Akan lebih baik bila Lapan berfokus pada hal tertentu seperti dalam
pengembangan roket dan antariksa supaya dana yang ada bisa menghasilkan
sesuatu yang besar. Biarkan urusan pembuatan pesawat dikerjakan teman-teman
PT.DI. Kembangkan terus teknologi antariksa, dan bukan tidak mungkin dalam
waktu dekat Indonesia bisa mengirimkan awak ke luar angkasa. Maju terus
Lapan untuk Indonesia.


-------------------------------------------

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/16/06065746/lapan.kembali.rancang.pesawat

Lapan Kembali Rancang Pesawat


JAKARTA, KAMIS - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan
merintis pembentukan Pusat Teknologi Penerbangan dan akan kembali merancang
pesawat terbang. Hal ini merupakan langkah Lapan untuk kembali pada
kompetensinya melaksanakan riset penerbangan yang vakum selama 26 tahun
terakhir.

Dijelaskan Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun, Rabu (15/10), berdasarkan
keputusan presiden tahun 1963, lembaga riset ini dibentuk tidak hanya untuk
melaksanakan riset di bidang antariksa, antara lain, mengembangkan roket dan
satelit, tetapi juga menangani riset yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi penerbangan, termasuk pembuatan desain dan model pesawat
terbang.

Dengan tugas dan tanggung jawab di bidang teknologi penerbangan, Lapan
berhasil membangun terowongan angin untuk pesawat sub-sonik dan membuat
XT-400, sebuah prototipe pesawat terbang berukuran lebih kecil dari CN 212,
tutur Kisman Subandi, salah satu perintis pembangunan Lapan, yang telah
memasuki masa purnabakti.

Pesawat CN 212 merupakan karya desain dan rancang bangun Cassa Spanyol
bekerja sama dengan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (kini PT Dirgantara
Indonesia). Adapun prototipe pesawat XT-400 dibuat sepenuhnya oleh peneliti
dari Lapan, beberapa tahun sebelum pesawat CN 212. Namun, akibat kebijakan
pemerintah, lanjutnya, prototipe pesawat buatan Lapan itu tidak dikembangkan
lebih lanjut.

Munculnya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang didirikan
tahun 1976, menurut Kisman, menyebabkan kompetensi Lapan di bidang teknologi
penerbangan dibekukan. Sebaliknya, desain dan rancang bangun pesawat terbang
ditangani BPPT yang bekerja sama erat dengan IPTN dalam pembuatan prototipe
dan fabrikasi.

Rencana melakukan kembali riset teknologi penerbangan, lanjut Adi, merupakan
reaksi dari pertanyaan kalangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang
terlontarkan sejak 10 tahun lalu. Hal ini juga menjawab respons positif
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Pusat teknologi

Terkait dengan rencana merintis riset teknologi penerbangan, Lapan akan
melakukan reorganisasi, yaitu mengubah Pusat Teknologi Terapan menjadi Pusat
Teknologi Penerbangan yang antara lain akan terdiri dari tiga bidang, yaitu
bidang konstruksi, propulsi, dan sistem kendali.

Dilihat dari sisi sumber daya manusia, Lapan telah memiliki tenaga lulusan
sarjana teknik penerbangan dalam jumlah yang memadai. "Tahun ini Lapan akan
merekrut tenaga peneliti sebanyak 26 orang, di antaranya sarjana lulusan
teknologi penerbangan," ungkapnya.

Selain itu, tidak tertutup kemungkinan Lapan melakukan outsourcing dalam
mendukung proyek riset teknologi penerbangan, yang akan dilaksanakan.

Namun, rencana merintis penelitian dan pengembangan teknologi penerbangan
tersebut, ungkap Adi, saat ini masih dalam tahap pembahasan di tingkat
internal Lapan. Setelah itu akan dibicarakan dengan Menteri Negara Riset dan
Teknologi, serta lembaga pemerintah nondepartemen riset teknologi dan
industri terkait.

Kerja sama dengan lembaga dan industri terkait, menurut Adi, penting karena
kegiatan tersebut memerlukan pemanfaatan sumber daya manusia dan fasilitas
laboratorium yang dimiliki lembaga riset lainnya serta perguruan tinggi.
Selain itu, hasil desain pesawat terbang akan dibuat prototipenya oleh
industri pesawat terbang nasional.

Adi mengambil contoh BPPT memiliki Laboratorium Uji Konstruksi dan
Laboratorium Aeronatika Gas dan Getaran, yang dapat dimanfaatkan Lapan untuk
uji prototipe pesawat rancangannya.

Menanggapi rencana Lapan tersebut, Menteri Negara Riset dan Teknologi
Kusmayanto Kadiman mengatakan, Lapan hendaknya fokus pada peroketan dan
penginderaan jauh saja.

"Dengan dana riset yang terbatas tak mungkin Lapan melakukan banyak hal.
Penerbangan itu sudah banyak dilakukan BPPT," ucap Kusmayanto.

Sementara itu, di bidang peroketan dan satelit, Lapan telah mencapai
kemajuan pesat dengan berhasil membuat roket hingga RX-420 atau berdiameter
420 milimeter yang akan diuji statik November mendatang dan uji terbang awal
2009. Selain itu, satelit mikro yang akan diluncurkan pada 2010 dengan roket
India di orbit khatulistiwa.


Sumber : Kompas Cetak


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke