Kelemaham Pokok Islam Liberal
tanggal : 17/03/2007

al-islahonline.com : Kalau itu yang disebut Islam Liberal, atau sebangsa yang 
menolak jilbab dan sebagainya, maka pantas kalau mendapatkan dampratan dari 
umat Islam. Hanya sayangnya, kenapa di Indonesia, bahkan di dunia Islam, 
pemikiran semacam itu, ("berbahaya karena sederhana") justru diangkat-angkat 
bahkan diposisikan sebagai pembaharu, yang dalam bahasa Arabnya adalah 
mujaddid, yang hal itu punya kedudukan tinggi dalam Islam? Padahal, kenyataan 
pemikiran yang mereka sebarkan adalah satu bentuk pemikiran yang punya 
kelemahan-kelemahan pokok:

1. Tidak punya landasan/ dalil yang benar.
2. Tidak punya paradigma ilmiyah yang bisa dipertanggung jawabkan.
3. Tidak mengakui realita yang tampak nyata.
4. Tidak mengakui sejarah yang benar adanya.
5. Tidak punya rujukan yang bisa dipertanggung jawabkan. 

Kelemahan-kelemahan itu bisa dibagi dua: 
1. Lemah dari segi metode keilmuan.
2. Lemah dari segi tinjauan keyakinan atau teologis.

Lemah dari segi ilmiyah atau realita kebenaran itu dalam Al-Qur'an ada 
gambarannya, yaitu fatamorgana disangka air. 
  
"Â…laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang 
yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu 
apapun." (An-Nuur/ 24: 39). 

Lemah dari segi aqidah digambarkan dalam Al-Qur'an bagai rumah labah-labah, 
selemah-lemah rumah. 
  
"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah 
seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah 
adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui." (Al-'Ankabuut/ 29: 41). 

Dua-dua kelemahan itu ketika dibangun berbentuk sebuah bangunan maka ujudnya 
adalah pembangunan masjid dhiror, yang harus dihancurkan dengan cara dibakar. 
Sedang pembangunnya diancam neraka yang akan dimasukkan ke dalamnya beserta 
reruntuhan bangunan yang mereka buat. Masjid dhiror itu sendiri diibaratkan 
bangunan di tepi jurang yang runtuh, dan jadi pangkal keraguan dalam hati 
mereka.

"Maka apakah orang-orang yang mendirikan masjidnya di atas dasar takwa kepada 
Allah dan keridhaan(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan 
bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama 
dengan dia ke dalam neraka Jahannam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada 
orang-orang yang dhalim.

Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan 
dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha 
Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS At-Taubah/ 9: 109-110). 

Meskipun banyak kelemahannya, namun karena pelontarnya itu adalah orang yang 
sudah kadung dianggap sebagai tokoh intelektual, maka dianggap sebagai 
pemikiran baru dan maju. Padahal sebenarnya jauh sekali dari kebenaran ilmiyah 
maupun kebenaran agama yang berdasarkan dalil/ nash ayat dan hadits.

Kalau pentolannya saja modelnya begitu, maka yang lain-lain, baik yang sudah 
meninggal maupun yang masih menjalani hidupnya, kurang lebihnya pendapat mereka 
seperti yang dilontarkan Ahmad Wahib dan disunting serta disebarkan oleh Djohan 
Effendi, Dawam Rahardjo dan lainnya. Di antara isi lontaran itu adalah 
membuyarkan sumber Islam, dikembalikan kepada sejarah.

sumber : Bahaya Islam Liberal - oleh Hartono Ahmad Jaiz 




 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke