http://www.antara.co.id/arc/2009/4/12/kapal-baru-kri-frans-kaisiepo-menuju-indonesia/

12/04/09 00:47

*Kapal Baru KRI Frans Kaisiepo Menuju Indonesia*


*Vlissingen, Belanda (ANTARA News)* - Setelah dua tahun dibuat di Belanda, *KRI
Frans Kaisiepo 368* resmi berlayar menuju ke Indonesia dengan lama
perjalanan sekitar 46 hari.

Kapal tersebut dilepas Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, J.E Habibie di
Pelabuhan Vlissingen, Belanda, Sabtu siang sekitar pukul 13.00 waktu
setempat.

Sebelumnya dilakukan upacara persiapan pemberangkatan dipimpin Habibie di
dermaga Pelabuhan Vlissingen, Belanda.

Keakrabatan dan rasa haru antara sejumlah ABK KRI Kaisiepo dan masyarakat
Belanda serta warga Indonesia di Belanda, terlihat saat sejumlah ABK
bersalam-salaman dan berpelukan dengan para masyarakat sekitar.

Bahkan, ada pula masyarakat Belanda yang dengan sengaja menggunakan pakaian
kebaya, pakaian adat tradisional Indonesia, turut menghadiri upacara
perpisahan tersebut.

Kapal tersebut akan berlayar melalui Spanyol, Italia, Mesir, Jeddah. Di
Jeddah, sejumlah ABK tersebut akan melakukan umrah selama empat hari.
Setelah itu, mereka kembali melakukan perjalanan menuju India, Sabang,
Jakarta dan Surabaya.

Dubes RI berharap kehadiran KRI tersebut semakin menambah kekuatan armada
perairan RI karena telah dilengkapi fasilitas yang canggih.

Komandan Satgas Yekda Korvet, Kolonel Laut pelaut Widodo mengemukakan bahwa
Indonesia membutuhkan sekitar 270 unit kapal perang untuk bisa secara
keseluruhan menjaga kedaulatan perairan dan integritas bangsa Indonesia.

"Setidaknya negara lain yang ingin memasuki batas perairan tanah air ini
tanpa resmi, akan berpikir beberapa kali dikarenakan kekuatan armada kapal
perang yang dimiliki Indonesia," katanya.

Menurut Widodo, KRI Frans Kaisiepo adalah kapal terakhir yang dibuat di
Belanda dengan menggunakan alat teknologi canggih yang tak dimiliki negara
lain. Ketiga kapal perang TNI AL yang sebelumnya dibuat di Belanda adalah
KRI Diponegoro 365, Hasanuddin 366, dan Iskandar Muda 367

Masing-masing kapal menelan biaya sekitar 1,7 juga euro. Menurut Widodo,
pembuatan empat kapal tersebut merupakan program Departemen Pertahanan yang
dananya berasal dari kredit ekspor. Pengerjaan empat kapal tersebut
dilakukan di Damen Schelde Naval Shipbuilding sejak 2004. (*)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke