Hikmah Bagai Mutiara Yang Tercecer

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com



Alloh SWT memberikan petunjuk kepada manusia melalui berbagai saluran.
Pertama dan tertinggi adalah wahyu, dalam hal ini bagi orang Islam
adalah Al Qur'an dan kemudian dijelaskan oleh hadis Nabi. Al Qur'an
adalah petunjuk bagi orang yang percaya (Q/2:97), petunjuk bagi orang
yang patuh dan takwa, hudan lil muttaqin (Q/2;2).

Bagi orang yang tidak percaya, al Qur'an tak berfungsi apa-apa
(Q/2;6). Petunjuk Tuhan juga disampaikan melalui sunnatullah (hukum
alam) pada alam semesta dan pada sejarah manusia, karena sunnatullah
itu konsisten bagaikan hukum besi yang tak bisa ditawar dan diganti.
(Q/35:43). Oleh karena itu orang yang pandai menangkap fenomena alam
dan sejarah, yang mau belajar kepada alam dan sejarah manusia, ia bisa
menjadi cerdas, bukan saja bisa menerangkan makna kejadian, tetapi
juga mampu memprediksinya.

Dalam perspektif inilah maka sepanjang sejarah kemanusiaan selalu saja
muncul orang bijak dengan kata-kata mutiaranya, muncul hukama dengan
kata-kata hikmahnya. Hikmah itu sendiri kata Nabi bagaikan mutiara
yang tercecer, yang bisa ditemukan entah oleh siapa saja (al hikmatu
dlallat al mu'min anna wajadaha), oleh karena itu kapanpun orang
menemukannya, hendaknya cepat pungut, meski mutiara itu berada di
lumpur. (khuz al hikmat walau min ayyi wi`a'in kharajat).

dan barang siapa beruntung dapat memungut hikmah, maka kata al Qur'an,
sungguh ia bagaikan menemukan "durian runtuh" yang tak ternilai
harganya (waman yu'ta al hikmata faqad utiya khairan katsiran
(Q/2:269). Ali bin Abi Thalib pernah berkata; Perhatikan apa yang
dikatakan, jangan melihat siapa yang berbicara (undzur ma qala wala
tandzur man qala).



sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com



Salam Cinta,
agussyafii

Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
[EMAIL PROTECTED] atau http://mubarok-institute.blogspot.com






Kirim email ke