Kafir “Kontemporer”
Oleh: Syamsuddin Ramadhan al-Nawiy
Publikasi 08/07/2004

hayatulislam.net - Secara literal, al-kufr (kekafiran) bermakna dladd al-imaan (lawan 
dari keimanan). Kata kufr juga bermakna juhud al-ni’mah (ingkari terhadap nikmat), 
atau lawan dari al-syukr (syukur). Allah SWT berfirman, “Innaa bi kulli kaafiruun” 
[Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu. (Qs. al-Qasas [28]: 
48)]. Arti dari “kaafiruun” pada ayat ini adalah jaahiduun (orang-orang yang ingkar). 
(Imam Abu Bakr al-Raaziy, Mukhtaar al-Shihaah, bab kafar).

Pada asalnya, semua hal yang menutupi sesuatu yang lain disebut dengan kekafiran. 
Sebab, al-kufr juga bermakna “al-lail al-mudzlim” (malam yang gelap gulita). Ibnu 
Sakiit menyatakan: “Kekafiran yang melekat pada diri seseorang disebabkan karena 
“ni’mat” Allah SWT telah tertutup pada diri mereka.”

Secara syar’iy, al-kufr juga bermakna lawan dari keimanan. Keimanan sendiri bermakna 
–didefinisikan oleh banyak ‘ulama– sebagai berikut:

Imam al-Nasafiy, berpendapat, “Îman adalah pembenaran hati sampai pada tingkat 
kepastian dan ketundukan.” (Imam al-Nasafiy, Al-'Aqâid al-Nasafiyyah, hal. 27-43).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, “Îman yang telah ditentukan oleh syara' dan diserukan 
kepada kaum muslimîn adalah berupa i’tiqâd (keyakinan), ucapan, dan perbuatan. Inilah 
pendapat sebagian besar Imam-imam madzhab. Bahkan, Imam Syafi'iy, Ahmad bin Hanbal,dan 
Abu Ubaidah menyatakan, pengertian ini sudah menjadi suatu ijma'. (kesepakatan).” 
(Ibnu Katsîr, Tafsir Ibnu Katsîr, jilid.I, hal. 40).

Imam Nawawi menyatakan, “Ahli Sunnah dari kalangan ahli hadits, para fuqaha, dan ahli 
kalam, telah sepakat bahwa seseorang dikategorikan muslim apabila orang tersebut 
tergolong sebagai ahli kiblat (melakukan sholat). Ia tidak kekal di dalam neraka. Ini 
tidak akan didapati kecuali setelah orang itu mengimani dienul Islâm di dalamnya 
hatinya, secara pasti tanpa keraguan sedikitpun, dan ia mengucapkan dua kalimat 
syahadat.” (Imam Nawawi, Syarah Shahih Muslim, jilid I, hal. 49).

Berdasarkan definisi di atas, “kufr” lebih berhubungan dengan “perbuatan hati” 
(i’tiqad). Seseorang yang mengingkari Allah SWT, ayat-ayat Allah dan risalah Muhammad 
Saw secara pasti ia telah kafir. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau 
tidak kamu beri peringatan, mereka tidak beriman.” (Qs. al-Baqarah [2]: 6).

Ali Al-Shabuniy menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut: “Orang-orang kafir adalah 
orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan mendustakan risalah Muhammad Saw.” 
(Ali al-Shabuniy, Shafwaat al-Tafaasir, juz I, hal. 22).

Muslim yang melanggar aturan Allah namun tidak disertai dengan i’tiqad (keyakinan) 
maka dirinya tidak terjatuh kepada kekafiran. Namun, apabila pelanggarannya disertai 
dengan keyakinan, maka dirinya telah terjatuh dalam kekafiran. Sebagian ‘ulama 
–misalnya Imam Malik— menyatakan, bahwa orang yang meninggalkan sholat secara sengaja, 
maka ia telah terjatuh kepada kekafiran. Sedangkan Imam Syafi’iy berpendapat, bahwa 
orang yang meninggalkan sholat tidak secara otomatis keluar dari Islam (kafir). Jika, 
tindakan meninggalkan sholat tersebut disertai dengan keyakinan bahwa sholat lima 
waktu itu tidak wajib, maka, orang semacam ini telah terjatuh ke dalam kekafiran. Akan 
tetapi, jika tindakannya tidak disertai keyakinan, maka ia tidak terjatuh kepada 
kekafiran, namun hanya disebut maksiyat.

Seseorang bisa terjatuh ke dalam kekafiran, jika: (1) mengingkari pokok-pokok 
keimanan; yakni ingkar terhadap eksistensi Allah, ayat-ayat Allah (sebagian maupun 
keseluruhan), dan kenabian Muhammad Saw. (2) melanggar perkara-perkara qath’iy yang 
sudah ditetapkan di dalam al-Qur’an dan sunnah, dan dibarengi dengan sebuah keyakinan 
bahwa ia tidak berdosa tatkala mengerjakan perbuatan tersebut.

Betapa banyak orang yang mengaku muslim menyatakan dengan enteng, semua agama adalah 
benar. Syari’at Islam sudah ketinggalan zaman dan hanya cocok diberlakukan kepada 
hewan ternak. Sebagian yang lain menyatakan bahwa, Muhammad Saw bias gender. 
Menerapkan Islam sama dengan romantisme sejarah, dan masih banyak lagi 
lontaran-lontaran yang ditujukan untuk menikam Islam dan kaum muslim. Jikalau 
lontaran-lontaran semacam ini dibarengi dengan niat untuk menyakiti dan 
menginjak-injak kesucian Islam, tidak diragukan lagi bahwa mereka telah keluar dari 
Islam. 
Posted by: Redaksi on 08, Jul 04 | 10:31 am
Comment Archives
Return to : WEBLOG

http://hayatulislam.net/



Untuk mendapatkan artikel-artikel seputar Islam, silahkan kunjungi Hayatul Islam.Net - 
Menuju Islam Kaffah http://hayatulislam.net



---------------------------------
Find local movie times and trailers on Yahoo! Movies.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke