KOMPAS
Jumat, 07 Juli 2006

 
Kedaulatan Ekonomi dan Utang LN


Siswono Yudo Husodo 

Keputusan pemerintah untuk tidak menambah utang luar negeri melalui CGI dan 
melalui institusi negara BI perlu disambut gembira. Keputusan itu akan 
mempercepat pelunasan utang kepada IMF sebesar 7,51 miliar dollar AS dalam dua 
tahap. 

Namun, melalui institusi negara yang lain, pemerintah giat menerbitkan 
instrumen utang baru berupa Surat Utang Negara (SUN) dalam rupiah dan dollar 
AS, dijual seperti obligasi. 

Utang luar negeri yang menumpuk membuat kita nyaris kehilangan kedaulatan 
politik dan ekonomi. Berbagai program pembangunan ekonomi melalui Letter of 
Intent (LOI) harus disinkronkan dengan syarat IMF yang cenderung menyerahkan 
semuanya ke mekanisme pasar bebas. Kita tidak dibolehkan menyediakan skim-skim 
kredit berbunga murah yang meningkatkan usaha ekonomi rakyat kecil, yang 
meningkatkan kemampuan kita membiayai pembangunan melalui pajak dalam jangka 
panjang. 

Idealnya, pajak dari rakyat menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan, paling 
tidak 30 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Kini baru mencapai 14 persen dari 
total PDB yang Rp 3.100 triliun. Semua negara yang maju dan sejahtera membiayai 
pembangunannya dengan pajak yang tertib, proporsional, dan progresif; Yang 
lebih kaya membayar lebih banyak. 

Rakyat yang mayoritas berpendidikan rendah dan miskin tidak mungkin diharapkan 
mampu beradaptasi dengan iklim kompetisi pasar bebas. 

Dengan kenyataan itu, sebaiknya kita segera mengambil langkah untuk mengurangi 
keter- gantungan pada lembaga-lembaga donor yang selalu menunjukkan 
keinginannya mendikte. 

Bukti-bukti empirik di banyak negara berkembang yang sukses menjadi negara maju 
dan sejahtera menunjukkan peran negara amat vital dalam membawa kemajuan 
masyarakat. Peran negara dalam membentuk kesejahteraan warganya dicapai melalui 
besaran dan efektivitas anggaran negara serta berbagai kebijakan yang 
meningkatkan produktivitas masyarakat. 

APBN adalah instrumen yang tidak hanya berfungsi sebagai stimulus kegiatan 
ekonomi, tetapi juga efektif digunakan untuk menciptakan aneka program yang 
menguatkan, mengembangkan usaha ekonomi rakyat, dan membuka lapangan kerja. 
Tujuannya untuk membangun sistem ekonomi yang sehat dan stabil dalam jangka 
panjang, memperkuat daya beli masyarakat yang akan meningkatkan kemampuannya 
membiayai sendiri pembangunan negaranya melalui pajak. 

Pemerintah Malaysia sukses memperkuat basis ekonomi rakyat pedesaan dengan 
program Federal Land Development Agency (FELDA). Program ini memfasilitasi 
petani untuk memiliki kebun sawit, luasnya memenuhi skala ekonomi untuk 
menjadikannya sejahtera. Hasilnya, petani Malaysia menjadi sejahtera. Kekuatan 
daya belinya bertambah, dan merupakan prestasi pertumbuhan ekonomi sebesar 8-9 
persen per tahun selama belasan tahun. Di masa lalu Pemerintah Indonesia juga 
mengupayakan langkah-langkah serupa, seperti Program PIR-Trans dan skema Kredit 
Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA), Kredit Candak Kulak, Kredit Usaha Tani 
(KUT), dan sebagainya. Namun, sejak kita mengundang IMF untuk menanggulangi 
krisis ekonomi, program serupa tak dapat diteruskan. 

Hal baru 

Guna mengurangi bahkan melepaskan ketergantungan yang membatasi ruang gerak 
negara dalam mengembangkan aspek sosial ekonomi warga, segenap elite politik 
perlu menyepakati kebijakan dasar penanganan utang luar negeri yang mencakup 
skenario pelunasan seluruh utang dan penghentian pembuatan utang baru di masa 
depan. Belakangan ini, muncul beberapa peristiwa penting dalam isu utang luar 
negeri negara berkembang. 

Pada pertemuan negara-negara anggota Bank Dunia bulan lalu, disepakati untuk 
menghapuskan 37 miliar dollar AS utang negara-negara pengutang termiskin (High 
Indebted Poor Countries/HIPC's) dalam waktu 40 tahun ke depan. 

Setahun sebelumnya, dalam pertemuan negara-negara G-8 di London, Nigeria-negara 
berpenduduk 85 juta jiwa, penghasil minyak bumi-oleh empati G-8 mendapat 
fasilitas write off sebesar 18 miliar dollar AS. Program penghapusan utang 
Nigeria dipertegas dalam rangka Paris Club yang menyepakati sisa utang LN 
Nigeria akan dibayar dari sumber minyak. Ini adalah penghapusan utang LN 
terbesar dalam sejarah Paris Club. Fasilitas write off ini merupakan keringanan 
amat besar bagi Nigeria. Sebelumnya, untuk membayar bunga utang saja Nigeria 
memerlukan 1,2 miliar dollar AS/tahun. Alasan pemberian fasilitas kepada 
Nigeria adalah dalam rangka mengurangi angka kemiskinan dan memberikan tambahan 
kemampuan bagi Nigeria guna menyediakan tempat bagi 3,5 juta anak usia sekolah 
untuk bersekolah. 

Sudah lama Nigeria dan beberapa negara Afrika mengajukan write off sebagai 
solusi utang LN. Namun, usulan ditolak karena korupsi merajalela dan 
mismanajemen. Patut dihargai, upaya Pemerintah Nigeria selama empat tahun untuk 
melakukan reformasi ekonomi dan mengurangi citra sebagai negara yang korup. 

Belum lama ini Argentina dilanda krisis keuangan akibat utang luar negeri yang 
tidak terpikul. Oleh keterdesakan, Argentina ngemplang, tak mau bayar bunga dan 
cicilan. Melalui cara ini, Argentina mendapat keringanan bunga dan penjadwalan 
baru yang disesuaikan kemampuan ekonomi Argentina. 

Presiden Pakistan Musharaf dengan cerdik mengambil keuntungan dari kampanye 
antiterorisme AS. Dalam mendukung AS, Pakistan meminta kompensasi pengurangan 
utang lama dan mendapat penghapusan 30 persen dari Nett Present Value (NPV) 
utang. 

Raksasa ekonomi dunia, Jepang, memiliki pengalaman terhormat dengan utang luar 
negeri. Setelah PD II, mulai 1949, Jepang terpaksa berutang untuk membiayai 
rehabilitasi infrastruktur ekonomi dan kota-kotanya yang hancur serta membayar 
pampasan perang. Jumlah utang meningkat terus hingga tahun 1960. Untuk 
membangun kembali kedaulatan negara dan mengangkat martabat bangsa, tahun 1955 
kekuatan utama politik Jepang pasca-PD II, Partai Liberal Demokrat (LDP), 
menetapkan tekad untuk melunasi seluruh utang Jepang dalam waktu 30 tahun. 

Yang menonjol, bangsa Jepang menganggap utang luar negeri sebagai utang pribadi 
tiap warga sehingga tiap individu terdorong bekerja keras menghasilkan surplus 
ekonomi negara untuk membayar utang dengan meningkatkan ekspor. Pengeluaran 
pemerintah ditekan dengan penghematan. Ruang kantor pejabat pemerintah 
berukuran kecil, para menteri menggunakan mobil bekas pejabat sebelumnya, dan 
penghematan lain. 

Jepang mulai mengangsur utang luar negerinya sejak 1961 dan seluruh utang lunas 
tahun 1975. Lalu, Jepang mulai menjadi negara donor sejak 1977 dan kini menjadi 
negara donor terbesar bagi banyak negara, termasuk bagi Indonesia. 

Sesungguhnya bila kita mau, ada banyak skema yang dapat ditempuh untuk 
memperoleh pengurangan utang, write off hanyalah salah satunya. Dengan kondisi 
negara kita yang bukan termasuk HIPC's dan secara umum lebih baik dari Nigeria, 
saya menganggap cukup terhormat apabila kita mengajukan usulan memperbesar 
program debt-swap (konversi utang) yang telah kita lakukan untuk memajukan 
kualitas pendidikan dan kesehatan warga negara kita; pengurangan besarnya bunga 
dan perpanjangan waktu pelunasan agar NPV utang berkurang, di samping 
memperbesar GDP agar rasio utang per GDP menurun. Kita perlu mengombinasikan 
jalan terhormat serupa Jepang; kemampuan membangun empati seperti Nigeria dan 
manuver politik yang cerdik seperti Pakistan dan tidak mengikuti pendekatan 
Argentina yang vulgar. 

Pengurangan utang, efek positifnya banyak. Dan yang terpenting adalah 
kembalinya kedaulatan ekonomi sehingga negara dapat leluasa menyusun program 
pembangunan termasuk pemanfaatan APBN, berbagai kebijakan, dan penyediaan 
skema- skema kredit yang langsung menguatkan perekonomian rakyat; sekaligus 
membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan rakyat secara signifikan 
agar upaya untuk menjadi bangsa yang sejahtera dan terhormat segera terwujud. 

Siswono Yudo Husodo Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Pancasila 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke