Sekarang 'tingkat kesulitan' pokok bahasan mengenai persengketaan hak kepemilihakn sumber daya plasma nutfah (genetic resources) kita naik-kan ke Bab-II: Pada kasus riset pembuatan vaksin flu burung strain Indonesia, persengketaannya hanya 1 tingkat, hanya melibatkan 2 pihak:
"Pemerintah Indonesia" melawan WHO yang kita curigai telah ber KKN dengan perusahaan-perusahaan besar bidang farmasi/bioteknologi. Lha sekarang, eigati yang dibahas di bawah ini tercantum di bawah ini melibatkan persengketaan 2 lapis, melibatkan 3 pihak/kelompok: (A) Perusahaan-perusahaan farmasi/biotek negara-negara besar/barat (B) Pemerintah negara-negara berkembang di Amerika Latin (Brazilia, Costarica, dll. ) (C) Suku-suku 'terasing' Indian Amazon Masalahnya, belum tentu pandangan pemerintah (pihak B) mewakili kepentingan suku-suku terasing (C) meskipun mereka itu warga negara mereka yang seharusnya berhak akan perlindungan pemerintah. Jadi di sini persengketaannya bisa antara A vs. B, A vs. C, B vs. C. Biasanya LSM-lSM cederung berpihak/membela kepentingan (C). Tapi ya mungkin dalam kenyataannya tidak selamanya sesederhana itu ... *** Dalam kasus Indonesia, ini misalnya terkait dengan kekayaan pengetahuan asli dari suku-suku pedalaman di Indonesia, misalnya yang di Kalimantan dan Irian. *** Isi artikel kolom resonansi Republika itu mengingatkan saya pada salah satu tayangan film dokumenter di TV jerman yang menggambarkan bagaimana sebuah masyarakat Indian yang terasing di kawasan hutan Amazon di Brazil(?) sempat menolak ketika mereka di"dekati" oleh sebuah tim "bule" yang meminta sampel darah mereka, katanya untuk keperluan riset medis. Kontak ini dimungkinkan berkat jasa seorang Guide/Scout/penerjemah kulit putih yang kebetulan sudah lama bergaul dan mengenal suku Indian tersebut. Setelah melalui proses pendekatan dan negosiasi yang panjang, akhirnya kepala suku Indian tsb. mengizinkan tim "bule" tsb. mengambil sampel darah masyarakat suku-nya, seingat saya dengan beberapa syarat: (1) penggunaan sampel darah tsb. nantinya harus 'transparan' (2) apabila tim tersebut nantinya mengambil manfaat komersial dari sampel darah yang diperoleh, mereka harus mendapatkan 'kompensasi' { saya menduga sikap suku Indian Amazon yang sudah mampu bernegosiasi secara 'canggih' seperti ini ya karena sudah di"komporin" oleh LSM-LSM ... :) } *** kalau saja kita tidak di "ingatkan" oleh Ibu Menkes, dalam kasus riset vaksin flu burung ini, saya khawatir bangsa Indonesia akan menjadi "kecolongan", dan tidak belajar dari pengalaman pahit bangsa Indian Amzon yang jauh lebih primitif (meskipun saya duga mereka banyak di advokasi oleh LSM-LSM ... ). *** Makalah di bawah ini berjudul --------------------------------------------------- "biodiversity, Genetic Resources, and Indigenous People in Amazona" --------------------------------------------------- ditulis oleh Institute of Cultural and Social Antropology, sebuah lembaga kajian di Inggris. mengetengahkan isu kekayaan keanekaragaman hayati, plasma nutfah, dan kekayaan genetika pada masyarakat Indian Amazon: <http://www.ubcic.bc.ca/files/PDF/Posey_Biodiversity.pdf> Di antara isu "pencurian" kekayaan genetik (bio-piracy, bio-colonialism) yang dibahas pada halaman 9 makalah di atas adalah apa yang disindir sebagai "Project Vampire" ... di mana, mirip dg. tayangan TV yang saya ceritakan di atas, telah terjadi adalah pengambilan sampel sel-sel darah suatu suku Indian Amazon yang kemudian dari riset menggunakan sampel itu telah di derive berbagai produk obat-obatan komersial, tanpa sepengetahuan dan seizin yang punya sampel darah ... *** Padahal menurut perjanjian/konvensi PBB mengenai keanekaragaman hayati (CBD, Convention on Biological Diversity) yang ditandatangani peserta UNCED (United Nation Conference on Conservation & Development) yang diselenggarakan tahun 1992 di Rio de Janeiro, dinyatakan pada pasal 1 ============================================================ "the conservation of biological diversity, the sustainable use of its component, and the fair and equitable sharing of the benefit arising out of the utilization of genetic resources, including by appropriate access to genetic resources and by appropriate transfer of relevant technologies, taking into account all rights over those resources and technologies and by appropriate funding" =========================================================== Pada pasal di atas ada "masalah" karena kata-kata "right" /hak-hak di atas mengacu pada hak "negara" yang diwakili pemerintah yang berdaulat, dan bukan hak-hak masyarakat di dalam negara tsb. seperti halnya masyarakat suku terasing. Meskipun demikian, menurut makalah tsb. kata-kata "relevant technology" pada alinea di atas dapat ditafsirkan sebagai teknologi tradisional/pengetahuan asli/indigenous knowledge dari masyarakat suku terasing tersebut. Dalam pasal 8, peranan dan "hak" dari *indigenous people* dinyatakan secara lebih eksplisit: ======================================================== Subject to its national legislation, respect, preserve, and maintain knowledge, innovations and local practices of indigenous and and local communities embodying traditional lifestyles relevant for the conservation and sustainable use of biological diversity and promote the wider application with the approval and involvement of the holders of such knowledge, innovations, and practices and encourage the euqitable sharing of the benefits arising from the utilization of such knowledge, innovation, and practices. ========================================================= Di Indonesia sebenarnya sudah dibentuk apa yang disebut sebagai Komite Nasional Sumber Daya Genetika, yang cakupannya terutama mengenai pengelolaan "Plasma Nutfah" yang berkaitan dengan pertanian/ perkebunan /peternakan/perikanan ... <http://indoplasma.or.id/profil_visi.htm> dan <http://tinyurl.com/389mmr> Hanya, pertanyaannya, apakah pemerintah Indonesia juga sudah memasukkan peranan masyarakat tradisional /'suku terasing' sebagai bagian tak terpisahkan di dalam hukum dan sistem pengelolaan plasma nutfah tersebut. Ini karena sisi geografis dan antropologis masyarakat Indonesia banyak miripmya dengan masyarakat Brazil: multi-etnik, dan masih banyaknya suku-suku terasing atau kelompok yang hidup secara sangat tradisional dengan semua simpanan kekayaan pengetahuan asli mereka. *** sebagai 'bonus' di bawah ini saya sisipkan kepek-an tambahan yang memuat istilah istilah yang bagi saya terdengar nge_Jreng: ===> "bio-piracy" ===> "bio-colonialism" Entah apakah Bung Karno dulu juga sudah membayangkan bahwa isu 'kolonialisme' itu bisa meluas kesemua segi hingga ke sumber daya plasma nutfah ... --( ihsan hm )----------------------------- <http://tinyurl.com/23bho2> ******************************************************* ** ** A darker side of bio-piracy concerns the ** gathering of DNA samples by false pretences ** by researchers. Both the ethnobotanical and ** DNA thefts are for the purposes of ** commercialization. ** Entire DNA strings of individuals are being ** patented, and in the case of Iceland one company ** has laid claim to the DNA of the entire population. ** American Indian DNA has become a highly sought ** after commodity, despite the fact that genetic ** markers are not a valid test of Native Identity. ** The Coriell Institute for Medical Research has ** sold DNA cultures of the Amazon Karitiana Indians ** for $85 per a 1.0 ml cell culture and $55 for ** a 0.05 mg sample. The samples had been collected ** by an Arizona State University research team ** under false pretenses. ** American Indians need to become aware that ** blood samples are often taken under unethical ** circumstances and can be used in genetic research ** around the world. ** The widespread secondary commercialized use of ** their blood DNA samples enriches the shareholders ** of companies at the expense from whom the samples ** were taken. ** To knowingly participate in any DNA testing program ** is to further the legitimization of biocolonialism. ** Any American Indian who does so also contributes to ** the untold amount of possible damage to American ** Indians and Tribes. ** To assist Tribes in the protection from unethical ** uses of DNA, the Indigenous Peoples Council on ** Biocolonialism has developed an extensive Indigenous ** Research Protection Act which can be modified to meet ** Tribal needs. ** ***********************************************************