Refleksi : Apakah jumlah buta aksara cuma 8,3 juta? Mengapa ada buta askara di negeri yang hampir di setiap sudut jalan ada rumah ibadah?
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/masih-ada-83-juta-orang-buta-aksara/ Selasa, 07 September 2010 13:38 Masih Ada 8,3 Juta Orang Buta Aksara OLEH: NAOMI SIAGIAN Jakarta - Jumlah buta aksara yang ada di Indonesia ditargetkan mencapai 8,3 juta orang di tahun 2010. Tahun 2009, jumlah buta aksara mencapai 8,7 juta orang, berusia di atas 15 tahun. Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Hamid Muhammad menegaskan, pihaknya akan fokus pada penanganan untuk menuntaskan buta aksara di tujuh provinsi Indonesia, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. "Ada 142 kabupaten yang nanti akan menjadi fokus program kita ke depan. Jumlah absolutnya dari yang paling tinggi 232.000 orang di Kabupaten Jember, sampai yang terkecil Kabupaten Bengkulu Utara masih tersisa 16.402 orang," kata Hamid di Jakarta, saat jumpa pers menyambut peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-45. Peringatan HAI tahun ini diselenggarakan 10 Oktober 2010 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Tema peringatan adalah Aksara Membangun Keadaban dan Karakter Bangsa. Dari jumlah penduduk yang buta aksara, sebagian besar adalah penduduk berusia di atas 45 tahun (70-80 persen) dan berjenis kelamin perempuan (64 persen). Disparitas gender yang dihadapi ini merupakan tantangan berat. Permasalahan lain untuk memberantas buta aksara adalah mereka kelompok masyarakat yang tersulit, miskin serta secara geografis berada di lokasi terpencil dan perbatasan. Bahkan, ada kelompok masyarakat yang sudah mendapat pendidikan keaksaraan dasar, kembali menjadi buta aksara karena faktor kemiskinan maupun akses pendidikan yang sulit terjangkau. Indonesia termasuk sembilan negara yang berpenduduk terbesar di dunia penyandang buta aksara. Negara lainnya adalah India, Pakistan, China, Meksiko, Bangladesh, Mesir, Brasil, Indonesia, dan Nigeria. Negara-negara ini tergabung dalam Literacy Initiative for Empowerment (LIFE), sebuah program yang digulirkan oleh UNESCO. Evaluasi Untuk menuntaskan program buta aksara, Kemendiknas akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program pendidikan keaksaraan. Fokus pendidikan keaksaraan ke depan tidak hanya keaksaraan dasar, tetapi memberdayakan secara ekonomi, sosial, dan budaya. Diharapkan pendidikan keaksaraan dapat bermakna bagi masyarakat dan mampu menjawab tantangan saat ini. Hamid menjelaskan, sejalan dengan kerangka LIFE, penyelenggaraan program penuntasan buta aksara sejak tahun 2009 dibangun dalam kerangka kerja Aksara agar Berdaya (Akrab). "Upaya penuntasan buta aksara melalui pendidikan keaksaraan terintegrasi dengan kecakapan hidup dan program pengentasan kemiskinan secara umum," ujarnya. Pada 1965, UNESCO menetapkan tanggal 8 September sebagai HAI. Sejak saat itu, Indonesia aktif memperingati HAI dengan tujuan utama untuk memotivasi dan membangkitkan semangat belajar masyarakat, khususnya penduduk usia 15 tahun ke atas yang masih buta aksara. Hal ini sekaligus untuk memacu percepatan pemberantasan buta aksara. n Kembali ke : Cetak [Non-text portions of this message have been removed]