Kiat 5: Ketika Berada di Dalam Majlis 

Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa menghindar dari pergaulan, 
dan dalam per­gaulan untuk berbagai urusan pasti kita berbicara 
antara yang satu dengan yang lainnya. Ada­kalanya urusan yang kita 
kerjakan  hanya dian­tara dua orang, te­tapi terkadang harus dise­
lesaikan menyangkut orang banyak, dan dila­kukan dalam suatu majlis 
atau sebuah forum. Majlis itu mungkin majlis musyawarah, majlis 
mu`amalah, boleh jadi majlis belajar atau pengajian. 

Agama Islam mengajarkan kepada kita adab ketika kita berada dalam 
suatu majlis, sebagai berikut:
1. Hendaknya masuk ke majlis setelah terlebih dahulu minta izin atau 
melalui prosedur se­mestinya. Memasuki majlis tanpa izin dapat 
menimbulkan kecurigaan dan menyalahi tata krama pergaulan. 

Allah berfirman:
Yaa `ayyuhalladziina aamanu latad huluu buyuutan ghaira buyuu tikum 
hattaa tasta` nisuu wa tusallimuu `alaa ahlihaa dzaa likum 
khairullakum la`allakum tadzakkaruuna
Artinya: Wahai orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-
rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta permisi dan memberi 
salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, mudah-
mudahan kamu (selalu) teringat. (an Nur :27)

2.Memberi salam ketika masuk dan ketika mening­galkan majlis. Salam 
pertama sebagai tanda ia hadir di majlis, dan salam kedua sebagai 
tanda pamitan meninggalkan majlis. Perilaku demikian itu me­ngundang 
simpatik antara anggauta majlis.

3.Jika anda datang ke majlis pada awal waktu, hen­daknya memberi 
jalan atau tempat kepada orang yang datang belakangan. 

Allah ber­firman: 
Yaa `ayyuhal ladziina aamanuu idzakiila lakum tafassakhuu fil 
majaalisi fafsahuu yafsahillaahu lakum
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika dikatakan kepadamu 
berlapang-lapanglah di dalam majlis, maka berlapang-lapanglah kamu 
supaya Allah melapangkan kepadamu. (QS al Mujadalah: 11)

4.Termasuk adab majlis adalah tidak duduk dengan perilaku yang tidak 
sopan atau mengambil ruang lebih banyak dari semes­tinya sehingga 
mengganggu orang lain, atau mengambil tempat yang telah diketahui 
disediakan untuk orang lain. 

5.Tidak memisahkan diantara dua orang ang­gauta majlis, kecuali 
dengan seizin mereka. Memisah­kan dua orang tanpa izin disamping 
menggang­gu juga mengesankan arogansi. Rasulullah bersabda: 
Tidak halal bagi seseorang memisahkan antara dua orang teman tanpa 
seizin keduanya.

6.Tidak memindahkan seseorang dari tempat duduknya dengan tujuan 
untuk ditempati sendiri, karena hal itu disamping menggang­gu orang 
lain juga tidak pantas, tidak etis  serta mengan­dung arti 
kesombongan. 
Rasulullah bersabda: 
Tidak boleh seseorang memindahkan orang lain dari tempat duduknya 
untuk ditempati oleh dirinya sendiri. (HR.Bukhari) 

7.Tahu diri dalam memilih tempat duduk. Bahwa duduk di bagian 
belakang kemudian dipersi­lahkan pindah ke depan itu lebih baik 
daripada memilih duduk dibagian depan (yang memang disediakan untuk 
orang lain) tetapi kemudian dimohon mundur ke bela­kang (karena yang 
berhak duduk sudah hadir).

8.Menutup pertemuan dengan doa kaffarah, yakni memohonkan ampun dari 
dosa yang mungkin dilakukan selama mengikuti pertemuan, seperti yang 
diajarkan oleh Rasulullah, 
sebagai berikut:
Subha naka Allahumma wa bihamdika asyhadu an la ila ha illa anta 
astaghfiruka wa atu bu ilaika.
Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan memuji Mu, aku 
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku mohon ampun kepada Mu 
dan bertaubat kepada Mu. 

Manurut hadis Rasulullah, barang siapa menyadari kesalahannya selama 
dalam majlis, kemudian sebelum berdiri meninggalkan majlis membaca 
doa tersebut, Allah akan mengampuni dosa-dosa dari kesalahannya itu. 
(HR. Muslim)

Wassalam,
agussyafii
http://www.labschoolcinere.net



Kirim email ke