Catatan laluta:
 
Refleksi diri seorang kawan menyatakan: "Karena itu saya cuma mau tau kadar 
kemerdekaan bangsaku setelah 60 tahun merdeka dari penjajahan asing."(kutipan, 
subject KADAR KEMERDEKAAN??? oleh gustaf dupe). Untuk itu saya kirimkan juga 
sebuah ungkapan refleksi diri Heri Latief...
 
La Luta Continua!
 
Date: Fri, 12 Aug 2005 07:38:55 -0700 (PDT) 
From:  "heri latief" <[EMAIL PROTECTED]>  
Subject: Re: [1708] Notulensi Sarasehan (tanggapan hl) 
 
di kbri kita masih melihat/merasa bahwa aura dari rejim orba masih mengisi 
ruangan "hampa", dan ide yang lainnya dianggap meresahkan kekuasaan. lalu kita 
yang katanya memiliki pemikiran bebas ini rupanya di TEST, dicoba, apakah 
pengabdian kita kepada kaum miskin tertindas itu hanya basa-basi doang?
 
siapa itu yang ngaku-ngaku bangsa indonesia?
apa penindasan di tanah airnya cuma jadi cerita?!
 
sejarah, ini soal sejarah maypren, bukan sekedar cerita. ada sesuatu yang 
sengaja dipoles, dalam bentuk yang aneh bin ajaib, misalnya: sejarah jutaan 
orang mati dan hilang, lalu kemana perginya para algojo?
 
Gelapnya Sejarah Orang Gelap
 
maap, saya orang gelap!
saya bukan maling atau copet
saya cuma tak punya ijin tinggal doang
mau kerja apa saja asal halal dong
 
maap, jangan lupa status saya
saya bukan seperti apa yang kalian bayangkan
saya tau mana yang beracun dan apa khasiatnya madu
dunia kita sudah dibagi dalam aturan terang dan gelap
saya tau itu, teman saya juga tau, gelap itu misteri
kegelapan malam bukan sekedar gelapnya hitam
 
lantas kalian pikir saya sukarela menggelapkan diri?
gelap_grup aslinya tak ada yang berniat nyilem melulu
saya adalah orang gelap produk dari dunia terang
saya tak perlu belas kasihan dari sistim yang korup
saya hanya mau bilang "dunia gelap bisa lebih terang"
 
salam, heri latief
 
--------------
From: "Gustaf Dupe" <[EMAIL PROTECTED]> 
Subject: KADAR KEMERDEKAAN BANGSA??? 
Date: Sat, 13 Aug 2005 19:05:45 +0700 

                  60 TAHUN MERDEKA - KADAR KEMERDEKAAN BANGSA???
 
Saudara2 sebangsa yang bermukim di Nederland mengadakan serasehan 60 TAHUN 
MERDEKA di Kedubes RI di Den Haag tanggal 6 Agustus yang lalu. Kelompok Kerja 
Pelayanan Penjara (Pokja PLP PGI) mengadakan ibadah syukur 60 tahun merdeka 
mulai di penjara anak wanita di Tangerang tanggal 11 Agustus kemarin dulu dan 
akan diadakan di penjara2 lain pada hari2 ini. Dan tanggal 9 September yang 
akan datang Pokja PLP PGI akan mengadakan Refleksi 60 Tahun Merdeka dengan tema 
seperti tersebut di atas - mempertanyakan kadar kemerdekaan bangsa setelah 60 
tahun merdeka dari penjajahan asing atau kolonialisme klasik.
 
Itu berarti anak2 bangsa besar yang majemuk ini, dimanapun mereka berada, di 
pembuangan, di penjara, di alam bebas yang terpenjara, semuanya mencintai 
negerinya, bangsanya, tanahairnya, rakyatnya, kemerdekaannya. Keterbuangan di 
negeri orang, keterpenjaraan di balik terali besi maupun di alam bebas yang 
terpenjara ternyata tidak mampu menghambat dan memutuskan kecintaan dan 
kerinduannya terhadap negeri, tanahair, bangsa dan rakyatnya.
 
Namun saya tidak paham apakah para penguasa negeri ini, baik yang di 
pemerintahan pada semua aras maupun yang di parlemen dan lembaga yudikatif pada 
semua aras serta para panglima dan komandan militer juga mencintai negeri, 
tanahair, bangsa dan rakyat yang bernama Indonesia ini. Demikian pula saya 
tidak paham apakah para pengusaha/perampok legal maupun ilegal juga mencintai 
negeri, tanahair, bangsa dan rakyat ini?
 
Ketidak-pahaman saya ini bukanlah kebodohan. Ya tidak paham saja. Karena itulah 
dalam memperingati 60 tahun merdeka ini saya pertanyakan kadar kemerdekaan 
rakyat dan bangsaku. Kadar kemerdekaan itu tentu diukur dari beberapa nilai 
atau aspek, seperti kesejahteraan hidup, kedamaian, keadilan, kebebasan 
kecerdasan, intelektualitas, kesetaraan, kesadaran bermasyarakat majemuk, 
kemandirian, mentalitas patriot. 
Kenapa HDI (human development index) Indonesia sangat rendah dibandingkan 
bangsa2 lain yang lebih belakangan merdeka? Dan sebailknya mengapa index 
korupsi Indonesia harus unggul dari bangsa2 lain?
 
Beberapa peristiwa dan kebijakan penguasa negeri ini di bulan Agustus 2005 ini 
makin meningkatkan ketidak-pahaman saya dan sekaligus menimbulkan keprihatinan 
yang mendalam terhadap bangsaku. Bulan Agustus adalah bulan proklamasi 
kemerdekan indonesia. Coba kita ikuti peristiwa2 atau kebijakan2 berikut ini:
 
* Ketika berlangsung sidang pengadilan class action dari para korban tragedi  
kemanusiaan 1965/66 di pengadilan negeri Jakarta Pusat hari Rabu 3 Agustus (dan 
juga 20 Juli) sekelompok orang dengan atribut agama Islam mengadakan demo 
dengan pengeras suara yang haibat di depan gedung pengadilan. Dengan penuh 
semangat dan berapi2 para orator mereka menuntut agar pengadilan menolak 
tuntutan class action tersebut dan menghujat PKI sebagai pemberontak 1948 dan 
1965, serta meneriakkan peringatan bahaya kebangkitan kembali PKI dan 
komunisme. Sebagian dari mereka bahkan masuk ke ruang sidang pengadilan dan 
setelah menyerukan Allahu akbar menuntut sidang distop. Kalau Polri serius maka 
tentu gerombolan itu tidak akan dibiarkan 'lolos' ke ruang sidang pengadilan 
segera menggusur mereka keluar ketika mereka terika2 di dalam ruang sidang. 
Mereka ini dari Front Pembela Islam (FPI), Pemuda Islam Indonesia (PII) dan 
lain2. Saya prihatin karena para organisator dan orator demo berkoar seakan2 
cerdas
 padahal mereka justeru menelanjangi kebodohan dan kebebalan mereka, paling 
tidak mengenai apa yang mereka koarkan.
 
* Pada upacara serah terima komandan Kodim di Medan 11 Agustus 2005 Pangdam I 
Bukit Barisan Mayjen Tritamtomo Panggabean SH  dengan penuh semangat dan wibawa 
mengingatkan jajarannya untuk mewaspadai bahaya kolonialisme dan PKI. Sang 
jenderal kembali mempertontonkan kualitas, intelektualitas dan mentalitas para 
penguasa negeri ini.
  
*Penyerbuan terhadap Kampus Achmadiyah di Parung ketika organisasi keagamaan 
ini sedang melakukan pertemuan akbarnya beberapa waktu yang lalu oleh kelompok 
preman yang juga memakai atribut dan mengatas-namakan agama Islam sungguh 
menyedihkan di bulan proklamasi kemerdekaan RI ini. Kendatipun kejadian 
tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak termasuk tokoh dan intelektual 
muslim seperti Gus Dur, Dawam Rahardjo. Ulil Abdalla dan lain2, penguasa 
Kabupaten Bogor dan juga beberapa daerah lain terus mengambil langkah dan 
keputusan melarang organisasi Achmadiyah dan menutup tempat2 ibadah serta 
pusat2 pelayanan mereka.
 
*Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan 11 fatwah yang sulit dipahami akal 
sehat. Selain fatwah yang mengharamkan Achmadiyah, juga ada fatwah yang 
mengharamkan pluralisme, liberalisme dan sekularisme. Fatwa2 ini menjadi 
pegangan dan pedoman bagi kelompok2 yang barangkali sudah capek berpikir dan 
doyan bertindak yang merusak. Intelektualitas religius dan keimanan macam 
apakah melandan bangsa ini?
 
*Sekelompok intelektual di Bandung mengadakan Seminar Pelurusan Sejarah Tragedi 
Kemanusiaan 1965/66 tanggal 10 Agustus 2005. Acara ini semula direncanakan dan 
sudah diizinkan dilangsungkan di Aula Universitas Pajajaran (Unpad). Tetapi 
karena aula itu akan dipakai oleh Ibu Negara  Ani SBY 2-3 hari setelah 10 
Agustus maka harus disterilkan. Maka dipindahkanlah acara itu ke auditorium 
Lembaga Antariksa di Andir, Bandung. Namun pada pukul 21.00 tanggal 9 Agustus, 
12 jam sebelum perhelatan itu diadakan Komandan Pangkalan Andir memutuskan 
melarang pelaksanaannya di kawasan lapangan terbang yang juga adalah Pangkalan  
AURI itu. Kelabakanlah Panitia mencari jalan keluar. Upaya intervensi mantan 
panglima AURI Laksamana (Purn) Saleh Basarah tidak berhasil karena sang Kolonel 
Komandan Pangkalan bisa mengizinkan kalau ada perintah dari Panglima AURI yang 
berkuasa sekarang, bukan dari mantan Panglima. Untunglah bahwa Panitia berhasil 
melalui seorang yang baik hati mendapatkan tempat di hotel
 Bandung Permai. Sangat darurat, ruangannya panas sekali karena tidak ber-AC. 
Semua peserta (mayoritas para korban yang sudah uzur) menerima realita ini 
karena sudah terlatih menderita. Kolonel Komandan Pangkalan Andir ini sekedar 
mendemonstrasikan mentalitas dan intelektualitas yang sedang menguasai penguasa 
negeri ini sekarang.
 
* Mahkamah Agung dalam keputusan kasasinya tanggal 8 Agustus 2005 membebaskan 
mantan komandan Kodim Dili Letkol Soedjarwo dari tuduhan pelanggaran HAM TimTim 
1999. Maka lengkaplah, semua 16 panglima dan komandan tertuduh kasus TimTim 
dibebaskan. Dan sempurnalah keputusan hukum Indonesia yang berkeadilan. Ya mau 
bilang apa kita ini???
 
* Kasus pembunuhan Munir mulai disidangkan dengan Pollycarpus sebagai tertuduh 
utama. Bahwa mulai disidangkannya kasus ini, kita sambut. Akan tetapi saya 
khawatir dagelan persidangan ini akan sama seperti kasus2 penculikan tahun 
1976/77 dimana cuma prajurit2 Grup Mawar Kopasus yang dikorbankan, sedangkan 
dalangnya tidak tersentuh hukum.
 
*Kasus2 korupsi sungguhan belum tersentuh. Yang diproses dan divonis malahan 
dibebaskan, seperti Nurdin Khalid, Akbar Tanjung dan beberapa cukong. Yang 
dipaksakan diexpose adalah kasus KPU dan mau "dikejar" kasus Bank Mandiri.
mBahnya koruptor, Suharto tidak berani disentuh hukum karena "sakit ingatan". 
Ya mau apa lagi kalau penguasa negeri ini pada semua tataran makin kuat 
dikuasai hamba2nya Suharto?
 
*Bagaimana kasus Aceh nanti pasca penandatanganan Kesepakatan RI-GAM 15 Agustus 
2005 nanti?  Bagaimana masalah Papua yang makin membara setelah Aceh dianggap 
akan mendingin?  Apa dampak kesepakatan KKPnya SBY dan Xanana Gusmao bagi 
perjuangan HAM?  Saya tidak paham.
 
Karena itu saya cuma mau tau kadar kemerdekaan bangsaku setelah 60 tahun 
merdeka dari penjajahan asing.
 
gustaf dupe  
 








                
---------------------------------
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hf4e0d0/M=362343.6886681.7839642.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1124012342/A=2894350/R=0/SIG=10tj5mr8v/*http://www.globalgiving.com";>Make
 a difference. Find and fund world-changing projects at GlobalGiving</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke