http://www.mediaindonesia.com/berita.asp?id=148659
*Komitmen Investasi Asing di Indonesia Per 2007 Capai USD 31,33 Miliar*

MELBOURNE--MEDIA: Komitmen investasi asing di Indonesia pada 2007 sudah
mencapai USD31,33 miliar atau sudah hampir mencapai nilai investasi asing
sebelum krisis moneter 1997 yakni sekitar USD33 miliar, kata seorang pejabat
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.

Peningkatan drastis nilai komitmen investasi asing pada 2007 dibanding 2006
yang hanya 8,70 miliar dolar AS itu membuktikan meningkatnya kepercayaan
banyak investor asing terhadap Indonesia, kata Wakil Ketua BKPM untuk
Promosi Investasi, Darmawan Djajusman, di Melbourne, Jumat.

"Indikasi meningkatnya kepercayaan investor asing kepada Indonesia ini
antara lain juga bisa dilihat penguatan indeks Bursa Efek Jakarta," katanya
di depan sekitar 100 orang investor Australia dalam Forum Investasi Festival
Indonesia (FI) 2007 di Hotel Sofitel Melbourne itu.

Darmawan memaparkan kondisi aktual perekonomian dan dampak positif dari
pemberlakuan undang-undang investasi yang baru terhadap daya tarik Indonesia
di mata investor.

Ia mengatakan, berbagai indikator makro ekonomi Indonesia juga semakin
menambah daya tarik. Beberapa indikator tersebut adalah angka pertumbuhan
produk domestik bruto yang mencapai sekitar enam persen, cadangan devisa
USD51,43 miliar (hingga 31 Agustus 2007), suku bunga Bank Indonesia sebesar
8,25%, inflasi 3,58% (Januari-Agustus 2007) dan realisasi investasi yang
mencapai USD11,70 miliar atau naik 123,16% (Januari-Agustus 2007), katanya.

"Yang tak kalah penting untuk diingat para investor Australia adalah ada
sekitar 18 juta orang kelas menengah di Indonesia ...," katanya.

Peningkatan nilai komitmen investasi di Indonesia itu juga terlihat dalam
kecenderungan investasi dalam negeri. Pada periode Januari - Agustus 2007,
nilai investasi domestik meningkat sekitar 50,96% dari USD10,75 miliar pada
2006 menjadi USD16,23 miliar.

Bagi para investor Australia, peluang investasi di Indonesia tidak lagi
hanya terbatas pada sektor pertambangan yang selama bertahun-tahun menjadi
pilihan utama mereka, tetapi juga di sektor-sektor lain seperti
infrastruktur seperti pelabuhan dan jalan tol, usaha kecil dan menengah,
serta perbankan, katanya.

Di bidang pembangunan infrastruktur misalnya, listrik dan jalan tol terbuka
bagi para investor asing karena ada kebutuhan listrik sekitar 13.500 Mega
Watt serta 38 jalan tol, katanya.

Jadi, jika selama ini para investor asing, termasuk Australia, cenderung
melirik daerah-daerah di luar Jawa karena sumberdaya alamnya yang besar,
potensi investasi juga masih terbuka di wilayah Jawa, tambahnya.

Menurut Darmawan, peningkatan drastis nilai komitmen investasi asing ke
Indonesia pada 2007 ini tidak dapat dilepaskan dari pemberlakuan
undang-undang investasi baru dan kebijakan satu pintu (one stop shop policy)
di mana BKPM mengumpulkan para wakil dari berbagai kementerian terkait dan
Pemda-Pemda di dalam satu atap sehingga pelayanan dan proses perizinan bagi
para investor semakin baik dan cepat.

Beberapa ciri undang-undang investasi RI yang baru itu adalah terjaminnya
pelayanan yang sama, tidak adanya keharusan modal minimal, adanya jaminan
kebebasan membawa keluar investasi dan keuntungan, kepastian hukum,
penyelesaian sengketa dan pelayanan investasi yang baik kepada para
investor, katanya.

"Dari hak guna tanah pun, saat ini para investor diberikan hak pengolahan
tanah selama 95 tahun, hak pembangunan 80 tahun dan hak guna tanah 70
tahun," katanya.

Disamping itu, para investor asing pun kini diberikan insentif fiskal baik
berupa pengecualian maupun pengurangan pajak pendapatan untuk sektor-sektor
tertentu, kata Darmawan.

Sementara itu, Peter Nevile dari "Nevile & Co.Commercial Lawyers"
mengingatkan para investor dan pengusaha Australia agar menurunkan harapan
yang terlalu tinggi kepada Indonesia pasca era reformasi yang membawa dampak
positif bagi tumbuhnya demokrasi. Karena, menurut dia, perubahan di negara
itu tidak dapat selesai hanya dalam waktu "semalam". "Jadi tolong bantu
Indonesia," kata Nevile.

Tingkatkan kemitraan

Sebelumnya, Konsul Jenderal RI di Melbourne, Budiarman Bahar, mengatakan,
Forum Investasi yang terlaksana atas kerja sama BKPM dengan KJRI Melbourne
itu diharapkan dapat meningkatkan kemitraan para pengusaha kedua negara.

Sejauh ini, Indonesia masih merupakan mitra perdagangan ke-13 Australia
dengan nilai perdagangan bilateral mencapai sekitar USD10,4 miliar, katanya.

Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu TM Hamzah Thayeb dalam sambutannya
pada acara itu menekankan bahwa "Indonesia Baru" yang demokratis terus
menggeliat dan berprospek cerah ke depan.

Kemitraan Indonesia dan Australia pun semakin menguat di berbagai bidang
ditandai dengan adanya kesepakatan tentang kemitraan komprehensif dan
Perjanjian Lombok yang mencakup beragam sektor, katanya.

Festival Indonesia (FI) 2007 yang diselenggarakan untuk yang ketiga kalinya
pada 9-11 November ini juga diisi dengan pameran dagang, Malam Sulawesi, dan
bazar makanan Indonesia.

Dalam festival yang berlangsung di kawasan Waterfront City Dockland,
Melbourne, itu para delegasi dari sejumlah Pemda kabupaten dan provinsi di
Indonesia ikut memeriahkan acara budaya dan perdagangan.

Mereka itu berasal dari Pemda Kabupaten Sleman, Dekranasda Provinsi Bali,
Pemprov Sumbar, Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Pemda Jawa Barat,
DKI Jakarta, Pemda Kalimantan Tengah, dan Pemprov Gorontalo.

Selain itu delegasi Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi, Pemprov
Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan
Sulawesi Tengah.

Di samping pertunjukan seni budaya Nusantara, festival yang diharapkan pihak
KJRI Melbourne dihadiri sedikitnya 30 ribu orang itu juga menampilkan
lokakarya pembuatan Batik Sleman dan tarian Nusantara.

Festival yang penyelenggaraannya melibatkan sekitar 200 orang mahasiswa
Indonesia di Melbourne dan pembiayaannya antara lain didukung oleh Bank
Indonesia, BNI, Bank Mandiri, BRI, BHP dan Garuda Indonesia itu juga
menghadirkan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman Hadad. (Ant/OL-1)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke