>Goenawan Mohamad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >KULITMUKA TEMPO > >Tentu tidak ada maksud majalah TEMPO untuk melukai hati orang >Kristen, tetapi tidak berarti tidak ada yang salah dalam gambar itu. >Menurut hemat saya, menggunakan tema "Perjamuan Terakhir" dalam >karya Leonardo da Vinci jadi dasar tema kepergian Suharto >sama sekali tidak tepat. Tema dan suasana "Perjamuan Terakhir" >dalam lukisan itu adalah kesedihan, keprihatinan >dan kerelaan di antara mereka yang tak punya apa-apa. Sedang justru >itu yang tak ada di hari terakhir Suharto. Suharto tidak mati disalib. >Juga saya >ragu apakah kematiannya akan melahirkan keyakinan baru. Dan yang >jelas, yang dibagi-bagikannya (dan dinikmati anak-anaknya) bukanlah >potongan roti dan beberapa reguk anggur, melainkan kekayaan yang >berlimpah-limpah, yang didapat karena kekuasaan politik. > >Saya senang bahwa ada protes tapi tak ada kekerasan. Saya senang >bahwa dengan tulus pimpinan TEMPO minta maaf, dan Sekjen KWI >memberikan maafnya. Itu tanda kita masih bersedia menjaga peradaban. >--