http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/02/05/19424985/konsumsi.masyarakat.menggerakkan.sektor.riil
..

*Konsumsi Masyarakat Menggerakkan Sektor Riil*

Kamis, 5 Februari 2009 | 19:42 WIB

*TASIKMALAYA*, KAMIS — Untuk menggerakkan sektor riil pada triwulan pertama
2009, perbankan diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit konsumsi
sehingga daya beli masyarakat terangkat. Sejalan dengan menurunnya BI rate
sampai 8,25, perbankan juga diharapkan segera menyesuaikan suku bunga
komersialnya agar sektor riil dapat menyerap kredit untuk kegiatan usaha
produktif.

Di samping itu, pemerintah daerah pun diharapkan dapat mempercepat realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2009 dan meningkatkan porsi
belanja modal untuk menstimulus ekonomi daerah.

Demikian benang merah yang dikemukakan Peneliti Ekonomi Muda Senior Bank
Indonesia (BI) Tasikmalaya Erwin Syafii dan Dekan Ekonomi Universitas
Siliwangi (Unsil) Prof Dr Kartawan dalam kesempatan terpisah, Kamis (5/2).

Erwin mengatakan, kredit konsumsi akan meningkatkan daya beli masyarakat
sehingga masyarakat terdorong untuk berbelanja. Situasi ini pada akhirnya
akan membuat sektor riil berjalan dan tidak mengurangi tenaga kerjanya.
"Kalau perusahaan sudah beroperasi maka PHK bisa dihindari," ujarnya.

Akan tetapi, Kartawan menggarisbawahi, peningkatan konsumsi masyarakat akan
lebih baik jika diiringi dengan penyaluran kredit modal kerja bagi sektor
riil dengan suku bunga yang tidak jauh dari BI rate. Dengan demikian, sektor
riil akan didorong tumbuh oleh konsumsi masyarakat dan dibantu oleh kredit
modal kerja dari bank untuk bergerak. "Sederhananya, dari bawah didorong dan
dari atas ditarik," tutur Kartawan.

Erwin berpendapat, perbankan jangan ragu untuk menyalurkan kreditnya karena,
dalam tiga bulan terakhir, BI sudah menurunkan BI Rate sampai angka 8,25.
"Ini (penurunan BI rate) sebenarnya sinyal dari BI bagi perbankan untuk
tidak ragu lagi menyalurkan kreditnya," ujar Erwin. Meskipun demikian,
menurut Kartawan, bank harus selektif dan jeli dalam menyalurkan kreditnya.

Menurut dia, secara umum, kredit konsumsi masyarakat Tasikmalaya sering kali
lebih besar daripada kredit modal kerja dan investasi. Fakta ini sedikit
membantu bergeraknya sektor riil.

Data dari BI Tasikmalaya menunjukkan, dari total kredit yang tersalurkan
sampai Desember 2008 sebanyak Rp 5,8 triliun, 50 persen atau Rp 2,9 triliun
di antaranya merupakan kredit konsumsi. Secara tahunan, kredit konsumsi
tersebut tumbuh 11,32 persen.

Selain itu, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) pun mencapai 132 persen.
LDR yang tinggi itu menjadi bukti bahwa kantor cabang bank yang ada di
Tasikmalaya didirikan untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat. Sebabnya,
bank melihat ada potensi di sini. Demikian dikatakan Erwin.

Kartawan menyatakan, krisis keuangan saat ini sebenarnya menjadi momentum
bagi pemerintah untuk membela kepentingan rakyat dengan mengurangi
ketergantungan. Cara yang paling mungkin ialah meningkatkan porsi belanja
publik dan mempercepat pencairan serta pengerjaan proyek pembangunan di
daerah. Proyek pembangunan infrastruktur, apalagi yang padat karya, akan
memberikan efek yang luas secara ekonomi.

Sekarang, bagaimana caranya agar pemerintah mempercepat realisasi APBD untuk
merangsang perekonomian di daerah. Untuk itu, diperlukan penyederhanaan
rantai birokrasi agar APBD secepatnya disahkan.

Erwin mengatakan, jangan sampai sejak Januari sampai April setiap tahunnya
pemerintah hanya mengeluarkan biaya rutin belanja pegawai saja tanpa ada
proyek pembangunan yang dilakukan.





Adithya Ramadhan


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: ppiindia-dig...@yahoogroups.com
5. No-email/web only: ppiindia-nom...@yahoogroups.com
6. kembali menerima email: ppiindia-nor...@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:ppiindia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to