http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail&id=5341
Kamis, 28 Juli 2005, Lima Acara, Presiden Gaet Investasi RRC BEIJING - Matahari sore musim panas bersinar terang saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba di Beijing sore kemarin untuk lawatan kenegaraan selama tiga hari di Tiongkok. Pesawat Airbus 330 Garuda Indonesia parkir di apron khusus Bandara Internasional Beijing. Sesaat kemudian, karpet merah digelar dan di ujung karpet sudah berderet mobil-mobil Audi dan Mercy untuk Presiden SBY dan rombongan. Sebagian lagi menggunakan bus yang berada di belakang deretan sedan tersebut. Jalan menuju Diauyudai, kompleks penginapan para tamu negara, dibuat lancar dengan cara menutup persimpangan-persimpangan yang ada. Jalan-jalan layang yang berada di atas rute yang dilalui presiden Indonesia itu juga ditutup sementara untuk lalu lintas umum. Saat rombongan melintasi Tiananmen, di sepanjang jalan terlihat berkibar dua bendera penyambutan: Merah Putih dan Bintang Merah. Di kanan jalan, di sepanjang depan istana kuno Kota Terlarang juga dikibarkan berpasang-pasang bendera yang sama. Dalam perjalanan dari Jakarta selama tujuh jam, pesawat kepresidenan hanya sedikit diguncang angin. Kini, pada bulan-bulan Juli dan Agustus, memang musim angin di kawasan Asia Timur. Tidak jarang, pada musim seperti ini, terjadi angin taifun yang kuat. Namun, sepanjang penerbangan kemarin, tidak terasa adanya guncangan yang berarti. Dua jam sebelum mendarat di Beijing, presiden terlihat muncul dari kabin kelas satu untuk menjenguk anggota rombongan yang ada di kabin kelas bisnis. Di kabin ini terlihat Menko Perekonomian Aburizal Bakrie, Menteri Keuangan Jusuf Anwar, Menteri BUMN Sugiharto, Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Mohamad Lutfi, dan lima orang pimpinan media terkemuka di Indoenesia, termasuk CEO Jawa Pos Dahlan Iskan. Terlihat juga Rektor ITS Muhammad Nuh, Rektor ITB Djoko Santoso, dan Ketua Umum Kadin Indonesia M.S. Hidayat. Ketua KIKT (Kadin Indonesia Komite Tiongkok) Kiki Barki juga berada di kabin ini. Dengan mengenakan switer cokelat tua, presiden berdiri menghadap para anggota rombongan. Presiden mengemukakan bahwa acara kunjungan ke Tiongkok sekarang ini memang tidak padat, tapi sangat fokus. "Kita memang hanya punya lima acara. Namun, semuanya konkret," katanya. Presiden mengatakan telah belajar dari pengalaman pada masa lalu. Dengan menghadiri acara-acara besar seperti seminar, ternyata paling banter hanya mendapatkan dua investor. "Sekarang ini, kita akan membicarakan investasi pengusaha RRC di Indonesia yang semuanya konkret," tegasnya. "Kita termasuk akan membicarakan dan membuat keputusan apa yang akan ditanam di Indonesia, nilainya berapa, apa saja hambatannya, bagaimana mengatasinya, semuanya kita konkretkan. Termasuk soal bank mana yang akan menjamin. Bank dari RRC atau dari mana," paparnya. Selama ini memang banyak dibicarakan bantuan dana dari RRC, namun pelaksanaannya sering terhambat kesulitan proses penjaminan. Ketua Umum Kadin M.S. Hidayat mengemukakan, pengembalian bantuan negara-negara asing ke Indonesia biasanya minta dijamin pemerintah Indonesia atau bank milik pemerintah. "Kelihatannya, dalam kunjungan ini, RRC akan setuju kalau bank RRC sendiri yang menjamin," ujar Hidayat. Hidayat tidak mengelak ketika ditanya apakah ada kemungkinan RRC mengharapkan "jaminan" dalam bentuk lain. Misalnya, pasokan energi dari Indonesia. Sebab, RRC sangat "haus" akan energi untuk mendukung pertumbuhan ekonominya yang selalu di atas 9 persen per tahun. Presiden juga mengemukakan bahwa hubungan Indonesia dengan RRC terus ditingkatkan. Terutama hubungan dagang. "Nilai perdagangan kita akan kita usahakan mencapai USD 20 miliar," kata presiden. Saat ini volume perdagangan kedua negara hanya USD 8 miliar (menurut data Indonesia) atau USD 13 miliar (menurut data RRC). Angka itu kalah jauh dibandingkan volume perdagangan antara RRC dan Malaysia, apalagi RRC dengan Thailand. Untuk meningkatkan hubungan kedua negara, presiden juga bertekad akan menciptakan iklim yang lebih baik. "Kita akan bangun pusat bahasa Mandarin di Indonesia," ujarnya. "Dengan demikian, diplomat-diplomat kita juga akan fasih berbahasa Mandarin," tuturnya. "Jangan hanya Mas Dahlan saja yang bisa bahasa Mandarin," gurau presiden sambil menunjuk CEO Jawa Pos/INDOPOS itu. Semua yang duduk di kabin bisnis itu pun tertawa. Presiden optimistis, hubungan tersebut akan bisa terus meningkat karena tidak banyak persyaratan di luar ekonomi yang menghambatnya. "RRC kini kan sudah jadi raksasa. Kita berharap agar kemakmuran RRC itu juga melimpah ke Indonesia," katanya. Presiden minta agar apa pun yang menghambat investasi harus diatasi. Termasuk kalau ada pungutan-pungutan dan perlakuan aparat yang tidak baik agar dilaporkan ke presiden. Presiden telah membuka hotline berupa SMS langsung maupun PO Box 9949. "Asal isinya jangan fitnah, pasti kita tindak lanjuti," katanya. Presiden lantas membuka data SMS dan PO Box yang masuk. Semuanya sudah dipilah-pilah. Ada yang menyangkut aparat di daerah, menteri, dan soal pelayanan umum. "Kita akan buka panel-panel untuk membahas SMS dan surat lewat PO Box ini," tuturnya. Presiden sudah memanggil menteri yang jadi sasaran SMS dan surat itu. Presiden juga memanggil pimpinan beberapa daerah. "SMS dan surat-surat ini kan murni dari hati nurani rakyat. Masuk ke saya tanpa diedit atau diperlunak oleh staf. Inilah cerminan suara rakyat kita," kata presiden. "Yang menyangkut pengaduan korupsi, nah, ini tugas KPK," ujar presiden sambil pandangannya mengarah ke Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Taufiqurahman Ruki. Setelah sekitar 20 menit menyapa anggota rombongan, presiden pamit ke kabin kelas satu untuk makan siang. Kalau makannya terlambat, bisa keburu mendarat. "Ayo, kita makan siang," katanya sambil berlalu. Yang berada di kabin bisnis tersenyum. Maklum, mereka sudah makan siang. (ted) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/