REPUBLIKA
Senin, 27 Juni 2005

Menara Listrik Pun Ddicuri! 
Oleh : Ahmad Tohari 

Hari Jumat kemarin sebuah menara listrik tegangan di Parit Kambayan, Kalbar, 
roboh karena 72 potong besi kerangkanya dicuri orang. Akibatnya pasokan listrik 
ke Mempawah dilakukan secara darurat dan PT PLN dirugikan Rp 350 juta. Ini 
bukan berita baru. Sebelumnya telah beberapa kali diberitakan robohnya menara 
listrik karena sebab yang sama. 
Pencuri mempreteli potongan-potongan besi yang menjadi bagian menara untuk 
dijual sebagai barang bekas dengan Rp2.500 sampai Rp3.000 per kilogram. Para 
pencuri itu tak peduli akan akibat perbuatan mereka yang sangat merugikan 
kepentingan umum. Mereka juga tidak peduli akan keselamatan mereka sendiri; 
merayapi menara di bawah rentangan kawat listrik bertegangan 150 kilovolt hanya 
untuk mendapatkan uang yang tak seberapa. Malah ada pencuri yang berani 
memotong bukan hanya menara, melainkan kawatnya yang bermuatan listrik tegangan 
tinggi.

Pencurian besi menara listrik bisa dikatakan sebagai puncak kejahatan sejenis. 
Sebelumnya sering diberitakan adanya pencurian kunci pengikat rel kereta api 
atau bahkan relnya sekalian. Rambu-rambu lalu lintas juga banyak yang hilang. 
Demikian juga pintu-pintu air irigasi dan tiang-tiang telepon, juga besi-besi 
tutup riool. Tidak ketinggalan, derek-derek timba di sumur penduduk pun ikut 
jadi sasaran para pencuri jenis ini. Repotnya, para pengepul besi bekas mau 
saja membeli barang-barang itu meskipun mereka tahu yang mereka terima adalah 
barang curian.

Karena pencurian semacam ini sudah sangat keterlaluan, maka kita pantas 
bertanya, apa yang menyebabkan para pencuri itu demikian gila? Kita bisa 
mengemukakan jawaban yang sederhana: mungkin karena tuntutan perut, para 
pencuri itu nekat. Kalau bisa mengatakannya, mungkin mereka mau bilang, our 
stomach can not wait, perut kami tak bisa menunggu. Orang lapar tak bisa 
berpikir sehat. 

Tapi pastikah mereka yang mencuri besi menara itu benar-benar orang yang lapar? 
Apakah tidak mungkin mereka adalah para pemalas yang tidak punya nurani dan 
ingin menempuh jalan pintas untuk mendapatkan uang? Rasanya inilah jawaban yang 
lebih masuk akal. Dan kalau demikian adanya, mereka sungguh punya banyak teman 
meskipun agak berbeda jenisnya. 

Yang dimaksud dengan teman itu adalah mereka yang sama-sama suka menempuh jalan 
pintas untuk mendapatkan uang. Mereka tak peduli jalan pintas itu melanggar 
hukum dan pasti merugikan kepentingan umum. Ambillah contoh. Hasil survei Bank 
Dunia yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) 
- UI yang dipaparkan dua hari lalu. Survei itu menyebutkan pungli di Ditjen Bea 
Cukai tahun 2004 mencapai jumlah Rp 7 triliun. (Dengan uang sebanyak itu bisa 
didirikan 20 ribu menara listrik yang masing-masing setinggi 35 meter}. 

Tentu saja semangat meretas jalan pintas untuk mendapat uang bukan monopoli 
orang-orang Ditjen Bea Cukai. Masyarakat percaya, di semua ditjen ada pungli 
maupun bentuk-bentuk korupsi yang lain. Dan kerugian negara maupun rakyat 
sebagai akibat tindak korupsi itu bisa ribuan kali besarnya bila dibandingkan 
dengan kerugian akibat perbuatan pencuri besi menara. Meskipun begitu, apakah 
kadar kejahatan para pencuri menara atau rel kereta api itu boleh dianggap 
ringan? Sama sekali tidak. Kegilaan mereka tak mungkin dimaafkan. Mereka sama 
jahatnya dengan para pelaku pungli di Ditjen Bea Cukai atau ditjen-ditjen lain. 
Juga sama jahatnya dengan para pembabat hutan, pencuri ikan, pembobol bank, 
penilep pajak dan sebagainya.

Pokoknya, para peretas jalan pintas yang mau kaya dengan mencuri uang negara 
atau rakyat tidak lebih baik dari para pencuri besi menara. Kelakukan mereka 
sudah keterlaluan. Masalahnya, bagaimana menghentikan kegilaan mereka yang 
telanjur menggejala amat luas ini? Mampukah pemerintah SBY dengan program 
antikorupsinya mengatasi masalah ini? Apakah pemerintah SBY bukan sedang 
mengelap meja kotor dengan kain yang kotor juga? Apa boleh buat; di atas 
pertanyaan-pertanyaan yang menggelisahkan itu kita harus berharap semoga 
Presiden SBY berhasil. 




[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to