Siaran Pers dari Institut Perempuan
 
Hj.LEDIA HANIFA, S.Si, MPsi T.(Ketua Bidang Kewanitaan DPP PKS): 

"Mendesak, Penguatan Perempuan di Sektor Informal"



Bali - Kenaikan harga bahan pokok yang menggila secara perlahan tapi pasti 
menimbulkan kegoncangan sosial bagi keluarga Indonesia. "Jika tak disikapi, ini 
akan mengganggu stabilitas sosial Indonesia. Penguatan Perempuan di sektor 
informal sangat mendesak untuk dilakukan," demikian dikatakan Hj. Ledia Hanifa, 
S.Si, M.Psi.T, Ketua Bidang Kewanitaan DPP PKS dalam Dialog Terbuka yang 
dilaksanakan Bidang Kewanitaan DPP PKS di Bali, Kamis (31/1). Acara tersebut 
merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Kerja Nasional, Mukernas 2008 PKS di 
Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali. 



Lebih lanjut Ledia Hanifa mengatakan penguatan perempuan di sektor informal itu 
akan mendorong terciptanya ketahanan keluarga (family resilience) menghadapi 
gejolak harga yang terjadi saat ini . "Ketahanan keluarga ini pada akhirnya 
juga memperkuat stabilitas sosial secara keseluruhan," ujar Ledia



Dalam kondisi seperti ini-sebagaimana pula pada krisis ekonomi tahun 1998 
lalu-perempuanlah yang kerap mengambil inisiatif untuk melakukan 
langkah-langkah taktis demi mengamankan kondisi ekonomi keluarga. "Berhubung 
segala keterbatasan yang ada-modal, akses terhadap kebijakan, kapasitas dan 
peluang-sebagian besar dari para perempuan ini terjun ke sektor informal, yang 
notabene bergerak dalam kapasitas usaha mikro," papar Ledia. Hal ini sejalan 
dengan fakta di lapangan, bahwa usaha mikro biasanya adalah usaha yang berada 
di level survival. Juga adanya data yang menyatakan bahwa 74,28% perempuan 
bekerja di sektor informal(Depnakertrans). 



Salah satu faktor kritis dalam ketahanan keluarga adalah kondisi ekonomi 
keluarga, dalam hal ini adalah daya beli. Karena itu, penguatan perempuan yang 
berkiprah di sektor informal memiliki nilai strategis. Tidak hanya sebagai 
katup pengaman bagi keluarga, namun juga sebagai penentu stabilitas sosial 
bangsa.



Penguatan yang dibutuhkan berupa dukungan kebijakan-terutama kemudahan akses 
terhadap skema permodalan, pelatihan, dan pemasaran -juga suasana kondusif dari 
lingkungan sosialnya untuk berwirausaha.



Untuk merealisasi isu ini, Ledia  menginisiasi JARINGAN KELUARGA HEBAT. Suatu 
jaringan kemitraan dan persaudaraan yang mengajak seluruh elemen bangsa untuk 
memberikan perhatian khusus terhadap usaha-usaha membangun ketahanan keluarga. 
Dengan jargon "Ayo Bangkit, Kita Hebat !", Ledia menghimbau  agar setiap 
keluarga merangkul satu keluarga di lingkungan masing-masing, untuk bersama 
mengatasi keterpurukan. Dimulai dengan solidaritas bagi para perempuan yang 
bekerja di sektor informal(berusaha sendiri, berusaha sendiri dibantu pekerja 
tidak tetap, pekerja lepas di pertanian dan non pertanian, pekerja tidak 
dibayar), agar mereka lebih kokoh dalam berwirausaha, dengan memutus rantai 
permodalan yang mencekik dari para rentenir.



Diskusi ini dihadiri oleh 100 orang perempuan dari berbagai elemen, diantaranya 
tokoh perempuan parpol, Ormas, tokoh budaya, tokoh agama dan pemerintah daerah. 
Acara yang dibuka secara resmi oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Ir. 
Tifatul Sembiring menghadirkan empat orang pembicara. Selain Ibu Ledia Hanifa, 
Dra Ida Ayu Mas (anggota DPD Prov Bali), Rasmiyati, SE, MM (Sekretaris 
Inkopwanjati Malang), dan DR Nursanita Nasution, SE, ME (Anggota DPR RI komisi 
VI Fraksi PKS). 



Acara ini menghasilkan Komitmen Bali untuk Perempuan Indonesia. Salah satu 
butir dari komitmen ini berbunyi 'Kami Perempuan Indonesia Siap Mendukung dan 
Bekerjasama Dengan Setiap Elemen Bangsa yang Bercita-Cita Memajukan dan 
Mensejahterakan Perempuan Indonesia'. 



Komitmen yang disepakati oleh para perempuan dari berbeda suku, agama dan 
kelompok yang diinisiasi oleh PKS menunjukkan bahwa perempuan bisa duduk 
bersama untuk merumuskan solusi masalah perempuan Indonesia.



Nomor Kontak : Ledia Hanifa (08121002570)

Media relasi : Sarah Handayani (08129959901)






mediacare
http://www.mediacare.biz


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke