http://www.sinarharapan.co.id/berita/0506/02/sh01.html



Koruptor di Poso Gunakan Jasa Teroris


Jakarta, Sinar Harapan
Sejumlah pihak yang diduga terlibat kasus korupsi dana pengungsi pascakerusuhan 
Poso disinyalir telah menggunakan jaringan teroris yang beraksi di sejumlah 
daerah, terutama di Ambon dan Poso, untuk mengalihkan perhatian agar kejahatan 
mereka tidak terus diungkit. Kejadian terakhir adalah peledakan bom di Pasar 
Sentral Tentena, Sabtu (28/5). 

Sumber-sumber yang dekat dengan tim penyidik gabungan Polisi Daerah Sulawesi 
Tengah (Polda Sulteng) dan Polres Poso kepada SH, Kamis (2/6) siang 
menyebutkan, semula tim penyidik menduga kasus peledakan bom di Pasar Sentral 
Tentena itu terkait dengan tiga kemungkinan. 


Pertama, terkait dengan santernya pemeriksaan terhadap sejumlah pejabat 
intelijen sehubungan tewasnya aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir. Kedua, 
upaya mengalihkan perhatian terhadap kasus korupsi dana pengungsi 
pascakerusuhan Poso sebesar Rp 40 miliar lebih. Dan, ketiga, terkait dua 
buronan peledakan bom di Indonesia, yakni Dr Azahari dan Noordin M Top.
Namun, belakangan tim penyidik mengarahkan kasus peledakan bom Tentena kepada 
kemungkinan kedua, yakni upaya untuk mengalihkan kasus korupsi dana pengungsi 
pascakerusuhan Poso. "Kami mengarahkan pada kemungkinan kedua karena sebagian 
besar orang yang sudah ditahan ternyata adalah kaki tangan sejumlah pejabat di 
Poso. Sebut saja AKS yang belakangan diketahui adalah tangan kanan seorang 
pejabat di Poso," kata sebuah sumber yang tidak mau disebut namanya itu.
Dia menyebutkan, dalam sebuah pertemuan antara warga dengan sejumlah lembaga 
swadaya masyarakat (LSM) setempat beberapa waktu lalu muncul desakan agar kasus 
korupsi dana pengungsi pascakerusuhan Poso

dilanjutkan kembali karena hingga kini penanganan kasus penyimpangan dana 
sebesar Rp 40 miliar lebih tersebut jalan di tempat. "Kami mengarahkan pada 
kemungkinan itu," tambahnya.


Sumber itu mengungkapkan, dalam mobil dinas milik AKS bernomor polisi DN-302 
pihak kepolisian menemukan potongan pipa serta bahan trinitrotoluene (TNT) yang 
ternyata bahannya sama dengan yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) 
di Pasar Sentral Tentena. Selain itu, AM dan AL diketahui sebagai pelaku 
pembunuhan Carminalis Ndele (45), Kepala Desa Pinedapa, Kecamatan Poso Pesisir 
pada 5 November tahun lalu. Keduanya seharusnya mendekam di Rutan Poso, namun 
saat kejadian menurut empat saksi yang diperiksa di Mapolda Sulteng, AM dan AL 
terlihat di sebuah jalan tidak jauh dari Pasar Sentral Tentena. 

Kepung Pulau
Pada bagian lain, tim gabungan Polda Sulteng dan Polres Poso sejak Rabu (1/6) 
malam mengepung sebuah pulau di Kecamatan Ampana, Kabupaten Tojo Una-una. 
"Sejak semalam kami telah mengepung pulau tersebut karena E dan AT yang diduga 
kuat sebagai pelaku utama peledakan bom di Pasar Sentral Tentena tengah 
bersembunyi di pulau tersebut," kata seorang anggota tim penyidik Polda Sulteng.


Dia juga menambahkan, warga di sekitar pulau tersebut sudah diminta untuk 
segera keluar dari pulau tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya 
baku tembak dengan E dan AT yang diduga kuat juga memiliki bahan peledak dan 
senjata api. "Mungkin dalam hitungan jam, kami akan menyerbu lokasi 
persembunyian E dan AT tersebut. Ya, tinggal menunggu perintah Kapolda Sulteng 
saja," tambahnya.


Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulteng, Ajun Komisaris 
Besar Polisi (AKBP) Rais Adam yang dihubungi SH, Kamis siang mengatakan, hingga 
Kamis siang jumlah orang yang ditahan terkait kasus bom Tentena masih 13 orang. 
Sedangkan, dua orang yakni E dan AT yang disebut-sebut sebagai pelaku utama 
masih diburu. Namun, dia mengaku belum mengetahui persis lokasi persembunyian 
keduanya.


Dia membenarkan E dan AT juga terkait sejumlah aksi kekerasan di Ambon. 
Terakhir, tambah Rais Adam keduanya terlibat kasus penyerangan Pos Brimob di 
Desa Loki, Kecamatan Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat pada 16 Juni 2005. 
Dalam kejadian itu, lima personel Polda Kaltim yang di bawah kendali operasi 
(BKO) Polda Maluku tewas.

Sketsa Disebar
Sementara itu, polisi telah menetapkan 15 tersangka terkait peledakan bom di 
Pasar Sentral Tentena, Kabupaten Poso yang mengakibatkan 20 orang tewas dan 
lebih 50 orang lainnya menderita luka-luka. Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar 
kepada wartawan di Poso, Rabu (1/6) siang mengatakan 13 tersangka telah 
diamankan di Mapolres Poso dan dua tersangka berinisial AT dan E menjadi DPO 
(daftar pencarian orang) polisi. AT dan E yang diduga kuat sebagai pelaksana di 
lapangan pernah terlibat beberapa kasus kekerasan di Ambon dan Seram, Maluku.


Sebanyak dua unit mobil Toyota Kijang dan Isuzu Panther juga telah disita 
sebagai barang bukti. Mobil Toyota Kijang merupakan kendaraan dinas milik 
Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kabupaten Poso, Has. Dari mobil jenis Isuzu 
Panther yang diamankan di Tombiano, Kecamatan Tojo Barat Kabupaten Tojo 
Unauna-daerah yang dimekarkan dari Kabupaten Poso tahun 2004- ditemukan serbuk 
yang memiliki kesamaan dengan bahan bom Tentena.


Kapolri didampingi Kapolda Sulteng Brigjen Aryanto Sutadi menolak menyebutkan 
inisial para tersangka, namun Aryanto membenarkan salah seorang dari 13 
tersangka yang telah ditahan adalah Kepala Rutan Poso, Has. Yang bersangkutan 
ditangkap di Desa Tumora Kecamatan Poso Pesisir Minggu (29/5) saat dalam 
perjalanan ke Kota Palu atas tuduhan kepemilikan senjata api jenis FN tanpa 
izin dan mengeluarkan tahanan tanpa izin Pengadilan Negeri (PN) Poso. Empat 
tahanan PN Poso atas dakwaan penyimpangan dana kemanusiaan pengungsi yang 
dikeluarkan Has adalah AKS, AL, AM dan E. 


Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Soenarko di Jakarta, Rabu siang 
mengatakan, dua sketsa wajah tersangka bom Poso yang masih buron kini telah 
disebarkan ke masyarakat. Sketsa itu dibuat menyusul pengakuan 13 tersangka 
yang telah ditangkap. 


Menurut Soenarko, ciri-ciri salah satu tersangka yang masih diburu itu adalah 
berambut lurus namun gondrong, beralis tebal, bermata sipit dan berhidung 
normal. Sedangkan orang satunya lagi berambut ombak, suka memakai topi dan 
berkaca mata hitam. "Namun kalau dilepas atributnya, diketahui mata normal 
serta kulit agak hitam," katanya.

Mendesak Penyelidikan
Desakan agar kasus kekerasan di Poso segera dituntaskan dilakukan oleh berbagai 
elemen masyarakat, termasuk korban dan keluarga korban Poso. Imbauan itu 
dikemukakan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) agar segera 
dilakukan penyelidikan untuk menghindari kekerasan berikutnya, Rabu (1/6). 


Rombongan itu diterima anggota Komnas HAM Eny Suprapto. Para korban dan 
keluarganya menilai bahwa peledakan bom yang menyebabkan 21 orang meninggal itu 
terkait dengan kekerasan-kekerasan sebelumnya. "Peledakan bom yang terjadi di 
Tentena ini merupakan pemeliharaan kekerasan di Poso dalam tujuh tahun 
terakhir," kata salah seorang korban. 
Menurut mereka, peledakan bom tersebut terjadi karena konflik kemanusiaan di 
Poso tahun 1998 tidak diselesaikan secara tuntas. Bahkan, tindakan kriminal 
seperti teror bom, penembakan misterius, hingga provokasi terus berlanjut, 
namun sejauh ini tidak ada pertanggungjawaban hukum terhadap para pelaku. 
Akibatnya, penegakan hukum hanya bersifat simbolik. 
Kegagalan penegakan hukum itu tidak diimbangi dengan kinerja dan 
profesionalisme Komnas HAM untuk menyelesaikan kasus kekerasan yang diduga 
sebagai pelanggaran HAM di Poso. Hingga kini, Komnas HAM baru tiga kali 
mengunjungi Palu dan Poso dan belum ada tindak lanjutnya lagi. 
(nor/ant/han/ina) 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Ever feel sad or cry for no reason at all?
Depression. Narrated by Kate Hudson.
http://us.click.yahoo.com/LLQ_sC/esnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke