http://www.kompas.com/ver1/Internasional/0703/28/045921.htm
   
  Iran Alihkan Devisa Dollar AS 


  KUALA LUMPUR, SELASA - Gubernur Bank Sentral Iran Ebrahim Sheibany, Selasa 
(27/3), mengungkapkan, sanksi baru Dewan Keamanan PBB hanyalah "simbolik" dan 
tidak akan memengaruhi perekonomian Iran. Meski demikian, Iran telah 
mengalihkan cadangan devisa dari dollar AS ke mata uang lain. 
   
  "Sanksi itu tidak ada pengaruhnya karena tidak terkait dengan ekonomi kami. 
Sanksi itu hanya terkait dengan beberapa hal simbolik, contohnya mereka 
menjatuhkan sanksi atas persenjataan kepada negara lain," ungkap Sheibany. 
   
  Dia menambahkan, Iran bukanlah produsen utama ataupun pengekspor persenjataan 
ke negara lain. "Saya bisa katakan (sanksi) itu tidak akan berpengaruh buruk 
terhadap ekonomi kami," papar Sheibany. 
   
  Meski demikian, diungkapkan, Iran telah mengurangi cadangan devisanya dalam 
bentuk dollar AS ke tingkat hanya 20 persen sebagai respons atas sikap 
permusuhan AS terhadap Iran. 
   
  Gubernur Bank Sentral Iran itu menegaskan, ekonomi Iran bisa mengatasi 
sanksi-sanksi PBB dan negerinya mempunyai cukup cadangan devisa dalam bentuk 
mata uang asing untuk mengatasi jika terjadi guncangan besar. Namun, tidak 
disebutkan berapa cadangan devisa yang dimiliki Iran saat ini. 
   
  Menyusul disahkannya Resolusi DK PBB Nomor 1747, Ketua Kebijakan Luar Negeri 
Uni Eropa Javier Solana, Senin, telah menelepon ketua perunding Iran, Ali 
Larijani. Telepon itu untuk memperbarui kontak dan menjelaskan apa yang telah 
dilakukan masyarakat internasional dan keinginan negara-negara adidaya untuk 
membuka kembali perundingan dengan Iran mengenai paket insentif untuk mengatasi 
kebuntuan perundingan. 
   
  Juru bicara Solana, Cristina Gallach, menjelaskan tidak ada pembicaraan 
mengenai substansi dalam pembicaraan telepon itu. 
   
  Ditambahkan, Larijani mengungkapkan penentangan Iran atas resolusi baru DK 
itu, tetapi menerima baik undangan untuk melakukan kontak kembali dan melakukan 
pembicaraan pada beberapa hari mendatang. 
   
  Cara damai 
   
  Dari pertemuan pemimpin Rusia Vladimir Putin dengan pemimpin China Hu Jintao 
di Moskwa, kedua pemimpin itu dalam pernyataan bersamanya menyampaikan, "Rusia 
dan China menekankan bahwa masalah program nuklir Iran harus diselesaikan hanya 
dengan cara damai, melalui perundingan." 
   
  Ditambahkan, Rusia dan China akan melakukan segala upaya untuk memastikan 
dimulainya kembali perundingan dengan cepat dan menemukan sebuah penyelesaian 
jangka panjang yang bisa diterima semua pihak. 
   
  Menyesalkan 
   
  Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan sejumlah ormas Islam kembali menyesalkan 
sikap pemerintah yang mendukung resolusi DK PBB Nomor 1747. Resolusi itu 
dianggap bukan solusi damai atas masalah nuklir Iran, melainkan merupakan 
alasan awal untuk menyerang dan menguasai Iran. 
   
  Hal ini disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang bersama 
sejumlah wakil dari ormas Islam menerima Duta Besar Iran untuk Indonesia Berooz 
Kamalvandi di kantor Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Selasa. "Kita harus 
mempertanyakan sikap pemerintah ini, dan Menlu Hasan Wirajuda perlu memberikan 
penjelasan sebenar-benarnya," ujarnya. 
   
  Menurut Din, sikap pemerintah ini memperlihatkan keberadaan Indonesia sebagai 
anggota tidak tetap DK PBB tidak memiliki signifikansi bagi keterwakilan sebuah 
negara besar dan berdaulat yang dapat berperan menciptakan keseimbangan global. 
   
  Menurut Din, Indonesia seharusnya berempati kepada Iran sebagai sesama negara 
Islam dan anggota Gerakan Nonblok, dengan memperlihatkan sikap berani menolak 
resolusi PBB itu. Apalagi, suatu waktu Indonesia mungkin perlu juga membangun 
instalasi tenaga nuklir bagi pengembangan iptek dan kesejahteraan rakyat pada 
masa depan. 
   
  Berooz Kamalvandi mengatakan, instrumen DK PBB sebenarnya sudah terbukti 
tidak bisa menyelesaikan masalah perdamaian dunia. Contohnya, persoalan 
Palestina hampir 50 tahun tidak selesai. 
   
  "Apakah kegiatan Iran membangun instalasi nuklir dengan tujuan damai itu 
menakutkan? Kami sudah membuka semua pintu untuk diperiksa. Anehnya, ketika 
Israel menghancurkan negara lain, tidak pernah dianggap sebagai ancaman 
keamanan dunia," ujarnya. 
   
  Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Abdul Asri Harahap 
mengkhawatirkan, resolusi ini hanyalah langkah awal untuk menyerang Iran. 
   
  Sedangkan Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPR Zulkifli Hasan menilai 
sikap pemerintah hipokrit dan mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
mengklarifikasi secara terbuka sikap tersebut. Jika klarifikasi dianggap belum 
memadai, F-PAN mendukung gagasan interpelasi yang kini bergulir di DPR. 
(AFP/Reuters/MAM/DIK/OKI) 
    function WindowOpen1(url)  {  
myWin1=open(url,"displayWindow","width=400,height=400,toolbar=no,menubar=no");  
return false;  }    

 
---------------------------------
Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
always stay connected to friends.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke