http://www.equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=8104
Selasa, 27 Januari 2009 , 11:38:00 Langit Kota Pontianak Berwarna-warni Aman, Tertib dan Damai Langit di atas Jalan Gajahmada penuh warna-warni oleh kembang api saat malam pertama imlek Pontianak. Ada kekhawatiran Imlek 2560 di Kota Pontianak akan diganggu. Sebab, sebelum Imlek datang, ada masyarakat yang pro dan kontra. Ternyata, kekhawatiran munculnya gangguan, tidak terbukti. Justru yang terbukti langit Kota Pontianak penuh warna-warni oleh kembang api. Sejak sore hingga menjelang dini hari menjelang Imlek, banyak kelenteng dan vihara didatangi umat Konghucu. Mereka hendak melaksanakan doa tutup tahun. Mereka datang dari berbagai penjuru tanah air yang rata-rata merupakan warga kelahiran Pontianak. Kepadatan vihara ini terlihat seperti di vihara Pattica Samuppada di Jalan Waru Pontianak. Sejak sore hingga menjelang dini hari, ribuan umat Konghucu datang untuk berdoa. Aktivitas tersebut rutin dilakukan tiap menjelang pergantian tahun. Malam pergantian tahun itu juga seperti biasa ditandai dengan pembakaran kembang api. Di seluruh penjuru Kota Pontianak terlihat aneka warga kembang api dibakar warga. Ledakan kembang api itu pun cukup memekakkan telinga. Namun, semua warga bersuka-cita. Tak hanya warga Tionghua, warga lain pun ikut menikmati pembakaran kembang api. Sepanjang Jalan Soeprapto terlihat penuh dipadati warga. Belum lagi di Jalan Gajah Mada yang sejak pukul 20.00 sudah mulai terlihat padat hingga menjelang tengah malam terlihat kemacetan. Polisipun tak urung berjaga untuk memberikan pengamanan dan mengatur jalur lalu lintas. Di jalan Gajah Mada, sejumlah belokan ditutup agar arus lalu lintas bisa lancar. Namun, tetap saja kemacetan terjadi. Detik puncak pembakaran kembang api itu berlangsung menjelang pukul 00.00. Kala itu dentuman kembang api saling bersahutan tak terputus. Semua mata tertuju ke langit mengamati indahnya pijaran api. Kemeriahan semakin terpancar di saat langit Kota Pontianak diwarnai dengan berbagai macam warna dari pesta kembang api. "Rasanya tahun ini perayaan Imlek sangat meriah sekali. Padahal kalau dilihat tahun ini ekonomi sedang melemah tapi sepertinya tidak menjadi pengaruh," kata Amir salah seorang warga Jalan Komyos Sudarso yang sengaja datang ke Jalan Gajahmada untuk menyaksikan pesta kembang api. Untuk nilai kembang api yang dibakar juga tak tanggung-tanggung, mencapai jutaan rupiah tiap unitnya. Sebagian besar kembang api ini didatangkan dari RRC via Malaysia. Malam pergantian tahun baru Imlek ini berlangsung dengan aman dan tertib. Tak banyak yang mengetahui makna pembakaran kembang api ini. Namun, salah seorang warga, Aheng mengatakan, membakar kembang api tersebut selain untuk memeriahkan malam pergantian tahun Imlek, juga mempunyai makna untuk mengusir roh-roh jahat dengan harapan di tahun baru, rezeki akan lebih baik. Sementara itu, kali pertama terjadi di Pendopo, di mana Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH dan Wakil Gubernur Drs Christiandy Sanjaya SE MM bersama-sama warga masyarakat Tionghoa merayakan Imlek bersama. Dalam kesempatan tersebut Gubernur menitipkan pesan ke masyarakat Tionghoa. "Pesan dan harapan kita kepada warga Tionghoa yang merayakan Imlek 2560, agar lebih peduli dengan kondisi yang berkembang. Dalam merayakan Imlek dapat menata kehidupan baik pribadi dan kearifan lokal, menjalin persatuan dan kesatuan. Diharapkan juga dengan perayaan ini dapat menjadi aspirasi dalam menyampaikan pesan dan peran aktif dalam bidang kemasyarakatan," pesannya. Tak hanya Gubernur, Wakil Gubernur Drs Christiandy Sanjaya SE MM menuturkan tentang perbedaan etnisitas ini bukanlah menjadi jurang pembatas antara sesama anak negeri. Pasalnya, etnis sudah didapati oleh manusia sejak ia lahir ke dunia."Seorang Christiandy ketika lahir dia tidak bisa memilih etnis Tionghoa. Tuhan saja menciptakan manusia berbeda-beda, kenapa kita mempersoalkan itu, sedangkan Tuhan saja tidak, nanti bisa kualat kita," ujarnya. Pada malam itu (25/1) Pendopo Gubernuran terlihat sangat ramai. Hingga Jalan A Yani yang berada tepat di depannya menjadi ramai dan macet oleh warga. Warga ingin menyaksikan kembang api pergantian tahun ini. Pukul 00.00, Christiandy Sanjaya menyulut kembang api yang merupakan sumbangan warga sebanyak dua mobil box sebagai bentuk memasuki tahun kerbau tanah ini. Sementara itu, tokoh etnis Tionghoa Kota Pontianak, Sebastian SE mengatakan, Imlek di tengah krisis global membuat semua warga Kalbar mesti bekerja keras. "Krisis global ini juga berimbas ke kita, kemudian diimbangi dengan kerja keras dan inovasi saya pikir tantangan itu dapat kita lewati dengan persatuan dan kesatuan kita," katanya. Momen perayaan Imlek 2560 tersebut merupakan momen silaturahmi untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan dari semua etnis serta semua golongan yang ada di Kota Pontianak. "Bisa menyatu dan saling harmonis dan ini modal dasar ditambah kerja keras itu sangat baik buat kita untuk menghadapi tantangan ke depan," tegasnya. Ditambahkannya, pada perayaan Imlek 2560 sudah menjadi kebiasaan memberi angpao kepada orang lain. Namun, hal ini tidak boleh dikaitkan dengan pencalonan dirinya sebagai calon anggota DPRD Kota Pontianak Dapil Pontianak Selatan. "Pemberian angpao hanya untuk keluarga dekat saja, pemberian angpao di hari raya Imlek dilihat dari maknanya bukan dari nilai angpaonya," ucapnya singkat. (ian/her/boy) [Non-text portions of this message have been removed]