Ingatan Itu Menoreh Luka

By: agussyafii


Malam begitu larut. Mamahnya Mantika bercerita tentang anak pertamanya
yang duduk dibangku SMA sudah mulai gemar merokok, suka pulang malam
bahkan terkadang tidak pulang ke rumah, entah tidur dimana, tanpa
terasa air mata saya mengalir mendengar penuturannya. 

Dulu ayahnya Mantika dan saya sama-sama pengajar di salahsatu SMK di
Jakarta. Pengabdiannya sebagai guru membuat kami terasa dekat karena
ketulusan dan baik budinya. Ketika meninggal, saya sangat kehilangan
seorang teman dekat. Itulah sebabnya ketiga anaknya yang ditinggalkan
buat saya adalah tanggungjawab untuk menjaganya. 

Air mata saya mengalir teringat apa yang pernah Ayah Mantika katakan
dengan bangga tentang anak pertamanya, "Pak Agus, lihat saja nanti.
Dia akan menjadi anak kebanggaan buat saya. Rajin mengaji dan raport
sekolah selalu bagus." Ingatan itulah menoreh luka yang cukup dalam di
hati saya. Ingatan itu begitu melekat yaitu sebuah kebanggan seorang
ayah pada anaknya. Akankah saya membiarkan kebanggan itu menjadi
sirna? "Tidak" jawab saya.

Saya katakan kepada mamahnya Mantika, saya akan membantu
menasehatinya. Keesokan hari saya sempatkan bertemu dengannya, saya
ceritakan bagaimana ayahnya yang bangga terhadapnya dan bagaimana
sekarang ini ibunya sangat mengkhawatirkan dirinya. Wajahnya tertunduk
lama sekali, tak lama dia mengangguk.  Setelah itu beberapa hari
kemudian nampak ada perubahan sikap dan selalu pulang ke rumah.

---------------------

Anak-anak yatim selalu cenderung untuk nakal dan cuek, hal itu adalah
bentuk panggilan Alloh SWT terhadap kita agar lebih menyayangi
terhadap mereka, sebagaimana Nabi SAW menyebutkan bahwa dirinya kelak
akan bersama orang-orang yang mengasuh anak yatim bagaikan jari tengah
dan jari telunjuk.


sumber, http://agussyafii.blogspot.com



Salam Cinta,
agussyafii


=======
Tulisan ini dibuat dalam kampanye "Kunci Doa yang Dikabulkan" Terima
kasih atas berkenannya memberikan komentar di
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12 431


Kirim email ke