http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2009/12/08/4955.html

Selasa, 8 Desember 2009, 23:00:26 WIB

Hari Anti Korupsi Sedunia 2009
Harus Dakui, Reformasi di Bidang Hukum Masih Sisakan Pekerjaan Rumah

Jakarta: Harus diakui, dibalik apresiasi atas keberhasilan pemerintah Indonesia 
untuk melakukan reformasi dan demokratisasi politik serta mempertahankan 
kinerja ekonomi di tengah badai krisis keuangan global, capaian reformasi di 
bidang hukum masih banyak menyisakan pekerjaan rumah yang harus segera 
dituntaskan.

Demikian dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Selasa (8/12) malam 
dalam pidatonya menyambut Hari Anti Korupsi Sedunia, di Istana Merdeka. Menurut 
Presiden, salah satu penyebab utama reformasi hukum masih berjalan lamban 
adalah, masih maraknya praktik mafia hukum. Oleh karena itu untuk menghadirkan 
hukum yang betul-betul berkeadilan, mafia hukum harus dihilangkan dari sistem 
penegakan hukum kita, tambahnya.

Untuk itu, Presiden SBY telah memutuskan bahwa Satgas pemberantasan mafia hukum 
akan bekerja selama dua tahun. "Dalam kurun waktu tersebut, saya perintahkan 
agar upaya-upaya serius pembenahan dan penertiban institusional, maupun 
personal penegakan hukum terus dilakukan. Tidak boleh ada lagi calo-calo kasus 
yang bergentayangan, serta dengan mudahnya melakukan jual-beli perkara, dan 
mempermainkan hukum dan rasa keadilan masyarakat. Kasus-kasus pemerasan dan 
suap-menyuap harus ditiadakan. Sistem penegakan hukum kita harus benar-benar 
disterilkan dari praktik mafia hukum," jelasnya.


Satgas Pemberantasan Mafia Hukum akan bekerja sama dengan semua institusi 
penegakan hukum. Satgas juga akan melakukan evaluasi dan koreksi, jika dianggap 
perlu, agar pemberantasan mafia hukum berjalan lebih efektif. "Inilah satgas 
yang akan membongkar sumbatan pemberantasan mafia hukum, yang sebenarnya selama 
inipun telah diupayakan," jelas SBY.

Presiden SBY masih ingin melihat kesuksesan pemberantasan korupsi terus 
berlanjut. Dan kita semua harus paham, bahwa melakukan pemberantasan korupsi 
yang berkelanjutan, berkesinambungan dan terus-menerus, sama sekali bukan 
pekerjaan mudah. "Bahkan ketika di awal-awal menggulirkan program pemberantasan 
korupsi ini, saya telah dihadang oleh beberapa kalangan yang meminta agar saya 
menjauh saja dari agenda pemberantasan korupsi. Kelompok-kelompok itu meminta 
agar saya melakukan moratorium pemberantasan korupsi. Dengan tegas saya 
katakan, tidak. Negara kita yang kaya raya, berlimpah ruah kekayaan alamnya, 
tidak akan pernah menghadirkan kesejahteraan yang benar-benar adil bagi seluruh 
rakyat, jika korupsi masih saja diberi toleransi untuk eksis di bumi pertiwi. 
Karenanya, saya tetap akan berjuang, dan akan terus menyerukan, Indonesia 
sebagai wilayah zero tollerance to corruption. Tidak ada toleransi terhadap 
korupsi di bumi Indonesia," tegasnya.

"Kelompok-kelompok yang selama ini diuntungkan dengan iklim dan kehidupan 
bernegara yang koruptif, pasti tidak akan tinggal diam. Mereka akan terus 
berupaya dengan berbagai cara untuk menghentikan upaya kita membersihkan 
Indonesia dari korupsi. Terhadap kelompok demikian pun kita tidak akan tinggal 
diam, ataupun memberi toleransi. Marilah bersama-sama bergandengan tangan, 
bahu-membahu melakukan perlawanan, agar kelompok koruptor demikian tidak lagi 
bebas bercokol di tanah air," lanjut SBY

Presiden menambahkan, pada akhirnya memberantas korupsi tidak saja dimaksudkan 
untuk menyelamatkan setiap rupiah uang rakyat, namun juga untuk membangun 
sebuah kesadaran baru bahwa korupsi adalah pengkhianatan terhadap amanat 
penderitaan rakyat. "Korupsi adalah perbuatan tercela secara moral, etika, dan 
agama. Korupsi adalah sebuah kejahatan yang menimbulkan kerugian luar biasa 
bagi generasi sekarang dan mendatang. Korupsi adalah tindakan a-sosial. Korupsi 
adalah perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Korupsi adalah 
sebuah keonaran yang menghancurkan nilai-nilai dan solidaritas kemanusiaan. Dan 
akhirnya, korupsi adalah musuh kita semua, musuh peradaban yang hendak kita 
bangun dan tegakkan," kata SBY. (mit)


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke