(dikutip dari milis jurnalis):
 
 
Posted by: "Sirikit Syah" sirikits...@yahoo.com   sirikitsyah 
Fri Jul 10, 2009 12:33 am (PDT) 


Salam,
Apakah rekan-rekan tidak menengarai keanehan peristiwa tadi malam? Saya merasa 
aneh sekali. Begini, mula-mula televisi memberitakan JK mengucapkan selamat 
kepada SBY. Wow, ini pastilah kebesaran hati JK. Tetapi info itu bersumber dari 
kubu SBY. Maknanya: SBY ingin publik tahu bahwa bahkan JK sudah mengucapkan 
selamat kepadanya sebelum pengumuman resmi KPU diluncurkan. Maksudnya apa? 
Pembentukan opini publik bahwa dia memang pantas menang -regardless laporan 
kecurangan dan angka quick count yang berbeda dari lembaga yang berbeda.
 
Statement SBY itu memang bukan omong kosong, memang ada komunikasi telepon 
antara SBY-JK, yang disiarkan langsung oleh televisi dari kediaman SBY. Dalam 
siaran langsung itu kelihatan SBY lebih banyak berbicara dan berpesan-pesan. 
 
Tapi, ketika Tommy Suryopratomo (Metro) juga on air dari Mangunsarkoro (tempat 
JK), baru terbuka bahwa sebetulnya SBY-lah yang menelepon JK. JK menelepon sore 
hari tetapi tidak diangkat. Baru kemudian SBY menelepon malam itu (persis saat 
di tempat SBY banyak insan media dan pembicaraan bisa diekspos --> demi 
publikasi. Moment ini jauh lebih berharga, mungkin itu sebabnya telpon JK 
sebelumnya tidak diangkat, karena tidak akan ada ekspose media).
 
Setelah Tommy menceritakan bahwa SBY yang telepon, ditayangkanlah rekamannya 
dari kediaman JK. Saya sulit percaya. Tidak ada sepatah katapun JK mengucapkan 
"Selamat". JK cuma 'ngowoh' saja (bahasa Jawa, artinya mlongo), ciri khasnya, 
sambil mendengarkan dengan seksama pihak sana yang tampaknya nyerocos, sesekali 
JK menimpali "Baik pak, baik pak." Terakhir, JK bilang : "Saya mau pulang 
kampung saja pak."
 
Apa artinya informasi dari kemajuan dan kecepatan teknologi televisi ini? Ini 
analisis saya:
1. SBY memainkan persepsi publik dengan mengklaim bahwa JK memberi ucapan 
selamat kepadanya. Tetapi saya sebagai konsumen media tidak melihat rekaman JK 
mengucapkan selamat. yang saya lihat cuma SBY berbicara kepada JK tentang 
hal-hal lain.
2. SBY tidak mengangkat telepon JK sebelumnya, entah karena apa (saya ingin 
tahu). 
3. SBY-lah yang menelepon JK ketika diekspos media itu, pada moment di 
tempatnya banyak sorot media.
 
Saya percaya bahwa JK pasti akan mengucapkan selamat. Sebelum pilpres pun JK 
sudah bilang, akan menghormati dan mendukung yang menang. tetapi sikap SBY tadi 
malam mendahului itu, boleh dikata agak tidak etis. Sangat tidak perlu untuk 
tokoh yang diperkirakan menang telak. Betul-betul tidak perlu. Ini dapat 
menurunkan kualitas kemanusiaannya sendiri. Sayang sekali.
 
Saya heran bila teman-teman wartawan tidak mencermati hal ini dan menelan 
mentah-mentah statement "JK menelepon saya memberi ucapan selamat."
 
salam,
sirikit syah
 
 

--- On Fri, 7/10/09, Adrian Dapnee <adapti...@yahoo. com> wrote:

From: Adrian Dapnee <adapti...@yahoo. com>
Subject: Re: [jurnalisme] Tentang Kalla Selamati SBY
To: jurnali...@yahoogro ups.com
Date: Friday, July 10, 2009, 8:52 AM

Mudah2an berita dibawah ini adanya tidak seburuk kesan yang saya dapatkan 
tentang kenyataan telepon JK - SBY.
Yah, rakyat memang sedang menanti kebesaran hati JK, bahkan hingga kini.
------------ --------- --
Ternyata Presiden yang Telepon JK

JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Jusuf Kalla sebagai pribadi dan wakil presiden 
memberi ucapan selamat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang sementara 
mengungguli hasil perolehan suara pilpres berdasarkan quick count.

Ucapan selamat itu diutarakan Kalla bukan sebagai calon presiden karena, 
sebagai capres, Kalla baru akan mengucapkan secara resmi jika dipastikan 
pilpres berlangsung secara demokratis, jujur, dan adil.

Hal itu disampaikan oleh juru bicara Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto, Yuddy 
Chrisnandi, yang mendampingi Wapres Kalla menerima telepon dari Presiden SBY 
saat menerima senior editor sejumlah media massa di kediaman dinasnya di Jalan 
Diponegoro, Jakarta, Kamis (9/7) malam ini.

Menurut Yuddy Chrisnandi, sebelum maghrib, Wapres Kalla memang memerintahkan 
ajudannya untuk menghubungi presiden untuk memberikan ucapan selamat sebagai 
pribadi dan sebagai wapres. Namun, entah bagaimana, telepon tidak bisa 
disambung kepada presiden.

"Akan tetapi, saat Wapres Kalla sedang menerima tamu-tamunya, para senior 
editor, di ruang makan, tiba-tiba ajudan menghampiri dan memberitahukan adanya 
telepon dari Presiden. Wapres kemudian mengambil telepon dan berbicara dengan 
presiden sambil berjalan ke ruangan sebelah yang kosong," ujar Yuddy.

Dikatakan Yuddy, Wapres agak terkejut karena komunikasi teleponnya ternyata 
disiarkan langsung oleh sebuah stasiun televisi. "Pak Wapres sempat menanyakan, 
namun dijawab Presiden, ini untuk menenangkan hati masyarakat. Akhirnya Pak 
Wapres setuju dan berkata 'silakan-silakan' ," ungkap Yuddy.

Sebelumnya, tambah Yuddy, Pak Kalla lebih banyak berkata "Ya... ya... ya...."

"Memang Pak Wapres mengucapkan selamat atas hasil perhitungan sementara 
bedasarkan quick count. Jadi, belum secara resmi sebagai calon presiden," ucap 
Yuddy.

Sejumlah kru dari stasiun TV One yang menayangkan secara langsung komunikasi 
telepon itu, saat ditanya Kompas di Posko Mangunsarkoro, membenarkan bahwa yang 
menghubungi wapres Jusuf Kalla adalah Presiden SBY.




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke