http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-264%7CX Kamis, 23 Desember 2004 Institusi Agama Kurang Melindungi Perempuan Pekerja Domestik Migran Jurnalis Kontributor : Latifah Jurnalperempuan.com-Yogyakarta. “Berdasarkan pengalaman 14 tahun bergerak dalam perlindungan buruh migran, tidak ada respon yang signifikan dari institusi agama (Islam) di Indonesia, terutama institusi yang besar seperti Muhammadiyah, terhadap buruh migran, kecuali pada saat Gus Dur menjadi presiden.” Hal ini menjadi pertanyaan besar karena mayoritas buruh migran adalah Muslim. Sebagai perbandingan, “Di Hongkong, buruh migran dilindungi oleh institusi gereja.” Demikian ungkap Wahyu Susilo dari KOBUMI, Jakarta dalam Workshop “Woman Domestic Workers in Islamic Countries” pada 22 Desember di Gedung Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
Banyaknya kasus yang menimpa buruh migran di Timur Tengah malah membuat organisasi perempuan berbasis Islam di Indonesia memutuskan untuk menghentikan pengiriman buruh migran. Menurut Wahyu, sikap seperti ini naïf dan tidak berdasar pada realita. Keputusan itu dapat sedikit ditawar dengan adanya ketentuan perempuan dapat menjadi buruh migran asalkan ada muhrim yang menyertainya. Dalam hal ini, upaya reinterpretasi ajaran agama perlu dilakukan mengingat kompleksnya permasalahan. “Kami interpretasikan konsep muhrim sebagai perlindungan misalnya peraturan pemerintah,” lanjut Wahyu. Damairia Pakpahan, yang biasa disebut Ibu Damai, dari Yayasan Djoet Nyak Dien, mengungkapkan bahwa negara-negara Timur Tengah, terutama Arab Saudi, yang notabene negara Islam, memang mempunyai sejarah yang paling panjang mengenai kekerasan terhadap pekerja domestik migran. Negara-negara di Asia Pasific seperti Hongkong relatif lebih menjamin perlindungan terhadap pekerja domestik migran. Peraturan resmi yang diberlakukan di sana menjamin berbagai aspek perlindungan seperti gaji dan jam kerja. Sayangnya, menurut Ibu Damai, pekerja migran Indonesia dilarang bekerja di sana karena perbedaan agama dengan calon majikan di sana. Selanjutnya, kedua pembicara tersebut juga memaparkan keterlibatan lembaga mereka masing-masing sebagai NGO dalam pemberdayaan buruh migran. “Kami melakukan intervensi pada komunitas untuk menanamkan kemandirian pada tenaga kerja Indonesia sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri (swabela).” Ibu Damai lebih menekankan perbaikan pelatihan peda mereka. Menurutnya, bukan cuma masalah skill yang penting dalam proses pelatihan, tetapi awarness juga penting. Sebagai Otokritik, Ibu Damai juga mengungkapkan kurangnya terbentuk jaringan kerja di antara berbagai NGO yang mempunyai concern yang sama dalam bidang ini. Di pihak lain, Husin Alaydrus, Ketua Umum APJATI, Jakarta menggarisbawahi awal mula permasalahan TKI, yaitu belum sinkronnya sistem pelatihan, penempatan, dan perlindungan TKI. Contohnya, khusus untuk negara tujuan UAE dan Qatar, penempatan TKI dilakukan dengan sistem On Arrival Visa. Dengan sistem ini, kedutaan, yang seharusnya mengontrol adanya pemalsuan visa, tidak terlibat sehingga penempatan TKI cenderung non-prosedural. Dalam workhop yang diselenggarakan Center for Religious dan Cross-Cultural Studies Universitas Gadjah Mada dan Institute for The Study of Islam in Modern Society (ISIM) Netherland ini dihadiri pula beberapa akademisi dari berbagai negara yang meneliti pekerja domestik migran di Timur Tengah. Dalam penelitian “Domestic Workers and Media Discourse of Inclusion and Exclusion in UAE”, Rima Sabban dari Dubai University College menyimpulkan bahwa kita dapat mengubah realitas komunitas dan citra pekerja domestic di media bila para pekerja itu sendiri boleh bersuara atau kita bersuara dari perspektif mereka. Selain Rima, peneliti lain yang mempresentasikan penelitian mereka dalam workshop tersebut adalah Ray Jureidini, American University in Beirut; Hana Jaber, CERMOC, Amman; dan Annelies Moors, University of Amsterdam, sedangkan Ratna Saptari dan Ali Muchsin berperan sebagai pembahas.*** ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: ppiindia@yahoogroups.com 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/