http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0703/24/151054.htm
   
  Jagalah Hati, Jangan Diracuni 



  Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi 
secara optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh 
rentan terkena penyakit serius, salah satunya sirosis. Apa yang harus dilakukan 
agar kita tak sakit hati? 
   
  Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di 
dalam tubuh. Beratnya sekitar 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian 
atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. 
  
 
  Organ hati yang cukup besar ini setara dengan fungsinya yang cukup berat. 
Setidaknya lebih dari 500 pekerjaan dilakukan oleh lever. Hati menjadi tempat 
menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang 
diserap dari permukaan kulit.  
   
  Dalam situs Hepatitis Foundation International disebutkan, lever bertindak 
sebagai mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan sampah, dan 
malaikat pelindung. Masalahnya, hati merupakan teman yang pendiam. Manakala ada 
sesuatu yang salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi kerusakan lebih jauh. 
   
  Perlu kepedulian kita supaya hati terjaga, tetap sehat dan bebas dari 
penyakit. Untuk memperoleh kondisi itu, kita harus menganut diet sehat, 
olahraga teratur, mendapat udara bersih, dan menghindari hal-hal yang dapat 
merusak hati. 
   
  Kerja Berat
  
Yang menyedihkan, umumnya kita hanya memiliki sedikit pemahaman tentang fungsi 
hati yang sedemikian rumit, vital, dan bekerja tiada henti. Sebelum bayi lahir, 
hatinya berperan sebagai organ utama dalam pembentukan darah. Saat tumbuh 
menjadi seorang manusia, fungsi pokok hati adalah menyaring dan 
mendetoksifikasi segala sesuatu yang dimakan, dihirup, dan diserap melalui 
kulit. Ia menjadi pembangkit tenaga kimia internal, mengubah zat gizi makanan 
menjadi otot, energi, hormon, faktor pembekuan darah, dan kekebalan tubuh. 
   
  Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi), dan gula, 
mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol. 
Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat 
gizi penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi beracun serta 
memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan mengeluarkan bakteri 
dari aliran darah. Tampak jelas, hati bukan hanya teman yang pendiam, tetapi 
juga sahabat baik. 
   
  Tugas hati memang sangat berat dan luas. Dikatakan oleh Dr. Ari Fahrial Syam, 
Sp.PD-KGEH, fungsi hati meliputi enzimatik, hormonal, dan darah. "Hati 
menyediakan enzim yang diperlukan untuk metabolisme, melakukan detoksifikasi, 
membentuk faktor pembekuan darah, dan beberapa hormon," tuturnya. 
   
  Hati juga mendetoksifikasi dengan menetralkan racun dari obat-obatan, meski 
tidak semua obat berhasil didetoksifikasi hati. Bila tidak berhasil, bisa 
menimbulkan gangguan fungsi hati. Di satu sisi, bila terjadi gangguan dan 
membuat sebagian organ hati mesti dibuang, organ sisanya masih dapat berfungsi.
   
  Untuk itulah, kesehatan organ hati mesti dijaga. Dijelaskan oleh konsultan 
gastro-enterolog hepatologi dari FKUI/RSCM itu, tindakan menjaga kesehatan hati 
dilihat dari dua hal, yaitu mencegah terjadinya hepatitis dan perlemakan hati 
(fatty liver). 
   
  Awas Gorengan
  
Upaya pencegahan hepatitis yang disebabkan oleh virus, seperti pada hepatitis 
B, dilakukan dengan vaksinasi. Hepatitis A tidak perlu divaksinasi karena 
biasanya hanya bersifat akut dan tidak kronis. Kecuali bila ada wabah hepatitis 
A, vaksinasi bisa dilakukan. 
   
  Lain halnya dengan hepatitis B. Tindakan perlindungan perlu dilakukan. 
Contohnya, jika pasangan menderita hepatitis B, harus ada perlindungan supaya 
tidak tertular. Pemeriksaan status hepatitis juga perlu dilakukan pada anggota 
keluarga. Jika belum terinfeksi, vaksinasi hepatitis B bisa diberikan. Selain 
itu, tindakan pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah tidak menggunakan alat 
yang berpotensi menularkan virus tersebut secara bersama-sama, misalnya sikat 
gigi dan pisau cukur. 
   
  Untuk masalah perlemakan hati, pola hiduplah yang mesti diubah. Fatty liver 
atau perlemakan hati, menurut dokter lulusan FKUI ini, terjadi akibat gaya 
hidup. "Sering mengonsumsi makanan berlemak atau gorengan dapat menimbulkan 
fatty liver," ujarnya. Akibatnya sel-sel di dalam hati akan tertimbun lemak dan 
dapat menambah komplikasi pada hati.
   
  Konsumsi alkohol secara berlebihan pun dapat menimbulkan perlemakan hati. 
Begitu juga dengan kondisi obesitas atau kelebihan berat badan. Dr. Ari 
menyarankan agar segera mengubah gaya hidup yang lebih menyehatkan. Dengan 
menghindari makanan penuh lemak dan kolesterol, menurunkan berat badan, 
berolahraga secara teratur, dan istirahat cukup, hati kita akan tetap sehat. 
  

Sumber: Gaya Hidup Sehat

 
---------------------------------
Expecting? Get great news right away with email Auto-Check.
Try the Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke