http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/7/6/b1.htm
Dari Warung Global Interaktif Bali Post Kelangkaan BBM Cermin Ketidakmampuan Pemerintah Mengelola SDA Kelangkaan BBM jenis premium terjadi di ibu kota Jakarta. Sebagian masyarakat menilai ini disebabkan SDM yang ada sangat lemah dan jauh tertinggal dari negara luar. Indonesia adalah negara produsen minyak tetapi justru kita mengimpor. Ini menandakan ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada. Kita terlalu manja dan hanya ingin menikmati tanpa mau berbuat apa-apa. Jika saja kita mampu mengolah sendiri minyak di dalam negeri sudah barang tentu kelangkaan ini tidak terjadi. Pendapat lainnya, ada suatu upaya tertentu yakni konspirasi politik untuk menggagalkan pemerintahan SBY. Demikian sebagian pendapat masyarakat yang dikemukakan dalam acara Warung Global yang disiarkan secara langsung oleh Radio Global 96,5 FM, Selasa (5/7) kemarin dan dipancarluaskan oleh Singaraja FM dan Radio Genta Swara Sakti Bali. Berikut rangkuman selengkapnya. Sujana di Karangasem, pengunjung pertama Warung Global, mengatakan Indonesia disebut sebagai negara kaya raya, negara agraris dan tropis dengan kekayaaan alam yang berlimpah tetapi ternyata rakyatnya paling miskin di dunia. Indonesia yang ada di garis khatulistiwa, sangat ironis kita kekurangan BBM. Tidakkah ini karena kesalahan penerapan sistem yang ada? Kadek Mako di Kedewatan berpendapat, pihak Pertamina selalu mengatakan bahwa tidak ada masalah pada BBM, tetapi ini tidak sesuai dengan yang ada di lapangan. Buktinya antrean tetap ada. Di Bali sangat mungkin akan terjadi kelangkaan jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan praktis, misalnya mengganti jajaran pengelola Pertamina. Ini memang tidak serta merta menyelesaikan masalah tetapi setidaknya bisa menyelesaikan ketidakmampuan manajemen Pertamina mengelola BBM. Dikatakannya, pemerintah perlu bekerja sama dengan pihak-pihak yang masih punya hati nurani. Menurutnya, di sini ada upaya tertentu untuk menggagalkan pemerintahan SBY dengan melakukan konspirasi. Hal senada disampaikan oleh Sudira di Batuan, bahwa memang di sini ada unsur konspirasi politik. Dia berharap agar SBY lebih gencar lagi melakukan penindakan terhadap kasus korupsi. Ditambahkan oleh Alit di Kapal, bahwa konspirasi dari dalam juga bisa terjadi. Jika penghabisan dana pemilu tempo hari juga cukup besar, celah untuk korupsi tidak ada sehingga spekulasi adalah jalannya. Kadek Kariana di Singaraja juga menambahkan, selain konspirasi penyebabnya adalah tidak mampunya pemerintah untuk mengelola negara ini. Dulu, di zaman pemerintahan Soeharto, kalau harga naik barangnya ada dan bisa dibeli. Tetapi kalau sekarang sudah harga naik, barangnya juga tidak ada. Inilah ketidakmampuan pemerintah. Kita adalah produsen minyak, tetapi kita mengimpor lagi. Lucunya, ketika harga BBM naik kita malah rugi, seharusnya harga naik kita untung. Bagi Kadek, ini sangat ironis. Natri Udiani di Denpasar berpendapat, kelangkaan ini yang sering dengan melambungnya harga, tentu ada pihak-pihak di Pertamina yang bermain yang ingin mengekspor minyak mentah kita lebih banyak lagi karena harga di luar negeri jauh lebih tinggi. Pengunjung berikutnya, Jodog di Denpasar, berpendapat lain. Menurut dia, terlalu dini jika kita mengatakan ada unsur konspirasi politik dalam hal ini. Lihatlah dulu berapa kemampuan Indonesia untuk memproduksi dan mengekspor minyaknya. Menurutnya, kemampuan itu sangat kurang sehingga kita mendatangkan minyak dari luar negeri. Ditambahkan oleh Komang Arta di Pengragoan, ini disebabkan selama ini kita terlalu lama disanjung oleh pihak luar dengan kekayaan alam yang melimpah. Kita hanya ingin menikmati tanpa mau bekerja. Tidak seperti di Jepang kekayaan alamnya sangat kecil tetapi otak masyarakatnya bekerja dengan cepat. Vijay di Pecatu mengatakan BBM langka itu wajar karena permintaan terlalu banyak, sementara jumlah yang tersedia sedikit. Sementara itu, menurut Suwira di Singaraja, penyebab kelangkaan ini, selain konspirasi juga karena kemampuan/daya beli yang jauh dari harga yang bisa kita cadangkan. Andaikan Indonesia bisa mengolah minyak sendiri dia yakin kelangkaan tidak terjadi. Menurut Dewa Winaya di Tabanan, penyebab kelangkaan ini adalah penimbunan oleh para spekulan yang ingin mencari keuntungan di dalam situasi harga minyak saat ini. Kemudian, karena penjualan bahan baku minyak ke luar negeri tidak seimbang dengan pembelian BBM dari luar negeri. Menurutnya, pemerintah seharusnya mengadakan pengawasan yang ketat terhadap penimbunan BBM ini dengan hukuman yang sesuai. Juga perlu diadakan perhitungan mengenai pengelolaan minyak terkait dengan ekspor bahan bakunya. Jika memang merugikan harus ada tekad untuk mengolah sendiri bahan baku itu di dalam negeri. Kita sebenarnya negara kaya tetapi pemikiran kurang jeli dan tidak ada kemauan. Jika ada pemikiran jeli dan ada kemauan yang keras kita tidak akan kekurangan bahkan akan kelebihan. Maria di Sidakarya menambahkan, sumber daya alam yang ada jika tidak dipelihara dengan baik dan terus dikuras akan habis. Untuk bisa mengeloa SDA yang ada dengan baik tentu SDM perlu ditingkatkan. Agung Adnyana di Denpasar mengatakan, BBM bukannya langka tetapi dikurangi dan stoknya masih ada. Ini dilakukan karena melonjaknya konsumsi masyarakat. Karena itu, dia mengimbau marilah kita melakukan penghematan dalam pemakaian BBM. Hal senada juga disampaikan oleh Nang Beyod di Singaraja. Dia setuju untuk menekan melonjaknya konsumsi masyarakat kita harus hemat. Sementara menurut Kompyang Lombok di Bangli, yang merupakan pengunjung terakhir Warung Global, Indonesia terlalu manja, hanya ingin menikmati tanpa mau berupaya apa pun. Ini karena SDM kita masih sangat jauh tertinggal dengan negara lain. Karena itu, dia berharap SDM Indonesia ditingkatkan. (mei [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/