http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=103736

Kompensasi BBM dan Social Welfare
Sri Adiningsih
Ekonom Universitas Gajah Mada Yogyakarta 


Senin, (14-03-'05)
Urgensi dan keadilan subsidi BBM yang menjadi beban berat APBN mulai 
dimasalahkan sejak era Presiden Gus Dur. Tim ekonomi pemerintah saat itu 
mencoba mengerem kemarahan publik terkait kenaikan harga BBM melalui pengucuran 
dana kompensasi sosial. Pengalihan dari subsidi komoditas ke subsidi langsung 
kepada masyarakat paling bawah ini diharapkan mampu meminimalisasi dampak 
kenaikan harga BBM. Sejak itulah istilah dana kompensasi BBM mulai dikenal. 

Pengalihan subsidi komoditas menjadi subsidi langsung ke masyarakat dimaksudkan 
untuk menjaga agar sumber dana terbatas benar-benar diberikan kepada masyarakat 
yang memerlukan. Namun mengingat pelaksanaan program kompensasi BBM selalu 
bersifat ad hoc, potensi penyimpangan pun cukup besar dan juga sulit diawasi. 

Kontroversi sekitar dana kompensasi tidak harus terjadi jika kita memiliki peta 
yang baik mengenai di mana, siapa, dan apa kebutuhan utama masyarakat miskin. 
Sayangnya, informasi yang diperlukan tidak dimiliki dengan baik sehingga 
berpotensi menimbulkan perbedaan pendapat antara eksekutif dan legislatif 
maupun lembaga lain yang berkepentingan dalam menangani masalah kemiskinan, 
khususnya terkait dengan subsidi. 

Perlu dibuat kerangka kebijakan integral terkait dengan kebijakan energi dan 
juga kebijakan menyangkut harga komoditas tersebut. Apakah kita akan mengikuti 
harga pasar internasional, atau perlu kebijakan yang mengondisikan harga 
dipatok pada kisaran tertentu. Dengan itu, kalau terjadi lonjakan harga yang 
tajam - namun diperkirakan sementara - beralasan diberikan subsidi untuk 
meminimalisasi guncangan dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat. 

Perubahan kebijakan dari subsidi komoditas ke subsidi langsung itu sendiri 
memang harus dilakukan. Meski demikian, perubahan yang dilakukan perlu bertahap 
agar tidak menimbulkan keguncangan dalam ekonomi maupun dalam kehidupan 
masyarakat. Demikian pula kebijakan kenaikan harga BBM untuk mengurangi subsidi 
langsung perlu dilakukan bertahap. Di lain pihak, pemerintah perlu menyiapkan 
semua pendukungnya agar keguncangan akibat kebijakan tersebut jadi minimal. 

Subsidi komoditas kepada BBM sebenarnya masih digunakan oleh banyak negara, 
seperti Malaysia, Myanmar, juga Brunei Darussalam. Sedangkan negara seperti 
Vietnam, Pilipina, dan Thailand memberikan subsidi pada beberapa jenis BBM 
tertentu. Tapi kenaikan harga BBM yang tajam akhir-akhir ini telah membuat 
negara-negara tersebut menjaga stabilitas harga BBM dengan memberikan subsidi 
agar tidak menimbulkan gejolak harga, di samping meredam dampak negatif dalam 
perekonomian. 

Indonesia tidak sendirian. Namun subsidi BBM yang tahun lalu mencapai Rp 60 
triliun lebih tentu tidak mungkin terus dilanjutkan. Karena itu, pencabutan 
subsidi harus dibarengi dengan berbagai pengaman agar masyarakat yang sudah 
miskin tidak semakin menderita. 

Demikian juga sejalan dengan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) dan sistem 
pendidikan nasional, sudah saatnya pemerintah membangun social welfare ala 
Indonesia dengan modal dasar dana kompensasi BBM. Ini agar kebijakan ad hoc 
yang mudah disalahgunakan dan sulit dikontrol tidak terjadi lagi. Demikian juga 
program subsidi bagi masyarakat miskin dapat terbangun lebih baik dan dapat 
ditingkatkan dari tahun ke tahun. Semoga. *** 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke