MEDIA INDONESIA
Rabu, 29 Juni 2005

Korban Trisakti Dapat Apresiasi


JAKARTA (Media): Pemerintah akan memberikan apresiasi dan penghargaan kepada 
mahasiswa korban Tragedi Trisakti 12 Mei 1998.

"Tadi Bapak Presiden menyampaikan bahwa pemerintah akan memberikan apresiasi 
kepada para korban Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 lalu. Tapi bentuk penghargaan 
itu belum saatnya kami sampaikan dan itu urusan pemerintah," kata Rektor 
Universitas Trisakti Thoby Mutis usai diterima Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin.


Mutis mengatakan pertemuan tersebut dilakukan atas permintaan melalui short 
message service (SMS) yang dikirim para mahasiswa 9 Mei dan saat itu juga pesan 
tersebut langsung ditanggapi oleh Presiden.
Dalam pertemuan tersebut, Mutis didampingi juru bicara Presiden Andi 
Mallarangeng, Presiden Masyarakat Mahasiswa Trisakti Maman Abdurahman, serta 
empat orang tua korban Tragedi Trisakti.

Tragedi Trisakti merupakan awal sekaligus pemicu yang mempercepat proses 
reformasi di Indonesia. Ketika itu, ribuan mahasiswa yang berkumpul di Kampus 
Trisakti Grogol, Jakarta Barat, hendak mendatangi Gedung MPR/DPR. Aparat 
keamanan mencegah long march mahasiswa, lalu dilakukan perundingan dengan 
Kapolres Jakarta Barat Letkol Timor Pradopo dan Dandim Jakarta Barat Letkol 
Amril. Komandan Pengendalian Massa saat itu adalah Kol Arthur Damanik.
Justru pada saat mahasiswa kembali ke kampus, aparat melakukan penembakan 
membabi buta, melempar gas air mata, dan memukul dengan pentungan maupun popor 
senjata. Bahkan, sejumlah mahasiswi mendapat perlakuan pelecehan seksual. 
Tragedi itu menewaskan Elang Mulia Lesmana, Hery Hartanto, Hendriawan Sie, dan 
Hafidin Royan.
Tragedi Trisakti, menurut Mutis, bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak agar 
lembaran hitam tersebut tidak terjadi lagi di masa datang.


"Kami dari Keluarga Besar Trisakti menyampaikan terima kasih kepada pemerintah 
dengan adanya apresiasi kepada para mahasiswa yang gugur."


Andi Mallarangeng menambahkan bentuk apresiasi dan waktunya memang belum 
ditentukan. "Tunggu tanggal mainnya."
Andi mengatakan pemerintah akan mencoba mencarikan jalan bagaimana meletakkan 
Tragedi Trisakti itu dalam bingkai sejarah perjalanan bangsa dan bagaimana 
menarik pelajaran besar dengan melakukan perubahan-perubahan serta melakukan 
penegakan hukum secara adil.


"Presiden juga memberikan pesan agar proses peradilan dilakukan secara bijak. 
Yang jelas pesan Presiden agar proses ini, penegakan hukum, peradilannya 
dilakukan secara adil, cermat, dan jelas," kata Andi.

Di tempat yang sama, Presiden Masyarakat Mahasiswa Trisakti Maman Abdurrahman 
menyebutkan, pihaknya datang ke Presiden untuk menyampaikan dua aspirasi, yaitu 
meminta adanya bentuk penyetaraan pemerintah untuk penempatan posisi yang benar 
atau layak bagi para mahasiswa yang tewas itu, termasuk mencabut keputusan 
peradilan HAM ad hoc serta membuat pansus Trisakti Semangi I dan Semanggi II 
yang baru.

Sementara itu, rekomendasi yang dikeluarkan DPR periode 1999-2004 yang menilai 
Tragedi Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II bukan pelanggaran berat hak asasi 
manusia (HAM) kembali digugat oleh Permadi, anggota Komisi I DPR dari F-PDIP, 
lewat surat yang dibacakannya dalam sidang paripurna DPR di Jakarta, kemarin.

Dalam sidang yang dipimpin Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar itu, Permadi 
mengatakan DPR perlu meninjau kembali rekomendasi yang dikeluarkan DPR 
berkaitan dengan Tragedi Trisakti dan Semanggi I dan II yang menyebabkan Jaksa 
Agung tak bisa menindaklanjuti hasil penyelidikan Komnas HAM tentang tragedi 
bersangkutan.
Rekomendasi DPR itu bertolak belakang dengan kesimpulan Komnas HAM yang 
menyatakan bahwa dalam Tragedi Trisakti dan Semanggi I dan II ada unsur 
pelanggaran berat HAM.


Komnas HAM sendiri mempersilakan DPR bila ingin membuka kembali kasus Trisakti, 
Semanggi I dan Semanggi II. Anggota Komnas HAM Koesparmono Irsan di Jakarta, 
kemarin, mengatakan, "Perintahkan Jaksa Agung untuk menyidik ulang. Kalau Jaksa 
Agung memerlukan Komnas HAM, kita siap." (Tia/Hnr/CR-52/P-1

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to