekonomi, 
kita dibuat
tergantung pada negeri Belanda atau pada dunia Barat setjara ekonomis, seluruh 
ekonomi kita dikuasai oleh mereka, sampai kepada makanan kita sehari-hari, 
Saudara-saudara, kita harus dapat dari mereka, kita punja sandang, kita dapat 
daripada mereka. Dua minggu jang lalu aku berpidato di Bogor, aku katakan di 
Bogor itu, bahwa dulu diabad 18, abad 18
masih, wah apalagi, Saudara-saudara, abad ke-10, abad 11,abad ke-12,abad 
ke-13,abad 15,16,17, abad 18 masih, kita itu masih selfsupporting, 
self-sufficient hal sandang. Apa artinja self-supporting, apa artinja 
self-sufficient? Kita bisa memenuhi kebutuhan kita
sendiri, kita tanam kita- unja kapas sendiri, kita tenun kita punja tekstil, 
jaitu bahan pakaian
sendiri, tidak perlu kita import dari negara luar.Tapi imprialisme membuat kita 
tergantung daripada mereka, kita-punja kegunaan untuk membuat pakaian sendiri 
dimatikan oleh mereka,diganti oleh mereka itu dengan import tekstil dari luar, 
import tekstil dari negeri Belanda, sehingga achirnja kita, Saudara-saudara, 
telandjang kalau kita tidak memakai pakaian buatan pabrik negeri Belanda.

Nah, ini kita semuanja harus kita petjahkan samasekali. 
Disinilah,Saudara-saudara, rol jang penting daripada kaum tani, sebagai 
dikatakan oleh Pak Leimena tadi itu, dilapangan sandang, dilapangan pangan, 
kaum tani adalah decisive. Decisive artinja dia jang menentukan, bukan fihak 
lain, Saudara-saudara.Dengan terus terang sadja, kalau mengenai terutama sekali 
pangan, sokoguru jang nomor dua,kaum buruh itu, ja nomor dua; nomor satu ialah 
tani, tani jang bisa memberi kita pangan. Mana ada manusia hidup tanpa 
pangan?Kita bisa hidup tanpa automobiel,kita bisa hidup tanpa lampu, kita bisa 
hidup tanpa sepatu,kita bisa hidup tanpa dasi, kita bisa hidup tanpa 
tjelana,kita bisa hidup tanpa barang-barang jang lain-lain, tetapi bisakah 
engkau hidup tanpa pangan, bisakah engkau hidup
tanpa makan? Manusia harus makan, sebagaimana juga manusia-sebagai dikatakan 
oleh Dr Sun Yat Sen almarhum-membutuhkan udara ini. Kalau tidak ada udara, 
manusia mati, ia tidak bisa ambegan,ia tidak bisa menghirup udara,ia mati. 
Demikian pula manusia kalau
tidak ada pangan,mati. Nah, pangan itu asalnja dari mana, Saudara-saudara? 
Usaha kaum tani. Oleh karena itu aku katakan, kaum tani adalah pula sokoguru 
daripada Revolusi Indonesia,jang bertudjuan untuk mengadakan tjukup sandang 
tjukup pangan buat Rakjat Indonesia ini seluruhnja dari Sabang sampai ke 
Merauke.

Saja ulangi,kita harus petjahkan samasekali ikatan-ikatan ini. Ikatan militer 
sudah kita
petjahkan, ikatan politik sedang kita petjahkan, ikatan-itu 
tadi-pemetjah-belahan, sedang kita petjahkan. Kita mengadakan politik Nasakom, 
kita mengadakan politik persatuan Indonesia dan kesatuan Indonesia.Malahan, 
tadi kalau saja mendengar Pak Djasmin, Pak Sudjasmin, saja mendengar lagu 
Nasakom itu, barangkali ada lebih baik kita koreksi
sedikit, bukan hanja ,,Na-sa-kom djiwaku". Haa (Didjawab oleh hadirin: Betul, 
betul-Red) Na-sa-kom djiwaku, hahaa, lebiih hakkul jakin masuk bersemajamdi 
dalam kita punja dada, bukan tjuma bersatu, tetapi djiwaku adalah djiwa 
Nasakom.Tadi Pak Leimena mengatakan tentang Musjawarah Besar Tani 
ini,Saudara-saudara, pidato berkobar-kobar,waktu saja minta beliau 
menjanji,jaah,sedikit ,,njeleweng-njeleweng", lagu ,,Ajo Mama" itu tadi, 
bagaimana lagu ,,Ajo Mama", Pak Leimena? (Pak Leimena tampil kedepan dan
menjanji-Red: ,,Kalau Tuan memotong manggis, djanganlah makan ditengah sawah: 
nekolim duduk menangis, melihat tani Indonesia musjawarah").

Ja,lha tadi kenapa kok gemetar? (Presiden lalu menjanji, disambung dengan 
refreinnja--Red.),,Kalau Tuan memakan manggis, djangan dimakan ditengah sawah; 
nekolim semua menangis,kaum tani bermusjawarah".

Nah Saudara-saudara,hai kaum tani Indonesia,itulah sebabnja aku sangat 
bergembira diadakan  Mubes tani. Segala potensi daripada kaum tani, sokoguru 
daripada Revolusi ini dipersatu-padukan untuk menjelesaikan Revolusi Indonesia 
ini jang memang belum selesai.
Dengan Mubes tani ini kita bisa menggembleng sokoguru tani mendjadi satu 
sokoguru jang terbuat daripada besi dan badja,jang kaum nekolim tidak akan bisa 
menggerogotinja, sehingga kaum nekolin tidak akan bisa menggugurkan Revolusi 
Indonesia ini. Bekerdjalah
sekuat-kuatnja.

Hai Mubes Tani, benar-benar tjapailah dengan Mubes-mu ini apa jang  
kaudjandjikan kepadaku didalam pidato pembukaan oleh Pak Bambang Murtijoso 
tadi. Saja berkata, bahwa pokok daripada segala pokok, bukan sadja, bukan sadja 
kesadaran tani, Saudara-saudara, sebagai sokoguru daripada Revolusi ini,tetapi 
djuga kesadaran jang sampai meningkat kepada hakkul jakin, bahwa Revolusi 
Indonesia hanjalah bisa selesai kalau bangsa Indonesia ini bersatu-padu,bahwa 
Nasakom bukan sadja kita lihat sebagai satu phenomeen bersatu, tetapi saja 
meminta kepada seluruh kaum tani,seluruh kaum
buruh, seluruh sukarelawan, seluruh Angkatan Bersendjata,supaja berkata, 
Nasakom djiwaku, Nasakom djiwaku, Nasakom djiwaku!

Hanja djikalau demikianlah,Saudara-saudara, kita benar-benar bisa melandjutkan 
Revolusi ini sehingga tertjapai segala apa jang diamanatkan oleh Rakjat kepada 
kita jang hidup sekarang ini.

    Sekian,Saudara-saudara, terimakasih.

              --------------------

Diketik


Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 






 
---------------------------------
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke