From: Marco Polo <comopr...@seznam.cz> Date: Friday, April 9, 2010, 9:35 PM 08 April 2010 | 22:28 wib | Nasional Unsur Pimpinan DPR RI Diduga Terlibat Korupsi Ada Jaringan Markus di Istana Negara Yogyakarta, CyberNews. Buka-bukaan kasus penyalahgunaan wewenang, kekuasaan dan korupsi terus bergulir. Kamis (8/4), di Yogyakarta, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DR H Laode Ida mengungkapkan adanya unsur pimpinan lembaga tinggi negara yakni DPR RI yang diduga terlibat kasus korupsi. Dia juga menyampaikan adanya jaringan mafia di lingkup Istana Negara Jakarta. Dia membeberkan itu semua ketika berlangsung bedah buku karyanya, Negara Mafia di Galang Press, Yogyakarta, dalam rangka 100 hari wafatnya Gus Dur. Selain dia, tampil pula sebagai narasumber Arie Sujito dan Zaenal Arifin Mochtar dari UGM. Mereka menyoroti korupsi dan mafia yang berkeliaran di lingkaran elit kekuasaan. "Ada salah seorang teman yang mengungkapkan ini lebih parah dari era Orde Baru, orang-orang asing masuk-keluar istana dan ada yang minta jatah 20% untuk proyek tertentu," ujar Laode. Dia menceritakan kisah nyata yang disebutnya mafia di lingkungan Istana. Namun demikian dia tak bersedia menyebut nama karena harapannya orang-orang yang pernah masuk Istana dan bertemu dengan mafia bisa menceritakan sendiri secara terbuka. Dulu sebelum reformasi Istana Negara menjadi tempat yang sakral dan tidak sembarang orang bisa masuk-keluar. Kini, Istana sendiripun tak bisa membuat dirinya sakral karena adanya mafia di dalamnya. "Semua lini birokrasi, pemerintahan tak lepas dari praktik-praktik kotor mafia. Inilah negara mafia. Bahkan Presiden SBY tak mampu memberantas korupsi di jaringan sekitarnya," tandasnya. Bosan Pembicara lain dari Pusat Anti Korupsi (Pukat) UGM, Zaenal Arifin Mochtar menambahkan dirinya bosan dengan pidato-pidato SBY yang pintar melawan korupsi bahkan dengan mengutip kaa-kata jihad. Namun apa yang terjadi, korupsi terus terjadi. "Saya bosan dengan pidato-pidato anti korupsi karena kasus-kasus korupsi sama saja terus berlangsung. Perlu ada terobosan luar biasa untuk memberantas korupsi," papar dia. Sementara Arie Sujito menilai kasus Century sudah anti klimaks karena parlemen tidak berani mengambil langkah lebih lanjut. Itu belum selesai muncul isu baru yang gaungnya lebih dasyat dan orang mulai melupakan Century. Dia berharap kasus-kasus tersebut tak hanya selesai ketika sudah terungkap tapi harus ada proses lebih lanjut sampai tuntas. Laode sependapat dengan keduanya bahwa ada pengalihan isu dengan munculnya kasus pajak yang melibat Gayus dan beberapa orang lainnya. Dia menyebutnya ketika ada kasus yang sedang jadi perhatian selalu ada pengalihan dari waktu ke waktu. "Memang ada apresiasi terhadap pembongkaran tapi itu belum cukup karena tidak muncul orang-orang dari dalam yang berani bicara," tutur ilmuwan sederhana itu. Di akhir penyampaiannya, Laode membuka ada unsur pimpinan DPR RI yang diduga terlibat penyalahgunaan wewenang dan terindikasi korupsi. Yang bersangkutan berhubungan dengan seorang menteri untuk mencairkan uang dalam jumlah miliaran rupiah untuk kegiatan tertentu. "Hanya dengan memo pejabat, keluarlah uang miliaran rupiah. Lihat saja pekan depan akan ada yang mengungkapkan itu semua. Tak usah sebut nama karena besok akan ada yang menyebut kok," tambahnya sambil tersenyum. ( Agung Priyo Wicaksono /CN13 ) Sumber: http://suaramerdeka .com/v1/index. php/read/ news/2010/ 04/08/51426/ Ada-Jaringan- Markus-di- Istana-Negara *** Kejagung Lanjutkan Pemeriksaan Saksi Dugaan Korupsi Kemlu Jakarta, CyberNews. Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali memeriksa sejumlah saksi dugaan korupsi biaya tiket di Kementrian Luar negeri (Kemlu). Hari ini tim penyidik pada Jaksa Agung Muda Tindak pidana Khusus memeriksa Sutrisno, Pelaksana Tugas Kasubag Gaji Biro Keuangan Kemlu, Mahlan Effendi, Direktur PT Laser Pratayaksa Tour & Travel. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Didiek Darmanto menuturkan, pemeriksaan keduanya dilakukan sejak pukul 09.30 hingga 16.00. Dalam pemeriksaan, masing-masing harus menjawab 25 pertanyaan. "Saksi Sutrisno dan Mahlan Effendi pada pokoknya memberiksa keterangan tentang prosedur pembayaran tiket tahun 2006-2009," ujar Didiek, di Jakarta, Senin (5/4). Dalam kasus tersebut, kejagung telah menetapkan sepuluh tersangka. Sebanyak lima tersangka ditetapkan pada akhir bulan lalu. Lima tersangka lagi yakni, Kepala Biro Keuangan Kemlu Ade Wismar Wijaya, Kasubbag Verifikasi Keuangan Kemlu Ade Sudirman, Bendahara Kemlu periode 2003-2007 I Gusti Adnyana, Bendahara Kemlu periode 2007-2009 Syarif Syam Arman, serta Dirut PT Indowanua Inti Sentosa, Syarwani Soeni. ( Wahyu Wijayanto /CN14 ) Sumber: http://suaramerdeka .com/v1/index. php/read/ news/2010/ 04/05/51071/ Kejagung- Lanjutkan- Pemeriksaan- Saksi-Dugaan- Korupsi-Kemlu *** [Non-text portions of this message have been removed]