Nasehat Itu Mudah 

#fullpost {display:none;}


Nasehat Itu Mudah
Oleh : Mochammad Muallim

Segala permasalahan yang ada dalam kehidupan ini banyak membuat orang 
kehilangan arah, bingung dan mungkin putus asa. Tidak sedikit dari mereka yang 
membutuhkan nasehat, petuah maupun psikolog, akan tetapi terkadang mereka tidak 
bisa menerima nasehat itu, meski sebenarnya nasehat itu menuntunnya menuju 
pintu keluar dari masalah.


Apa sebabnya?


Karena nasehat itu mudah, namun yang jadi masalah adalah menerima nasehat itu 
sulit, terlebih bagi orang-orang pecinta hawa nafsu, nasehat adalah sesuatu 
yang pahit, jika menerima aja sulit apalagi melaksanakannya, maka tak heran 
jika orang-orang mendengarkan ceramah hatinya tenang, namun selesai ceramah, 
selesai pula nasehat itu.

Maka tak heran banyak orang sering mendengarkan ceramah namun seperti 
mendengarkan lagu, bukan inti nasehat yang diterimanya, namun keindahan 
suaranya yang dinantikan. Apalagi jika mereka pecinta hawa nafsu, tentunya 
menganggap semua nasehat seperti suara radio rusak bagi telinga mereka.

Memang memberi nasehat itu mudah, menyuruh orang itu mudah, tausiah juga mudah, 
yang sulit itu mereka mau menerima dan melakukan, terlebih jika orang yang 
memberi nasehat itu pun tak jauh beda dengan mereka, alias pemberi nasehat pun 
tidak menjalankan apa yang dinasehatkan kepada orang lain, kecuali saat-saat 
tertentu.

Contoh kecil yang berpengaruh besar adalah, seorang ayah menyuruh anaknya 
sholat, sementara ayahnya asyik menonton televisi. Anak yang baik dia akan 
melaksanakan dan bahkan akan mengingatkan ayahnya. Akan tetapi jika anaknya 
kurang baik hanya akan melakukan ketika saat diperintah, karena dalam logika 
anak tersebut "yang menyuruh aja tidak melakukan".

Itu adalah contoh kecil, kita bisa meraba diri kita masing-masing, adakah kita 
berperilaku semacam itu dalam kehidupan kita? Atau bahkan lebih dari itu he he 
he.

Banyak orang merasa hebat dengan jam terbang ceramahnya, atau banyaknya buku 
yang dikarang, namun ceramah dan karangan itu hanyalah menjadi ide cemerlangnya 
tanpa diimbangi oleh pelaksanaan ide-ide itu untuk dirinya sendiri, hal 
demikian ini dikecam oleh Al ghozali "walau qoro'ta l ilma miata sanatin wa 
jama'ta alfa kitabin, la takuwna mustaiddan lirohmatillah" Walaupun kau belajar 
keilmuan 100 tahun dan kau karang seribu kitab, tidaklah membuatmu siap atas 
rahmat Allah.

Kenapa demikian? Karena hal itu adalah perilaku sebagian filosof yang hanya 
berfikir tanpa beramal, alias hanya berangan-angan dilangit konsep keilmuan 
yang tidak pernah dia lakukan untuk dirinya.

Penulis jadi teringat pada guru penulis, beliau ditengah malam selalu sholat 
malam diteras rumahnya, sementara beberapa kawan saya masih tertidur disitu, 
namun beliau tidak mengganggu jam tidur kawanku itu hingga jam yang sudah 
diatur untuk semua kawan harus bangun dan melakukan sholat malam. Terkadang 
jika diantara mereka ada yang terbangun otomatis yang lain dibangunkan kawan 
yang terbangun itu dan segera berpindah.

Semoga saja guru-guru di Indonesia bersikap semacam itu, tentu Indonesia akan 
punya generasi yang bermutu dalam skala besar, guru-guru yang mampu memberi 
suri tauladan bukan guru yang banyak nasehat tanpa perbuatan.

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak 
kamu kerjakan?" QS.61:2

dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah 
diusahakannya,QS.53:39

Allim
Tangerang, Sabtu 23 januari 2010




Mochammad Moealliem
http://www.muallimku.blogspot.com or http://www.facebook.com/muallimku

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke