Re:Penipuan di Pasar Modal
Hal paling mendasar atas runtuhnya pasar modal amerika saat ini tersebab 3 hal plus 4 dalam penglihatan saya... Pertama,tersebab american dreams.. mimpi amerika yg unggul segalanya sehingga tidak waspada... kemarin dilakukan oleh faktor eksternal yaitu 11 september 2001 oleh kamikaze-kamikaze bergen arab.. sekarang oleh faktor internal yaitu orang -orang pasar sendiri yg terlalu bernafsu untung besar dan terjadi spekulasi beresiko tinggi.. kedua, sistem pasar bebas yg terlalu percaya pada keseimbangan pasar dan kreatifitas dari pasar dalam mencapai eqilibrium sehingga lupa bahwa gaya tarung bebas telah menghalalkan segala cara dalam meraup keuntungan. ketiga, pemerintah amerika terlalu sibuk dgn permainan ilegalnya di irak yg butuh perhatian ekstra baik dana, tenaga, dan pemikiran sehingga agak lupa kampung halaman sendiri yg lagi digerogoti tikus- tikus wallstreet... apalagi sedang ada pesta akbar demokrasi yg lagi dipelototi dunia global yaitu pemilihan koboy gedung putih berikutnya yg rupanya rakyat amerika lagi gerah pada kulit putih sehingga terpilihlan si hitam manis nan ganteng flomboyan Barack Obama.. Dan keempat, Oknum-oknum ini termasuk biang korok juga yaitu si donald trump, robert Kiyosaki si Cashflow Quadrant, Robert W Hefner dalam Money Machine dll yg bilang kita perlu rame-rame invest di real estate dan pasar modal demi kebebasan finansial yg rupanya semua pengikut mereka ketiban sial yaitu terlalu besar penawaran rumah sementara yg beli tidak ada kemampuan... akibat dari resep-resep mereka yg katanya pemikir bissniss paling jempolan ini, berbondong-bondong pebissnis bikin dan jual rumah lalu tanam uang di pasar modal sementara sudah terlihat ada kecendrungan balon modal akan meledak dan menciut sebagaimana prediksi dari John Perkins... terbukti benar .. Jadi penjual resep bissniss seperti si robert dan konconya si donald ini termasuk penipu berskala global juga.. Sang "Hardi Darjoto"<hardi...@...> wrote: > > Ada yang bilang, runtuhnya pasar keuangan wall street saat ini karena produk CDO dan sekuritisasi mortgage pada dasarnya adalah skema Ponzi yang amat besar..... "Ardhi DJ"<akun...@...> wrote: Penipuan di Pasar Modal Dunia dan Indonesia Waspadalah....! Waspadalah.....!! ---------------------------------------------------- Korban Penipuan Madoff Meluas hingga ke Asia dan Eropa NEW YORK. Mega skandal penipuan oleh broker ulung dan mantan Chairman Bursa Nasdaq Amerika Serikat, Bernard L. Madoff, hampir pasti menyeret banyak korban dari berbagai penjuru dunia. Selain melibatkan duit US$ 50 miliar (sekitar Rp 550 triliun), Madoff juga sudah melancarkan aksinya selama 15 tahun. Kepada otoritas keuangan Amerika Serikat pada Januari 2008, Madoff mengaku melayani 25 nasabah. Namun, tampaknya, jumlah orang yang kehilangan uangnya akibat ulah Madoff jauh melebihi itu. Jumlahnya bisa jadi membengkak hingga puluhan ribu. Mereka tak hanya di Amerika Serikat, tapi tersebar dari Asia hingga Eropa, baik perorangan maupun institusi. Sejauh ini, baru segelintir orang dan institusi yang mengakui terjerat Madoff. Mereka antara lain mantan pemilik klub American Footbal Philadelphia Eagles Norman Braman, pemilik New York Mets Fred Wilpon, dan Chairman GMAC Financial Services J. Ezra Merkin, Sebuah lembaga amal yang membantu program orang Yahudi, Robert I. Chapin Charitable Foundation, juga mengaku telah menyerahkan seluruh dana abadi (endowment fund) US$ 8 juta ke tangan Madoff. Para hedge fund dan kelompok investasi lainnya juga terkena tipuan Madoff. Perusahaan konsultan pengelola investasi Fairfield Greenwich Group mengatakan telah menanamkan US$ 7,3 miliar ke dalam produk investasi bikinan Madoff. Bahkan, kelicinan Madoff juga menggelincirkan sebuah bank swasta Swiss yang terkenal sangat berhati-hati. Manajemen bank asal Swiss itu, Banque Benedict Hentsch Fairfield Partners SA, mengakui membenamkan US$ 47,5 juta aset nasabahnya di Madoff. Sejumlah nama besar dalam industri keuangan pun kabarnya ikut terkena getahnya. Koran Wall Street Journal melaporkan, bank besar di Jepang, Nomura Holdings; bank ternama asal Prancis, BNP Paribas; dan bank Swiss Neue Privat Bank, berinvestasi pada Madoff. Bahkan, bank kedua terbesar di Eropa, Banco Santander, merugi minimal ⬠3 miliar (sekitar Rp 61 triliun) karena membenamkan dananya di Bernard L. Madoff Investment Securities, perusahaan investasi milik Madoff. Tapi, para pengelola bank tersebut belum secara resmi mengakui kabar ini. Saat ini, FBI sudah menahan Madoff dengan tuduhan melakukan penipuan investasi senilai US$ 50 miliar. Jika terbukti, ini merupakan penipuan investasi terbesar Wall Street, bahkan terbesar di dunia. Madoff mengakui selama bertahun-tahun ia menjalankan skema Ponzi raksasa atau penipuan bodong. Jadi, ia membayar return nasabah lama dengan uang setoran nasabah baru. Para nasabah terpikat menaruh dana mereka pada produk buatan Madoff karena menjanjikan imbal hasil tinggi, hingga 11% per tahun. Sudah begitu, Madoff mengutip biaya rendah. Akankah nasabah Indonesia terseret kasus ini? Sangat mungkin terjadi. Sebab, produk buatan Madoff ini ternyata sudah menyebar bak virus ganas. Rika KONTAN http://www.kontan.co.id/index.php/Internasional/news/5391/ Korban_Penipuan_Madoff_Meluas_hingga_ke_Asia_dan_Eropa ---------------------------------------------------- Aksi Penipuan Bikin Pasar Modal Tanah Air Terancam Bubar JAKARTA. Dunia pasar modal di tanah air kembali menelan pil pahit. Bukan, ini bukan soal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang makin loyo. Ini adalah kasus penggelapan efek nasabah oleh PT Signature Capital Indonesia (SCI). Sekuritas itu merepokan 102 saham dan waran milik para nasabahnya tanpa seizin nasabah. Taksiran nilainya mencapai Rp 101,69 miliar. Aksi tipu menipu ini melibatkan sejumlah perusahaan fiktif bikinan pemilik Signature. Kamis (11/12) lalu, para nasabah SCI berkumpul dengan raut muka yang masam di kantor SCI. Wajar kalau mereka pasang tampang muram. Soalnya investasi yang mereka kumpulkan bertahun-tahun lamanya terancam hilang akibat ulah nakal pemilik SCI. Sebab, tanpa seizin mereka, SCI menggadaikan alias merepokan efek milik mereka kepada lembaga keuangan lain. Hari itu, para nasabah berkumpul dan meminta kejelasan nasib investasi mereka. Sekitar 37 orang nasabah SCI hadir dalam pertemuan yang berlangsung sejak pukul 11.00 WIB. Direktur Utama SCI Imrizal Ismail pun hadir dalam pertemuan itu. Tapi setelah pertemuan usai, tampang kusut masih belum hilang dari wajah para nasabah. "Kami diminta menunggu pemeriksaan lebih lanjut," ujar salah seorang nasabah mengaku bernama Jeffry dengan nada kesal. Padahal, para nasabah tadi bukanlah nasabah baru SCI. Jeffry misalnya, yang telah menjadi nasabah sejak tahun 2000, saat SCI masih bernama Kuo Capital Raharja. Malah, salah seorang nasabah yang bernama Sandra mengungkapkan bahwa dia sudah dua kali terseret masalah yang dialami SCI. Pria yang sudah jadi nasabah SCI sejak 2005 ini juga sempat ketar-ketir ketika SCI yang masih bernama Kuo Capital Raharja tersangkut kasus gagal bayar transaksi saham PT Agis Tbk (TMPI) tahun lalu. Sandra bilang, saat itu sebenarnya ia sudah ingin memindahkan dananya. "Tapi waktu itu ada yang bilang pemodal besar akan masuk, jadi saya akhirnya memutuskan tetap di Kuo," kisah Sandra pahit. Sandra bilang, sebenarnya dia sudah merasa curiga ada sesuatu yang tidak beres dengan SCI setelah kasus Agis merebak ke permukaan. Dalam pertemuan itu baru terungkap, ternyata saat otoritas bursa menghentikan aktivitas SCI sehubungan kasus Agis, SCI tetap melakukan jual beli saham. Jual beli tersebut dilakukan melalui Antaboga Delta Sekuritas Indonesia. Belakangan, mereka juga tak bisa menarik efek yang diperdagangkan tersebut sampai sekarang. Baik Sandra maupun Jeffry enggan membeberkan berapa besar kerugian yang mereka alami seandainya efek tersebut benar-benar hilang. "Yang pasti, kerugiannya besar sekali," ungkap keduanya. Salah seorang nasabah malah mengaku sudah benar-benar kapok berinvestasi di pasar modal. "Seharusnya Bapepam kan bisa mengawasi. Saya tak percaya lagi dengan pasar modal," kata seorang nasabah wanita yang menolak menyebutkan namanya, sengit. Jumat (12/12) , Ketua Bapepam-LK A. Fuad Rahmany memerintahkan agar SCI mengembalikan saham nasabahnya. "Kalau terbukti ilegal, pihak yang menerima repo ilegal harus mengembalikan kepada pemilik yang sebenarnya," tegas Fuad. Yuwono Triatmodjo KONTAN http://www.kontan.co.id/index.php/Investasi/news/5398/ Aksi_Penipuan_Bikin_Pasar_Modal_Tanah_Air_Terancam_Bubar