Sebuah artikel lama, namun saya rasa cukup berharga untuk dibaca. salam, muhkito **** http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?id=2003070400321754
OPINI Jum'at, 04 Juli 2003 Melacak 'Benih' Perdebatan Keagamaan M Hasibullah Satrawi, Pemimpin Redaksi Trobosan; aktif di lembaga kajian NICOS Kairo, Mesir TERHITUNG dari 13 Juni 2003 sampai tulisan ini turun, perdebatan tentang keagamaan kembali bergulir di Tanah Air. Pasalnya, lemparan 'bola' keagamaan Mun'im A Sirry di Media Indonesia berjudul 'Agama, Moralitas, dan Negara' mendapatkan tanggapan cukup serius dari MG Romli dalam tulisannya berjudul 'Dilema Privatisasi Agama'. Tanpa disengaja, tulisan ini pun masuk dalam meramaikan 'bursa' debat keagamaan tersebut. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan banyak tulisan lain yang juga masuk dalam 'arena' perdebatan. Pertanyaannya adalah sampai kapan permasalahan keagamaan ini akan diperdebatkan? Dalam hemat penulis, perdebatan ini tidak akan pernah mengenal titik akhir. Dia akan terus bergulir dalam lain waktu, tempat, dan kesempatan. Kesimpulan ini bertolak dari gaya perdebatan klasik di atas yang tidak menyentuh 'benang merah' permasalahan. Relasi agama dengan negara atau ruang privat-publik agama merupakan permasalahan berkembang dari relasi agama dengan manusia. Benarkah manusia membutuhkan agama dalam menjalani hidup? Bagaimana posisi moralitas dalam agama? Sangat disayangkan perdebatan yang melibatkan banyak anak bangsa dunia ini menghasilkan kesimpulan yang kurang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam bukunya berjudul 'Agama Manusia', Faras al Sawwah mensinyalir bahwa di samping manusia makhluk bersosial, ia juga beragama sejak fitrah. 'Benih' keagamaan ini akan berkembang sebagaimana manusia. Namun, dalam perkembangannya, agama mengalami keanekaragaman. Perkembangan 'benih' keberagamaan yang dirasakan oleh satu individu akan berbeda dengan yang dirasakan oleh individu lain. Kultur, sosial, dan komunitas sangat menentukan perkembangan 'benih' agama ini. Oleh karena itu, masyarakat beragama dalam suatu komunitas cenderung memunyai agama yang sama. Seperti orang yang dilahirkan di Indonesia, ia cenderung menjadi orang yang muslim. Begitu juga dengan orang yang dilahirkan di Amerika Serikat. Ia cenderung beragama Kristen. Ini yang disebut dengan pengaruh kultur dan sosial dalam perkembangan agama yang melahirkan masyarakat warna-warni. Bahkan, keanekaragaman ini juga terjadi dalam satu komunitas. Manusia dalam merespons 'benih' agama yang lahir bersamanya akan mengalami keberagaman juga. Ada di antara mereka yang responsnya sangat tinggi. Orang-orang yang masuk kategori ini dalam kajian keagamaan disebut memunyai respons positif. Respons positif ini akan mengantarkan manusia pada dunia keberimanan. Ia beriman akan adanya Tuhan. Keimanan yang dirasakannya akan terus membawanya ke tingkat yang lebih mapan, hingga akhirnya mencapai bimbingan wahyu. Kita bisa mencontohkan golongan pertama ini dengan Nabi Muhammad sebagai salah seorang di antara kelompok pertama ini. Seperti diceritakan, sebelum mendapatkan wahyu beliau sering menyendiri di Gua Khaira. Bahkan, William Montgomary Watt dalam bukunya berjudul Mohammad at Mecca, yang diterjemahkan oleh Dr Abdurrahman al Syaikh menyimpulkan bahwa pergi dan diamnya Muhammad di Gua Khaira adalah untuk beribadah. Kesimpulan William ini berangkat dari keyakinannya bahwa kata tahannuts yang berartikan menyendiri diambil dari asal kata bahasa Ibrani tahnut atau tahnuts. Tahnut atau tahnuts dalam bahasa Ibrani bermakna peribadatan kepada Tuhan (William Montgomary Watt, Mohammad at Mecca, hal 110). *** Ada kelompok kedua yang respons keagamaannya tidak terlalu tajam. Respons ini dalam kajian keagamaan disebut dengan respons negatif. Golongan ini tampak tidak mengembangkan 'benih' keagamaan yang ada dalam dirinya. Bahkan, ia berusaha untuk menghilangkannya. Ia tampak tampil tegar menahan hamburan perasaan keagamaan itu. Benturan pun tidak bisa dihindari yang pada akhirnya berakibat pada masuknya kelompok kedua ini ke dalam kelompok pertama. Oleh karena itu, tidak sedikit para pengkaji agama yang berpendapat bahwa tidak ada perbedaan antara mereka yang masuk kelompok pertama dan kedua. Dua respons positif dan negatif sama halnya dengan dua mata uang. Dua mata uang ini memang berbeda, namun keduanya memunyai kesamaan tujuan. Yang tak kalah pentingnya dalam kajian keagamaan adalah perjalanan agama. Sebagaimana manusia, agama juga mengalami masa perkembangan. Ia akan mengalami masa 'kecil', masa 'muda', dan 'dewasa'. Dalam kajian keagamaan, fase-fase ini dikenal dengan fase individual, global, dan berakhir dengan terbentuknya institusi keagamaan. 'Sinyal' keagamaan yang dirasakan manusia sejak lahir akan terus berkembang. Perkembangan ini berbentuk pencarian terhadap sesuatu yang tidak ia mengerti dalam dirinya. Baik ketidakmengertian ini berkaitan dengan dirinya, alam sekitar, atau Tuhannya. Dalam pencarian ini manusia bertemu dengan manusia lain yang juga berada dalam dunia pencarian. Di sinilah terjadi interaksi yang pada akhirnya melahirkan sebuah keyakinan bersama, agama bersama. Di sini juga agama berkembang dari perasaan individual menjadi global sebelum berakhir dengan terbentuknya institusi keagamaan. Pembentukan keyakinan bersama ini untuk mengonkretkan perasaan keagamaan yang mereka yakini ke dalam bentuk gerakan, suara, dan lain sebagainya. Secara bersama-sama mereka melaksanakan ibadah sebagai simbol dari rasa keagamaannya. Sudah pasti ada sebagian masyarakat yang kurang memahami agamanya. Untuk membantu mereka dibentuklah institusi keagamaan. Di institusi inilah permasalahan keagamaan yang belakangan ini mencuat berawal. Institusi rawan politik ini dalam perjalannya melebar untuk berikutnya menjadi sebuah *lembaga tertinggi keagamaan yang menentukan halal tidaknya sebuah perbuatan*. Namun, harus dipertegas bahwa lembaga ini muncul bersama dengan lembaga politik di abad belakangan ini (Faras al Sawwah, Agama Manusia, hal 40). Kritikan Karl Marx (1818-1883) yang terkenal dengan 'Agama adalah candu masyarakat' sebenarnya mengarah pada *institusi *ini, bukan pada agama.*** [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/