Untuk lihat peta dan rute haji lihat di  www.muallim.tk galeri photo nomor 13 
dan 14, jika butuh Al qur'an dan terjemahnya juga ada, sejarah nabi muhammad 
ada diruang Library, karangan khusein haekal berbahasa indonesia
   
   
   
  Oleh-oleh Dari Makkah
   
   
   Apa yang ada dalam bayangan anda tentang Makkah, kota suci sejak zaman tak 
diketahui, sebelum Ibrahim meninggalkan Siti Hajar bersama Ismail fi waadin 
ghoiri szi zar'in Sebuah bukit tanpa tumbuhan, didekat baitil haram (Ka'bah). 
Mungkin kita tidak tahu persisnya kapan, yang jelas Ka'bah adalah rumah pertama 
yang dibangun untuk manusia. "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk  
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah  yang diberkahi dan menjadi petunjuk 
bagi semua manusia ."QS: Ali Imron : 96.
   
  Hajar Aswad (batu hitam) dalam kisahnya barang siapa menciumnya, nanti 
diakhirat Hajar Aswad akan mengenali orang-orang yang pernah menciumnya, 
berbeda dengan cewek-cewek sekarang yang akan melupakan orang yang pernah 
menciumnya he he he. Kata Umar "seandainya nabi muhammad tidak menciummu, aku 
tak akan menciummu pula", batu hitam yang tinggal beberapa butir kecil itu kini 
terbungkus rapi dengan benda yang memberikan keamanan bagi dirinya dari para 
pencium.
   
  Multazam, sebuah tempat antara hajar aswad dan pintu Ka'bah, salah satu 
tempat untuk berdoa yang mustajab, begitu pula maqom Ibrahim (batu yang 
menyimpan telapak kaki Ibrahim kala membangun Ka'bah), juga hijr Ismail dan 
masih banyak lagi tempat-tempat mustajabah untuk berdoa. Anda tidak usah 
berkecil hati bila belum diundang Sang Maha Esa untuk mengunjungi Baitullah, 
anda pun masih punya banyak waktu mustajabah selain ditempat-tempat itu. Dan 
disetiap hari ada satu waktu mustajabah, setiap minggu ada waktu mustajabah, 
berdoalah niscaya Allah mengabulkanya, ud'uny astajib lakum.
   
  Sofa dan Marwa, ketika Ibu Ismail kebingungan mencari air, tiada saudara, 
tiada sanak family, tiada kawan, hanya berdua dengan Ismail yang masih kecil, 
terpontang panting dilembah yang tandus, tanpa tumbuhan, tanpa air, sementara 
sang ayah kembali ke Palestina untuk meneruskan risalahnya, Sang ibu berlari 
kesana-kemari, naik sofa, naik marwa demi untuk mencari petunjuk dimanakah air 
itu ada, barangkali sekelompok burung terbang memutar diatas sumber air itu. 
Entah seperti apa perasaan siti Hajar dan Ismail waktu itu.
   
  Zam-zam, tiba-tiba dibawah kaki dimana Ismail ditempatkan memancarkan air, 
dan siti Hajar mencoba mengumpulkannya dengan ucapan "zam, zam" hingga akhirnya 
lembah itu menjadi ramai karena banyak kafilah-kafilah berhenti beristirahat 
dan mengambil air untuk minum disana,  hingga pada akhirnya lahirlah Nabi 
Muhammad dari keturunan Ismail bin Ibrahim.
   
  Mungkin bagi rekan-rekan yang pernah haji sudah hafal tentang itu, disini 
penulis hanya ingin bagi-bagi oleh-oleh yang penulis peroleh ketika haji, 
setidaknya bagi kawan-kawan yang belum haji sedikit tahu tentang itu. Sebab 
penulis tak membawa oleh-oleh kecuali kenangan yang akan bisa diberikan ketika 
dtulis atau diceritakan.
   
  Pada tanggal 8 dzul hijah para jamaah haji menuju mina, dengan bermacm 
sarana, ada yang sudah disiapkan bisnya, biasanya jamaah dari indonesia dan 
negara-negara yang lain, ada yang naik angkutan, ada yang berjalan kaki, 
meskipun jauh namun karena banyak sekali orangnya, jadinya tidak begitu terasa 
didukung hati yang gembira, kebetulan penulis ikut yang berjalan kaki bersama 
kawan-kawan, sebab kalau naik kendaraan macet, dan lebih cepat berjalan kaki, 
dari depan penginapan di dekat masjidil haram penulis mengabungkan diri bersama 
para pejalan kaki menuju mina, dan kebetulan jalur jalan kaki dekat dengan 
penginapan.
   
  Sejak pagi sebelum dluhur, sudah mulai berjalan menuju mina dengan pakaian 
ihrom, masuk terowongan aziziyah, yang yambung dari terowongan dibawah halaman 
masjidil haram, padahal gunungnya tinggi juga, penulis membayangkan dizaman 
nabi belum ada terowongan, paling tidak kalau mau ke mina harus naik-turun 
gunung yang sekarang ada terowongannya. Disepanjang jalan yang luas dan khusus 
pejalan kaki ada atapnya, yach lumayanlah tidak terlalu kepanasan. 
   
  Jutaan orang menuju mina untuk melaksanakan kesunahan mabit di Mina pada 
tanggal 8 malam 9 dzulhijah, sesampainya di Mina, setiap jamaah akan mencari 
tendanya masing-masing, termasuk penulis pun mencari tenda, yang berbeda dengan 
orang yang haji dari Indonesia, tenda penulis bersama orang-orang Mesir, 
Aljazair dan sekitar negara itu, sebab berngkatnya dari Mesir.
   
  Semacam kartu nama diberikan sebelum berangkat ke Mina, penulis kira Mina itu 
kecil seperti dalam keterangan kitab-kitab fiqh, namun ternyata lumayan luas, 
bahkan polisi lalu lintas aku tanya alamat tenda yang ada, dia bilang tidak 
tahu. Untungnya disetiap sudut ada peta lokasi Mina dengan model "anda saat ini 
disini". Setelah lumayan berputar-putar akhirnya ketemu juga tendanya, juga 
kawan-kawan Indonesia yang berangkat dari Mesir, ternyata letak tenda sudah 
melampaui batas daerah mina, bahkan sudah melewati "bidayat muzdalifah" awal 
Muzdalifah, ternyata benar Mina sempit tidak cukup untuk menampung lebih dari 2 
juta manusia.
   
  Mabit di Mina adalah sunah hukumnya, selama itu sholatnya disunahkan jamak 
dan qoshor, sebab rasanya lebih lelah perjalanan Mekah ke mina dari pada 
perjalanan Cepu ke Jombang, setelah mentari sembunyi penulis dan seorang kawan 
jalan-jalan ke Mina, sebab tendanya diluar mina, dan bisa dikatakan mabit 
ketika kita berada di mina pada malam hari walau sekedar lewat atau mencari 
batu. Berputar-putar hingga bosan melirik peta disudut-sudut jalan untuk 
mencari jalan kembali.
   
  Pakaian kita semuanya sama, jadi tak bisa dibedakan antara menteri dan 
mantri, malam larut lumayan dingin sementara kita tak boleh menutup kepala, 
istirahat harus terlaksana sebab besok pagi akan menuju arafah, untuk wuquf 
disana mulai dluhur sampai maghrib, seperti aliran air yang deras derap langkah 
para jamaah menuju Arafah, entah berapa kilometer yang harus ditempuh namun 
ketika hati kita riang hal itu tak begitu terasa, sebagian madzhab mewajibkan 
bertalbiyah selama perjalanan.
   
  Wuquf di Arafah pada tanggal 9 dzulhijah, adalah rukun haji, jika tidak 
mengikutinya maka hajinya batal, Jabal rahmah berada didalamnya, namun tidak 
ada kesunahan untuk kejabal rahmah, ibadah yang harus dilakukan adalah berdoa, 
sebab arafah termasuk tempat mustajabah, selama di Arafah kita pun melakukan 
sholat dhuhur dan ashar jamak dan qoshor. Setelah magrib kita pergi ke 
Muzdalifah untuk mabit disana dan melakukan sholat maghrb dan isya jamak dan 
qoshor juga, setelah tengah malam sebagian ulama memperbolehkan bagi yang ingin 
melempar jumroh aqobah, namun yang bagus ketika pagi setelah fajar, atau ketika 
kari raya idul adha, sebab nabi melakukannya waktu seperti itu.
   
  Penulis pun menikmati muzdalifah semalam, setelah subuh para pejalan kaki 
menuju Mina untuk melampar jumroh Aqobah pada tanggal 10 dzulhijah, dan membawa 
batu sebanyak yang diperlukan. Waktu itu jamarat atau tempat melempar jumroh 
masih berlantai dua dan tugunya masih asli, kalau kemarin sudah diperlebar, dan 
kini sudah berubah lagi, karena banyaknya jamaah haji. Setelah melempar jumroh 
aqobah kita tahllul, minimal memotong tiga helai rambut, setelah itu kita pergi 
ke Makkah lagi untuk towaf Ifadloh, kemudian sai antara sofa dan marwa. Setelah 
selesai kita kembali ke Mina untuk mabit dua malam (nafar awal) atau tiga malam 
(nafar tsani) dan melempar tiga jumroh tiap harinya, setelah selesai itu semua 
selesai juga ibadah haji.
   
  Konon kisah pelemparan batu dijamarat adalah mengenang sejarah Ibrahim yang 
sedang diuji Allah atas dua pilihan yang sama-sama berat, bayangkan saja 
Ibrahim dengan umur yang cukup tua belum dikaruniai keturunan atas 
perkawinannya bersama Sarah, tak lama kemudian Ibrahim menikah Hajar dan 
melahirkan Ismail, bagaimana rasa sukanya terhadap sang anak yang 
ditunggu-tunggu, ternyata Allah mengujinya dengan dua pilihan, memilih Allah 
atau memilih anak.
   
  Ibrahim mendapat titah untuk menyembelih Ismail anak kesayangannya, Ismail 
berkata pada ayahnya, kalau memang itu perintah Allah, laksanakanlah ayah, 
semoga aku termasuk orang yang sabar. "Maka tatkala anak itu sampai  berusaha 
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat 
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia 
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan  kepadamu; insya 
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"QS;Ash Shafat : 102.
   
  Ketika itu syaitan mencoba memperdaya Ibrahim, Hajar dan Ismail agar tidak 
melaksanakan perintah Allah atas dasar kemanusiaan, akhirnya syeitan dilempari 
batu oleh Ibrahim yang sekarang diabadikan menjadi ritual haji. Karena Ibrahim 
telah memilih Allah darpada anaknya maka ketika Ismail hendak disembelih 
turunlah malaikat membawa domba untuk berkorban, sekarang diabadikan dengan 
hari raya qurban, dan Ismail tak jadi disembelih.
   
  Mungkin waktu itu syeitan keliatan oleh mata manusia, malaikat juga keliatan, 
Jin juga keliatan, atau mungkin itu adalah sebuah keistimewaan bagi para nabi 
Allah melihat hal-hal semacam itu. Hingga pada akhirnya Ibrahim dan Ismail 
membangun Ka'bah yang didomentasikan dengan bekas telapak kaki Ibrahim di maqom 
Ibrahim, yang konon batu itu bisa naik turun, seperti batu yang ada di masjidil 
aqsa, ketika hendak ikut nabi Muhammad ketika isra mi'raj, namun jibril 
melarangnya. huch jadi seperti khayalan. Tapi memang dunia dulu adalah dunia 
penuh khayalan, itulah kelebihan orang-orang yang disayang tuhan.
   
   
  Alliem,
  Rabu, 06 Desember 2006
  Izinkan aku Engkau sayangi


              ----====o0o===----
  Kunjungi
  http://www.muallim.tk
  Kritikmu harapanku
   
  Ngobrol bareng aku, silahkan gabung di
  http://tech.groups.yahoo.com/group/kang_guru/ 
  Bersama menuju bahagia








 
---------------------------------
Have a burning question? Go to Yahoo! Answers and get answers from real people 
who know.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke