http://www.republika.co.id/berita/97991/Muhammadiyah_Umat_Islam_Susah_Bersatu

Muhammadiyah: Umat Islam Susah Bersatu
By Republika Newsroom
Kamis, 24 Desember 2009 pukul 15:16:00 
FREEWEBS.COM 
LAMONGAN--Umat Islam susah untuk berukhuwah, bersatu dengan saudaranya sendiri. 
Sedangkan benih perpecahan selalu tumbuh dari kalangan Islam sendiri. Sehingga 
Islam yang berpenduduk banyak tidak mampu berkembang dan selalu kalah dengan 
para musuh-musuhnya.

''Ketidakmampuan umat Islam untuk berukhuwah inilah salah satu alasan kenapa 
begitu sulit mengalahkan Israel yang hanya berpenduduk 6 juta jiwa,'' kata 
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir, saat menjadi pembicara dalam 
Peringatan Milad Muhammadiyah 1 Abad yang diadakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah 
Lamongan di GOR setempat Rabu (23/12), kemarin.

Diungkapkan Haedar, ketidakmampuan untuk berukhuwah tersebut juga terjadi di 
Indonesia. Nusantara yang dulunya animisme dan dinamisme kini 90 persen 
penduduknya beragama Islam itu berkat jasa da'i dan ulama terdahulu. Kemudian 
sekarang realitas Islam sudah memiliki begitu banyak ormas mulai dari NU, 
Muhammadiyah hingga Persis maupun Al Irsyad. Kemudian ormas yang sudah banyak 
ini semakin banyak sejak medio 1998-an.

''Bibit perpecahan umat Islam di Indonesia akibat pola lama yang selalu 
terjadi. Yakni selalu berebut ikan di kolam yang sama. Kalau ini bisa untuk 
tidak dilakukan dengan memancing ikan di kolam yang lain, bibit perpecahan itu 
tidak akan tumbuh. Demikian pula kalau ingin memberi kejayaan pada Islam, kita 
harus bersatu, berukuwah dan menghindari bibit-bibit perpecahan,'' tegasnya.

Dalam kesempatan itu Haedar juga menyinggung kasus bail out Rp 6,7 triliun Bank 
Century. Menurut Haedar, ada dana Rp Rp 6,7 triliun yang raib dengan 
dilegalisisasi secara luar biasa. Dia juga berharap Pansus Bank Century yang 
saat ini mulai bekerja agar tidak main-main dengan kasus tersebut.

''Saya tidak akan berbicara yang berurusan dengan politik. Tetapi jangan sampai 
kasus ini menghipnotis rakyat untuk percaya bahwa pengucuran dana Rp 6,7 
triliun itu legal, Allah tidak pernah tidur. Allah juga tidak pernah salah 
menghisab siapa saja yang bersalah'' kata dia dalam kegiatan yang dihadiri 
sejumlah pejabat pemkab Lamongan

Indonesia adalah negeri yang sangat makmur. Bahkan diakui sebagai Negara yang 
berhasil selamat dari krisi global yang membuat banyak Negara maju limbung. 
Namun diungkapkannya juga ada fakta bahwa negara ini mulai tertinggal oleh 
Negara yang dulunya bahkan harus belajar dari Indonesia. Di dunia pendidikan 
Indonesia kini bahkan mulai tertinggal dari Vietnam.

''Kita perlu menengok ke diri sendiri. Jangan-jangan kita sendirilah yang 
menyebabkan negeri yang makmur ini selalu dirundung masalah. Padahal Allah 
telah menjanjikan akan memakmurkan negeri yang umatnya beriman dan bertaqwa. 
Dan janji Allah itu pasti benar. Setiap elit di negeri ini juga hendaknya tidak 
main-main dengan amanat yang kini diembannya. Karena elit selama ini telah 
diurus dengan biaya negara yang tidak sedikit,''ujarnya

Dicontohkan Haedar, take home pay yang diterima anggota DPR RI yang mencapai Rp 
75 juta setiap bulannya. Tetapi jika sampai melakukan hal yang menyimpang maka 
para wakil rakyat maupun pejabat elit lainya dinilainya sudah tidak mempunyai 
nurani.

''Para elit harus belajar dari masa lalu. Sebab kemewahan tidak selalu mampu 
membuat ketengangan dalam kehidupan. Apalgi dari hasil mengeruk uang negara,'' 
pungkasnya. masduki/taq


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke